Rita sudah terbiasa terbalut sakit.Rasa sesak dadanya selalu datang tiba tiba jika melihat putra bungsunya.Terbayang wajah Ela yang tersenyum di balik hijabnya .
Membuat air matanya menyentuh ujung bibirnya ."Maafin Bunda ,nduk.Sungguh Bunda tak ingin kalian tersakiti .Maaf Bunda pergi dengan cara yang menyakiti kalian ,Bunda lebih sakit dari kalian ,maafkan ...."suara tangisnya tertahan ,takut terdengar keluarganya yang cemas melihat kondisi mantan suaminya.
Pagi itu Rita melakukan aktifitasnya,menggosok pakaian para pelanggannya.Aktifitasnya terhenti ketika dering hp mengagetkannya.
"Assalamualaikum,Rit...kamu di mana?"ternyata Hida yang menelponnya.
"Wa alaikumsalam Hid,aku lagi nggosok .Kenapa?"jawab Rita penuh selidik,dari nada bicaranya seakan ada hal penting yang akan di sampaikan .
"Rit,mantanmu bunuh diri!Sekarang koma di rumah sakit,untung ada bapak bapak di sawah jadi dia terselamatkan!"dada Rita sesak tiba tiba,bagaimanapun dia bapak dari anak anaknya.
"Hum....semoga lekas pulih Hid.Aku bukan apa apanya lagi .Ada anak anak yang akan ngurusi." Rita berusaha menahan rasa sesak yang bersemayan di dadanya.
"Katanya gak ada dendam,gimana gimana dia bapak anak anakmu.Tengoklah keadaannya ,mungkin dia butuh kamu!"Hida membujuknya ,padahal selama ini Hida lah yang paling keras menentang Rita jika Rita masih peduli dengan keluarganya.
"Trim infonya .Kerjaanku masih banyak Hid.Kamu aja mungkin yang ke sana,wakili aku yaa.Salam untuk anak anak!"Dengan suara lirih Rita menjawab.
"Maksudku,kamu bisa ketemu dengan anak anak.Cerita yang sebenarnya ,untuk mantanmu itu masa bodoh ....mau dia kejang ,mau mati sekalian bukan urusanku ...yang penting kebenaran kepergianmu terkuak,datanglah Rit,aku anter yaaaa!"
Rita termangu ,membayangkan Ela yang selalu menolaknya,meski dari jauh ,Rita tahu bahwa Ela membencinya .
"Aku belum siap Hid.Maaf.....udah ah.Aku tutup ya ,di tunggu sama pelanggan nih !Wassalamualaikum....daaa!" Rita menutup panggilan .
Di seberang Hida menggeram dalam hati," kebiasaan nih bocah main tutup waeee.....hhhhhh!"
Nyatanya ,Rita tetap kepo untuk melihatnya.Melihat keluarganya panik ,melihat putri sulungnya kesakitan karena shock melihat kondisi bapaknya ,sehingga harus merasakan rasa sakit melahirkan tidak pada waktunya.
Rita benar benar sakit melihat semuanya,tanpa harus bisa menolongnya.
Hanya degup jantungnya yang terdengar bersahutan dengan isak tangisnya yang di tahan agar tak ada yang mendengar atau melihatnya.Nyatanya Gaga melihat meski hanya sekilas bayangannya."Maaf sayang ,Bunda belum siap bertemu kalian.Ya Allah beri mereka kemudahan ,beri kekuatan dan beri kesehatan semuanya ....Aamiin."lirih doa itupun terlantun dari bibirnya.
"Mbak!"suara perempuan mengagetkannya.
"I....ya....!"tergagap Rita menjawab karena rasa terkejutnya.
"Riiiitaaaa!"ternyata Hida sudah ada di sampingnya,wajahnya terlihat gak percaya melihat sahabatnya ada di rumah sakit.
Rita langsung memeluknya ,dia luapkan rasa sedihnya dengan menangis di bahu sahabatnya yang telah menjadi tempatnya bercerita selama ini.
"Menangislah sepuasmu....."Hida lembut mengusap kepala dan punggungnya ,untuk menenangkan sambil perlahan mengajaknya duduk di kursi tunggu.Hida mencari tempat yang agak jauh dari keluarganya,bagaimanapun Hida tahu Rita masih belum siap ketemu dengan mereka,namun hatinya rindu pada mereka.
Beberapa lama di biarkan Rita menumpahkan air matanya ,sampai akhirnya tidak lagi terdengar suara isak tangisnya.
"Tenanglah cucumu sudah lahir ,ganteng seperti ayahnya.Putrimu juga sehat aku tadi ke sana,Ela baik baik saja ....tenang ya!"di usap air mata yang masih tersisa di kedua pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TETESAN RINDU
RandomTiba tiba Ibu pergi ,gugat cerai pas sehari setelah pernikahan kakak perempuanya.Usiaku 12 tahun waktu itu ,tak tahu apa masalahnya .Mendengar dari ceriya Bapakku ,Ibu pergi dengan pacar barunya.Benci yang pertama kurasakan ,bahkan Ibu tak mengucap...