[1O; Before The Story]

128 18 2
                                    

❝Kita itu seperti langit dan bumi, kelihatan dekat tapi tidak, sulit menggapai bumi yang kini disukai makhluk hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita itu seperti langit dan bumi, kelihatan dekat tapi tidak, sulit menggapai bumi yang kini disukai makhluk hidup.

•••

Cuma beberapa makhluk menyukai langit-langit, sebab kelihatan tenang dan terasa aman untuk sang hati kecil mereka.

Namun ada kalanya manusia membenci langit sebab langit-langit menghancurkan semua ketenangan melalui hujan turun membasahi kota besar itu, ada juga malah terasa senang melihat langit-langit menjadi abu-abu.

Ada sebagian orang dia lebih menyukai langit-langit menguning, alasannya terlihat indah dan jarang diketahui oleh khalayak ramai.

Tak hanya itu, ada juga manusia menyukai langit-langit gelap di malam hari memunculkan bulan menyinari bumi, meski terlihat cuma satu—sinarnya tak main-main, kalian bisa melihat bulan itu begitu jelas di atas sana.

Langit menunjukkan arti ketenangan, damai dan harmonis dengan apapun berlaku padanya.

Sesekali orang mencaci maki, dia tak pernah sekali mundur akan kerjanya menerangi bumi, meski langit dapat penuh asap-asap buatan manusia membuat kapasitas menjadi sebab abu-abu tetapi dia setia di sana.

Langit sangat setia.

Sangat berbeda dengan bumi.

Mereka bertolak belakang, bumi itu sering menjadi idola manusia yang kini mengagumi keindahan dirinya, begitu indahnya alam semesta tersebut berada di dalam bumi.

Mendapat ribuan pujian dari manusia, meski dirinya kerap dihancurkan dengan pembuangan sampah atau menghancurkan rumah hewan-hewan tersebut.

Tanpa menunjukkan rasa bersalah, manusia kian menjadi-jadi.

Terlampau mengikuti perkembangan zaman sekarang—seakan mereka takut ditinggalkan oleh Negera lainnya.

Meski bumi tetap dihancurkan, dia sama sekali tak bisa diobati kecuali adanya langit-langit setia menemaninya dan bantunya disaat dia kebakaran, disaat dia memerlukan air, disaat dia perlukan hembusan angin.

Langit tak pernah tinggalkan bumi, begitu sebaliknya.

Langit itu adalah Yuna, sosok yang bersikap tenang apapun dalam keadaan baju kusut, kacau balau dan rambutnya dikotori air kotor. Sosok figuran cuma terdiam tak pernah membalas dendam.

Penangkapannya sangat tajam, tawa puas, caci maki serta hinaan terus terdengar melewati setiap berlalu di telinganya.

“Yunaa! Aerin, aku sudah katakan padamu, jangan sekali-kali menganggu kekasihku!” Bentakan nyaring membisukan ruangan kafetaria itu, sosok figuran tampan membersihkan surai kekasihnya yang hindari bertemu mata dengannya.

The Story┃Oneshot YunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang