[O9; before the story]

163 19 9
                                    

“friend or couple? Of course we friend but act like couple!”
— Yoo Yong-Ha.

:

“Woi, Oppaa!” Haikal menengok kebelakang, niatnya ingin melihat wajah memanggilnya akan tetapi dia melihat sosok gadis berlari dan melompat ke kursi kini mendaratkan sebuah tendangan pada dadanya menyebabkan jangkung itu tersungkur belakang.

Begoo! Kalo gue mati gimana, anjing!” Haikal memegang bidang dadanya terasa sakit, mendongak menatap sang kekasih begitu bar-bar sekaligus menyebalkan.

Aing mah santai, tapi itu bukan sepenuhnya salah aing.” Sebenarnya sih, dari tadi mata-mata memandang mereka dengan raut aneh, kirain beneran ada yang bertengkar tahu-tahunya, adeh.

Aing, aing, aing, bantu kek daripada aing, aing lu!” Yumna cuma bisa menunjukkan cengiran khasnya, kemudian menghulurkan tangannya, Haikal memegang tangannya—“Aing kok dibawa lari, Yumna?!

...lupakan, saja.

Haikal mengaturkan napasnya sebisa yang mungkin kemudian terbaring di lantai, tidak peduli siswa-siswi menatapnya. Yumna datang;tadinya hilang takut dimarahi sama kekasihnya dan datang tahu-tahu membawa tahu.

Nih, neng mau tahu, neng.” Lelaki itu berdecih, tetapi tetap mengambil makanan itu dan memakannya pelan, “neng-neng, gue itu cowok tau, bukan neng!

Yumna memasang raut muka serius, “yakin sekali anda, itu kenapa rambutmu lebih panjang dariku.” Yumna menggeleng, “aneh teh.”

Haikal menengok samping dengan tak terima, “itu mah namanya juga trend fashion, lu itu kagak tahu apa-apa.”

Alah, bagusan nggak tahu apa-apa,” jawab Yumna menjeling gadis-gadis melirik sang kekasihnya diam-diam. Itu alasan aku manggil dia cewek, pikir Yumna tanpa sadar sang insan memanggilnya berkali-kali.

Haikal sebal melihat Yumna terus memerhatikan sosok gadis itu hingga risih. Lelaki itu langsung menarik pipinya hingga gadis itu memekik keras, dan memegang pipinya.

Apaan sih! Sakit tahu!”

“Makanya jangan lihatin cewek gitu, kayak mau makan mereka,” cakap Haikal dengan senyum lebarnya. Dia memainkan keningnya naik-turun, “cemburu neng?

Yumna memasang raut muka anehnya, memandang insan kini mendekatkan wajahnya, alih-alih itu Yumna menepuk wajahnya pelan guna mendorong wajahnya menjauh,“kagak aing cemburu tuh, ragamu udah seperti cewek, apalagi jiwamu teh.”

Laki-laki itu mendengus sebal, “boleh tidak jangan memanggilku teh, muak aku dengar.”

Yumna geleng, mengambil kaleng minuman yang ada sedotannya, gadis itu justeru memainkannya dan berkata membuat Haikal membuang muka kala wajahnya memanas setelah mendengar ucapan sang kekasih.

“Kata aku, teh itu nama panggilan sayang aku kepada kamu, Haikalku.”

:

“Bocah, kemari kesini! Kembalikan sepatuku!” Haikal memegang sebelah sepatunya berlari sekuat tenaga untuk menangkap sosok gadis kini berlari dengan gaya anehnya.

“Haikal!” Haikal hentikan langkah, menoleh mendapati seorang gadis tersipu malu setelah mata mereka berdua bertemu.

“Ya, Anna? Ada apa?” Haikal sebenarnya tidak ingin berbicara sekarang namun jika itu lelaki dia mungkin abaikan tetapi ini perempuan, mana mungkin dia bisa abaikan.

“Aku berikan ini padamu!” Gadis itu menyodorkan sebuah cokelat padanya. Haikal meringis dalam diam, selalu begini. Agak sedikit lama untuknya menerima cokelat itu, tetapi cokelat berakhir pada sang gadis yang bar-bar; Yumna.

“Terima kasih, Anna.” Haikal tersenyum, meraih kotak cokelat itu dan kembali mengejar Yumna namun langkahnya terhenti saat sebuah sepatu mendarat pada dahinya.

“Sakit bego!

Yumna berdecih tidak bersalah karena telah melempar sepatu laki-laki itu. Gadis itu menatapnya tajam, memberikan rasa cemburunya membuat Haikal tergelak.

Haikal langsung berlari dan memeluknya, “cemburu teh?”

kagak!

“Bilang saja, tidak sulit bagimu, sayang!” Haikal mencubit hidungnya gemas.

Tidak lama, ada sosok gadis yang tadinya memberikan Haikal sebuah kotak cokelat kini menatapnya Yumna tajam.

“Kamu itu ya, cuma teman! Bukan kekasih Haikal! Pantas saja Haikal tidak pernah ada kekasih karena kamu!”

Yumna menaikkan sebelah keningnya, mengerut bingung menoleh pada sang kekasih kini juga menatapnya. “Tapi kami ini sepasang kekasih,” beritahu Yumna memasang muka kusamnya.

“Bohong! Sengaja ‘kan!” Yumna memutar bola matanya malas saat gadis itu tidak percaya dengan katanya. Gadis itu menyiku perut Haikal, “beritahu apa hubungan kita! Malas aing.”

Haikal cuma kekeh, “kami berdua sudah lama menjalin hubungan,” jujur pemuda itu melepaskan pelukannya dan menghulurkan kembali kotak cokelat itu.

“Terima kasih cokelatnya tapi aku tidak suka makanan yang manis, selama ini Yumna yang makan—aduh!”

“Kamu itu yang maksa aing.”

“Yaa, salah aku, maaf ya.”

Haikal menatap Anna tersenyum, “kami bersikap begini karena kami memang sudah lama bersama sejak kecil, maka itu jangan heran jika orang-orang menganggap kami ini cuma teman ternyata deman.”

“Maksudnya?”

Kagak jelas tuh telinganya, sini meh aing jelasin, aing sama teh itu sudah pacaran, titik no koma.” []

“Bego, teh. Terbalik itu.”
Shin Yuna.

[ E N D ✓ ]

O2 MARET 2O22

Yoon YongHa from WEi or 1THE9

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoon YongHa from WEi or 1THE9

The Story┃Oneshot YunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang