Sang Juara Terluka

5 1 0
                                    

Tiga hari sebelum lomba tingkat kecamatan ,Ela di minta fokus sehingga bersama teman temannya di buatkan ruangan khusus agar tidak capek bolak balik pulang ke rumah.
Ada dua ruangan yang di sediakan untuk anak laki laki dan perempuan ,bahkan Ibu Kepala Sekolah ikut menginap .

Tama ikut dalam tim sekolah tapi hanya satu cabang olahraga yang di ikuti  ,hanya Ela yang mengikuti dua jenis lomba.

"Sayang ,sudah makan belum?"Bu Tina selaku kepala sekolah sangat memperhatikan kesehatan tim ,terutama Ela.Karena harapan besar ada di tangannya,menurut penglihatannya Ela pantas juara ,dia sangat gigih .Dalam latihan catur ,hampir semua guru di kalahkannya,Gaga yang bertahan tapi babak kedua ,Gaga kalah .
Tenis meja pun sama,Ela punya ciri khas dalam memutar bola mini itu,selalu membuat putaran yang membuat lawanya kesulitan nerima bola .

"Sudah bu ,Alhamdulillah."jawab Ela ,setelah melipat mukenanya.

"Ini malam terakhir persiapan ,nanti malam hanya istighosah ,berdoa pada Allah agar kita semua di beri kesehatan dan kemenangan ,setelah Isya acaranya ,sholat jamaah di mushola ya !"

"Siap Bu!"Ela mengantar kepergian Bu Tina.

"Bu Tina perhatian banget ya El,mau nemani kita selama di sini,Seneng jadinya .Tapi aku takut El,gimana ya besok secara yang ikut itu ada ratusan  sekolah,apalagi yang dari negeri satu.Kabarnya mereka selalu juara setiap tahun." Riya adalah teman sebamgku Ela.

"Kita fokus aja,urusan juara.Allah sudah tulis ....ayok bersiap!"dengan tenang Ela berjalan ke luar kamar sambil memeluk mukena dan sajadahnya di depan dada.

Riya dan temen sekamar yang mau ikut lomba ,saling memandang ,dia begitu tenangnya .Tidak seperti mereka yang sangat cemas akan lomba esok hari.

Setelah selesai jamaah ,Bu Tina memberi sambutan dan semangat pada tim sekolah yang akan mewakili lomba .

"Di bawah pimpinan Pak Erlangga ,Ibu yakin tahun ini kita dapet juara umum.Semua semangat ,Ibu sudah menyiapkan hadiah untuk kalian.Juara 1 bebas sekolah selama 1 tahun ,juara 2 bebas SPP 1 tahun dan  juara ke 3 ,free SPP 6 bulan.Yang dobel juara Ibu pastikan kalian free selama sekolah di sini ,dan tahun depan bisa ikut lomba ini lagi .Untuk hadiah bonus nanti Ibu berikan sebagai kejutan untuk para pejuang sekolah .Semangat semua.Setelah ini ,segera istirahat .Esok kalian akan berjuang ,jangan lupa sarapan besok ya!"pidato Bu Tina begitu berapi api,air mata Ela merembes tak terasa.Gaga yang sedari tadi memperhatikannya ,tak tahan melihatnya.

"Dek...nih!"di ulurkan sapu tangannya untuk Ela.

Ela tak menyadarinya ,jika matanya basah karena perasaannya yang berkecamuk,sungguh Ela melihat Bu Tina seperti sosok wanita yang ingin di lupakannya,gaya bicaranya yang berapi api benar benar membuatnya ingat padanya,tetesan rindu itu ada tanpa di minta Ela.

Gaga tak ingin melihat kesedihannya ,dia benar benar tak tega.Perlahan di geret lengan Ela ,di balikkan wajahnya dan di usap lembut wajahnya yang basah.

"Pak !"

"Sebenarnya kamu kenapa?Kamu ikon lomba ini ,semua berharap besar padamu.Ingat kataku,tenang .Jangan pikir selain lomba.Kamu pasti bisa ,atau mau cerita padaku?"tatapnya teduh.

"Pak,udah .Malu di lihat temen temen tuh!"Ela berontak ,merebut sapu tangan Gaga,Gaga tersenyum .

"Ya udah ,kalo gitu.Istirahatlah!"

"El.....kamu kenapa.Om kenapa Ela?"tiba tiba Tama,sudah ada di samping Ela.

"Kamu nangis ya El?Om di apain Ela.Jangan ja....!"Tama refleks mengusap wajah Ela.

"Aghhh....kalian kenapa sih!"

Gaga dan Tama saling tatap ,Ela pergi meninggalkannya ,sebelum keduanya lebih parah menanyainya.

Ya Allah kenapa dua orang itu selalu menggangguku.Ini semua gara gara wanita itu,pergilah ....kumohon jangan hadir lagi meski hanya bayanganmu ,pergi!Tangisnya tak bisa di bendung lagi,diapun terisak di kamar mandi ,sampai akhirnya Ela capek .

Ela bisa melewati lomba dengan baik ,di final catur Ela tak butuh waktu lama untuk mengalahkan lawannya,Ela berhasil menyabet juara 1 mengambilnya dari juara bertahan tahun lalu.
Di tenis meja ,Ela juga masuk final.Yang di hadapi Ela juga juara bertahan tahun lalu ,dua kali berturut turut dan ini tahun ke 3 .Namanya Serly dari SMP Negeri 1.

"Dek....tenang ya ,yakin kamu bisa !"bisik Gaga yang mendampingi Ela sendiri ,Gaga gak mau di saat final guru lain yang mendampingi.

Di set pertama Ela menang tipis.Ela terlihat biasa menghadapinya ,meski wajahnya datar tak berekspresi seperti tak ada kebahagiaan di sana tapi juga tak ada beban,Ela yakin semuanya sudah tertulis itu yang di sampaikan pada Gaga.

Saat mendebarkan terjadi di set kedua,nilai saling menyusul dan saat terakhir Ela berhasil menukikan bola mini itu sehingga tak terjangkau oleh Sherly .Gemuruh tepuk tangan dan sorak gembira memenuhi aula pertandingan .

"Aghhhh!"Ela mengerang kesakitan di balik euporia kemenangan ,bagaimana tidak satu satunya peserta yang mendapat dua juara sekaligus,itu Ela.

"Laaa!"Gaga berlari menghampiri dahinya yang berdarah ,Gaga mengangkatnya sambil berteriak panik.

"Tam!Tolong telpon Ayah ,kita bawa ke rumah sakit!Cepat!"

"Tapi Om?"Tama tak kalah paniknya mengikuti Omnya dari belakang.

"Ikut saya!"Suara Bu Tina membelah kecemasan ,sedangkan guru lain segera mengamankan lokasi ,mencari tahu kejadian sebenarnya .

"Dek!Buka matamu.....jangan begini.Ambil pialamu Dek!"Gaga terus meracau tak karuan ,hatinya benar benar takut .Darah mengalir dari dahinya yang nampak sobek,dengan kedua tangannya Gaga menutup agar berhenti.

"Tam!Tolong sapu tangan Om,di saku!"

Tama sigap mengulurkan sapu tangannya sendiri,dan ikut membersihkan noda darah yang hampir menghiasi wajah Ela.

Tamapun sangat cemas,bahkan air mata menetes dari pojok matanya .Takut Ela tak bangun lagi.
Kedua tangannya erat menggenggam jemari Ela yang dingin.Elaaa....sadar El,jeritnya dalam hati.

TETESAN RINDU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang