[O6 ; Before The Story]

176 19 6
                                    

“That was my first love that i can’t leave, please understood me, Na!”
— Kim Sungchan.

How many time i have to tell you, don’t late when we date, Na.” Gadis baru saja tiba dengan tangan disatukan di dadanya dengan bibir dikerucutkan, dengan manja ia mengerjap matanya polos.

Owh, maafkan aku Sungchannya Yuna, sungguh hari ini banyak orang di tokoku, jadi aku sedikit membantu, maaf ya?”

Sungchan mengeluh, iris matanya bergerak guna mencari kebohongan pada gadis itu secara diam-diam namun tiada kebohongan sekalipun di matanya. Gadis itu jujur padanya.

“Sebagai ganti, aku akan mentraktir makanan kita bagaimana?” Gadis itu menawarkan dirinya sebagai tanda maafnya atas kelewatan saat mereka hendak berkencan.

“Kamu tidak meminta aku menggantikan kembali, ‘kan?” Sungchan menebak, dia hanya takut terkena terjebak dengan kejahilan sang kekasihnya itu.

Pernah sekali Yuna mentraktirnya namun berakhir gadis itu menggunakan kartu kreditnya membuatnya hanya bisa mengelus dada. Dan hari keduanya, Yuna menggunakan duit sisanya dengan membelikan bunga untuknya.

Yuna tergelak lalu menyilang kedua tangannya dengan bibir dikerucutkan gemas—like what, so cute. No, no! Kali ini aku benar-benar menggunakan duit diriku sendiri.”

Sungchan menatapnya lama, dengan mata dikecilkan; memandang sang kekasih dengan curiga. “I—don’t believe that,” jujur Sungchan mendapat sambutan darinya.

That’s hurt! ” Sungchan meringis sambil terkekeh kecil melihat kekasihnya kini terlihat memasang muka kusamnya. Oh, so cutee. I want bite her cheek!

“Ayo sekarang kita pergi!” Sungchan merangkul bahu kekasihnya, meski usia mereka berpaut tiga tahun, itu tidak masalah bagi Sungchan karena dia tidak pernah bertengkar dengan kekasihnya.

Kekasihnya ini sangat berbeda dengan lainnya. Sangat berkesan hingga Sungchan tidak ingin melepaskannya. Meski dia selalu lewat tiba tempat perkencanan namun Sungchan sama sekali tidak masalah.

Yuna datang dengan wajah penuh sesal dan meminta maaf padanya karena telah lewat tiba. Selalu begitu, namun Sungchan memaafkannya. Hingga Sungchan merasa gadis itu melakukan hal yang tidak ia tahu dibelakangnya.

“Eh, lagi melamun siapa?” Yuna mencubit hidungnya pelan saat muncul di depannya dengan seulas senyuman melekat di wajahnya.
Yuna tiba datang setelah memesan makanan dan minuman mereka untuk dimakan di sebuah toko kecil.

Yuna hanya menggemari makan toko kecil di mana-mana asalkan tempat itu kecil tidak besar. Ia benci tempat yang besar-besar karena pernah berkencan di restoran mewah diakhir dia dikhianati.

Dan Yuna bertemu dengan Sungchan hanya laki-laki itu berbeda dengan laki lainnya. Yuna bekerja keras mengumpulkan duit untuknya dan kehidupannya. Sama sekali tidak memberitahu kekasihnya. Maka itu, dia selalu lewat tiba bertemu Sungchan yang telah mengajaknya pergi.

“Bagaimana dengan pekerjaanmu?” Yuna bertanya masih tersenyum tanpa lelah. Sungchan membalas senyumannya, “lancar. Semuanya lancar dan Yuna tolong mengerti jika aku sulit bertemu denganmu besok hari.”

Yuna mengangguk mengerti, “i know, something we can’t leave a dream to lover. I know well, Channie.” Yuna mengerti, menjadi penyanyi rap disukai orang ramai telah sulit untuknya.

The Story┃Oneshot YunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang