chapter 6

513 51 6
                                    

Seorang namja mungil yang tengah tertidur di atas kasur, perlahan mata indahnya terbuka dan ia mengerjapkan matanya untuk melihat sekelilingnya. Setelah itu ia bangkit dari kasurnya dan masuk kedalam kamar mandi ia sama sekali tidak mengingat kejadian sebelumnya yang sedang menimpanya.

Selesai mandi dan memakai baju sekolah
Ia segera turun untuk sarapan namu anehnya ia melihat ibunya yang sedang melamun di meja makan yang ada roti bakar buatan ibunya. Ia menghampiri ibunya dan bertanya."ibu ayah kemana?, Mengapa ibu melamun?."tanya Mark kepada ibunya. Ibu Mark pung mendongkakan kepala menatap putranya, ia tersenyum dan mengelus pipi Mark yang gembil pelan.

"Maafkan ibu yah nak."ucap ibu Mark tiba-tiba dan membuat Mark bingung.
"Maksud ibu apa?."tanya Mark penasaran.
Bukanya menjawab ibunya malah menangis dann itu semakin membuat Mark kebingungan."ibu kenapa menangis apa ayah memukul itu lagi?"tanya Mark karna ia tahu ayah tirinya itu suka sekali bermain tangan. "Ayah mu meningkatkan ibu lagi nak hiks hiks."ucap ibu Mark sembari menangis Mark membawa ibunya kedalam pelukannya."ibu biarkan saja ia pergi agar ibu tidak tersakiti lagi."ucap Mark lembut sambil mengelus punggung rapuh ibunya.

Ibu Mark mengelengkan kepalanya"bukan itu maksud ibu nak hiks a-ayahmu s-sudah meningal hiks"ucap ibu Mark membuat Mark membolakan matanya terkejut.apa yang barusan ia dengar ayahnya meninggal?.

"Ibu jangan bercanda yah ayah masih hidup."ucap Mark meyakinkan ibunya namu ibunya semakin terisak.
Ibu Mark berdiri dan menarik Mark ke kamar mereka di sana ada ayah Mark yang terbaring denga wajah Pucat dan tubuh yang dingin, kurus dan kaku.

Mark sangat terkejut dengan apa yang ia lihat bagaimana bisa ayah tirinya yang jahat ini meninggal dengan keadaan yang seperti ini.  Air matanya mulai  mengalir bagaimanapun ayah tirinya ini sudah merawatnya biarpun ia sering menyiksa Mark.

Drtt drtt drtt drtt...

Mark  mengangkat hp dari sakunya dan menjawab telpon nya.

"Hallo Mark kau tidak sekolah?."

"Tidak aku sedang tidak enak badan."jawab Mark dengan suara yang bergetar.

"Hey Mark, mengap dengan suaramu ap kau baik-baik saja?."

"Yah aku baik-baik saj renjun hanya sedikit pusing saja."

"Baiklah pulang sekolah nanti aku akan menjenguk mu."

"Ah t-tidak perlu renjun aku baik-baik saja."

" Tidak ada penolakan Mark, kau itu sahabatku."

"Baiklah terserah mu saja."

Akhirnya Mark mematikan sambungan.
Ia menatap ibunya yang sedang menangis sambil memeluk ayahnya.

Perlahan ia mendekati ibunya yang sedang terisak kemudian ia memeluk ibunya.

"Ibu ayo bangun kita harus mengurus jasad ayah sekarang."ucap Mark kepda ibunya yang kini sudah berdiri, ibu Mark pun memeluk Mark sambil menangis Mark juga menangis dan mengelus punggung ibunya yang rapuh.
.
.
.
.
.
.
.
.
Setelah acara pemakaman ayah Mark selesai tidak banyak yang hadir hanya  kerabat dan tetangga setempat yang menghadiri acaea tersebut.

Sekarang Mark sudah berada di dalam rumah ia duduk di sofa sambil memejamkan matanya sementara ibu Mark sudah di kamar untuk beristirahat karna
Beliau sempat pinsan di tempat pemakaman.

Tok..tok..tok

Mark pun membuka matanya ketika mendengar ada yang mengetuk pintu rumahnya ia tau itu pasti renjun yang datang dengan langkah yang pelan ia membukakan pintu dan terpampanglah
Renjun yang di ikuti chenle di belakang.
Mark pun mempersilahkan mereka berdua masuk kedalam rumahnya ia pergi ke dapur untuk membuatkan minuman setelah itu ia  duduk di depan renjun dan Chenle yang hanya bermain dengan ponsel nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Vampire King🦇👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang