Sakit

7 1 0
                                    

Suara gaduh dari kamar Bapak membuatku ingin tahu,apa yang terjadi.Mbak Rika kakak tertuaku bersama Mas Riki berdiri cemas di depan pintu kamar Bapak.

"Mbak ,ada apa?"kulihat wajahnya cemas,sambil memegang kedua tangan Mas Riki ,suaminya yang baru di nikahi seminggu yang lalu.

"Apa Ibuk sedang bertengkar dengan Bapak di dalam?"batin Ela .

"Mas...dobrak saja ,aku takut Ibuk Mas!"jelas ketakutan Mbak Rika terlihat oleh Ela ,benar mereka bertengkar,tapi Ibuk tak pernah melawan Bapak,Ela sangat tahu ,Ibuk hanya akan diam meski di bentak atau di sakiti Bapak.Ibuk selalu bilang gak ada apa apa jika sedang bertengkar ,hanya diam dan tetap melakukan tugasnya.Bapak yang tak berhenti mengomel gak karuan .

"Ibuk Mbakk!"Ela sontak langsung memikirkan Ibuknya,tatap sendunya ketika sedang ada masalah dan hanya bilang ,gak ada apa apa Laa....sudah belajar sana!Ibuk pandai menutupi gundahnya.

Mas Riki bersiap mendobrak pintu di ikuti tatap cemas kami berdua,berharap semua baik baik saja.

Brakkkk...pintu terbuka dengan paksa,semua berantakan .Aku langsung memanggil Ibuk dengan cemas.

"Ibukkkk!"tapi tak ada bayangan Ibuk di sana,kulihat tangan Bapak berdarah ,semua berantakan .

"Pak,mana Ibuk?Bapak kenapa?"Mbak Rika segera memegang tangan Bapak yang penuh dengan darah segar.

"Dek,ambilkan alhokol dan kapas!Cepet!"Aku langsung berlari ke arah ruang tengah ,sambil terus berpikir apa yang terjadi ,ke mana Ibuk ?

Mas Riki membantu membersihkan darah di tangan Bapak,sedang Mbak Rika membereskan kekacauan yang ada,baju Ibuk seperti di hamburkan ,kaca rias pecah berantakan ,buku buku yang biasanya Ibuk susun rapi semburat ke mana mana,Ibuk di mana Ibuk,semoga tidak terjadi apa apa dengan Ibuk.

Kami membiarkan Bapak beberapa saat,Mas Riki memberi kode agar tak bertanya dulu padanya,tapi aku sudah tak sabar ,ingin tahu .

"Pak ,katakan di mana Ibuk?Ibuk gak di pukul kan sama Bapak?"kupegang erat lengan Bapak dengan bersimpuh ,agar segera menjawabku.Tapi Bapak diam ,wajahnya tegang ,ada kemarahan yang luar biasa di sana.

"Pak!"Aku tak terima Bapak diam begitu,aku takut Ibuk di sakiti .

"Sssttttt."Mbak Rika memegang pundakku agar aku tenang .

"Hiks ...hiks...hiks...tapi Mbak ,Ibuk !Ibuk kenapa ,Ibuk gak ada di rumah ,dan Bapak sepertinya sangat marah !"Aku tak tahan lagi ,meski usiaku baru 12 tahun aku bisa merasakan ,Bapak sedang marah besar,aku takut Ibuk kenapa napa.

Aku berlari ke kamar ,kupanggil histeris nama Ibuk berharap Ibuk segera menjawab panggilanku kali ini,nihil .Tak ada jawaban ,aku semakin tergugu ,menangisinya .Mbak Rika membimbingku,agar aku diam.

"Bapak pasti lagi marahan ,Ibuk Mbak !Biasanya Ibuk hanya diam kan jika Bapak marah marah ,tapi Ibuk bilang pasti ,gak ada apa apa dan nyuruh Ela belajar !"aku terus meracau sambil menangis,ku usap sendiri air mata yang terus mengalir ini dengan kasar ,ada rasa marah di hatiku pada Bapak yang hanya diam.

"Dek,sabar.Mungkin tidak seperti itu .Mbak juga bingung apa yang terjadi,nanti kalau sudah tenang kita tanya Bapak ya."Kulihat mata Mbak Rika memerah ,diapun ikut menangis.Dipeluk tubuhku dengan erat ,aku sedikit tenang mendapat pelukan hangatnya.

"Arya ....di mana Arya Mbak?Aku gak liat di kamarnya ?"tiba tiba aku teringat adik bungsuku ,yang sangat dekat dengan Ibuk.

"Coba cari di sebelah,biasanya main di sana!"Aku berdiri dan melangkah keluar ,melewati Bapak yang masih duduk diam di ruang tengah di temani Mas Riki.

Aku tak menemukannya ,tangisku kembali pecah .Kumasuki rumah dengan suara tangis yang membuat Mbak Rika berlari ke arahku.

"Ada Dek?"

Aku menggeleng sambil memeluknya ,aku kembali meracau .

"Pasti ini Bapak !Pak ,di mana Ibuk?Di mana Arya !Jawab!"kuguncang tubuhnya agar mau mendengarku.

Bapak menatapku dengan sendu ,terlihat luka di sana.

"Ibuk pergi bawa Arya !Biarkan saja,dia gak sayang kamu!Dia pergi menemui calon Bapak barumu ,jangan di cari .Dia sudah tak peduli padamu ,pada kita .Awas jangan ada yang nyari !"

Brakkkk,meja ruang tengah seketika terbelah jadi dua.

Deg....dadaku bergetar hebat aku terduduk lemas.Tidak percaya jawaban Bapak yang begitu jelas.Artinya Ibuk selingkuh?Tanpa pamit padaku,tak bilang selamat tinggal atau minta maaf karena sudah berbuat salah ?Dan Arya?Ibuk mengajaknya bertemu laki laki lain,tak tahan aku berdiri berlari sekuat tenaga ke kamarku .Ku biarkan air mata dan amarahku ,sakit rasanya dadaku mengingat penuturan Bapak.

Aku masih mendengar Mbak dan Mas yang masih tak percaya ucapan Bapak.

"Jadi Ibuk gugat cerai Bapak?"itu kata terakhir yang kudengar,dan aku tak ingin mendengarkan lagi kututup kedua telingaku dengan kedua tanganku .

"Ibuk jahat!"umpatku,rasa benciku dengan cepat tertanam tanpa tahu kapan akan pergi.

TETESAN RINDU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang