[O1; before the story]

509 45 2
                                    

Our Eyes met, make

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Our Eyes met, make

me forget to breathe.

Hari-hari laki-laki itu cukup indah. Ah, alangkah indahnya jika dia memiliki kekasih. Umurnya masih dikatakan masih muda, 23 tahun. Masih muda, bukan? Jika bertanya pada Yeonjun, apakah dia mencari yang sempurna?

Yea, sometimes we need that, but in reality—no one perfect, because their have own a story and a blank space. Yeonjun tahu, sangat tahu! But sometimes, man need a women who can wait then and cook after that eat together with a big smile on face. Sometimes man need a women who can wait then and cook after that eat together with a big smile on face.

And you know that, Yeonjun membutuhkan itu. Hanya itu, dirinya bekerja mencari nafkah sementara sang istri menjaga rumah dan memasak makanan untuknya disaat ia pulang. Is it's romance story?

Memikirkan hal itu, membuat Yeonjun hampir lupa. Dia perlu mencari bahan-bahan dapur untuk makan siang nanti. Loh, hari ini akhir pekan. Don't misunderstand, Yeonjun he can cook as well. Itu akan lebih romantis karena jika isterinya masih di luar berjalan bersama teman-temannya, dia tidak mati menahan lapar, malah memasak makanan untuknya.

Oh, kita melamun lagi. Akhirnya Yeonjun menatap toko kecil, tidak mengapa kecil, yang terpenting ada bahan-bahan yang ia perlukan selama itu masih ada di sana. Ayo, sebelum tokonya dikepung ramai orang-orang.

Yeonjun menyedari belakang tubuhnya dilanggar sesuatu— huh? Someone who can't see him? Impossible!

"M-maaf!" Yeonjun membalik, tubuh perempuan itu membungkuk tadi akhirnya bangkit, sekarang Yeonjun mengerti. Perempuan itu membantu anak kecil nakal itu. "Maafkan dia— oh my..Celanamu!"

Yeonjun mengikuti arah tangan perempuan itu, ah. Hari ini malang sekali ya dalam hidup Yeonjun. Yeonjun mengulas senyum kecil, andai saja tidak ada orang-orang di sini, dia sudah pasti melempar anak kecil itu ke jalan lintas.

Oh, Yeonjun tidak memiliki hati nurani sama sekali jika itu terlibatkan celana favoritnya! Bagaimana cara Yeonjun memintanya menggantikan! Yang ada marah orang dewasa—sepertinya akan dimarahi, like a women say; "Jangan kekanakan! Dia masih kecil dan kamu sudah dewasa. Celana itu bisa basuh lagi!"

Excuse me, women. Jika begitu, Yeonjun maafkan, setidaknya ajarkan anakmu untuk meminta maaf pada orangnya. Ini tidak! Yeonjun harap anaknya nanti tidak seperti ini, jika seperti ini dia membunuhnya! Haha! Oke, forget that.

"Tidak mengapa," padahal ini celana kesukaanku, mahal tahu! Aku susah payah mengumpul duit beli ini dan menjaganya baik! Yeonjun menatap anak kecil itu kosong.

The Story┃Oneshot YunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang