Prolog

90 1 0
                                    

       Aku tersenyum dan akhirnya kutemukan! Suara langkah kaki ini menemaniku melewati jalan yang hampa. Kadang terdengar suara tetes air dari sudut ruangan, muncul karena hujan semalam. Aku menghela napas, berpikir untuk apa yang terjadi selanjutnya.
"Sial, sulit sekali..." Keluhku. Aku terdiam, memutar otak, mengamati ruang sekitar.
"Sunyi." Aku memutuskan untuk terjaga sepanjang malam tetapi tanpa sadar Aku tertidur namun sesaat kemudian rambatan cahaya mentari memekakkan mataku.
"Hah?! Sudah pagi? Tidak mungkin, ini baru 10 menit yang lalu. Sudahlah lebih baik Aku cepat pergi dari sini."
Aku membereskan barang-barang yang kubawa dan berlari untuk mengefektifkan waktu, perlahan bangunan tua itu sudah tidak terlihat lagi.
"Drrt... Drrt..."
"E-mail?"
You've got mail : Keadaan memburuk cepat kembali, sepertinya mereka merencanakan sesuatu. Aku akan memeriksa area rawan, berjaga-jaga jika mereka sudah bergerak.
"Sial." Keadaan semakin memburuk, tidak bisakah kita berbalik menang? Aku sudah muak dengan semua ini.
"Sret... Wuss!"
"Ha? Apa tadi itu?"
       Aku tersadar, yang tadi hanyalah laron kecil yang berterbangan. Tapi kudengar suara langkah kaki kuda dari nun jauh di sana. Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk suara itu semakin mendekat.
"Huft... Ok!"
       Aku berlari menuju setitik cahaya yang berada jauh di depan daripada Aku terjebak di area musuh. Menyedihkan sekali melewati area ini karena banyak pohon yang telah ditebang. Tak seperti di daerahku. Kuingin nanti di daerah ini akan ada penghijauan atau reboisasi. Apakah nantinya sang pahlawan akan datang? Atau Aku yang akan jadi pahlawannya? Itu tidak penting, yang penting Aku membawa misiku tuk menghijaukan daerah ini dengan baik dan damai.
"Drrt... Drrt..."
"E-mail lagi?"
You've got mail : Cepatlah! Iya atau tidak sama sekali. Aku ingin Kamu bergegas menuju daerah vertikal A lalu melewati horizon. Di balik horizon itu Kamu akan menemukan awal dari masalahnya. Segera laksanakan! Sistem gawat darurat.
"Apa? Sudah gawat darurat lagi? Cito!" Dan akhirnya sang pahlawan menembus batas kemungkinan.
"Aku harus cepat!" Perjuanganku masih belum berakhir.
       Aku berlari sesegera mungkin untuk menemui seseorang yang kukenal di masa lalu. Pasti, kita pernah bertemu di suatu tempat. Aku serius. Aku terburu-buru mengikuti gaya anak laki-laki yang seperti serigala itu dan menelusuri apa yang dia pikirkan. Aku ingin menemuinya. Apakah laki-laki itu senang jika Aku menerima cintanya?
"..."
"Aku meminjam sepeda putih dan baju yang lebih sopan milik Aisyah karena dia solehah, dia kan pebalet utama."
"Serius?"
"Aku serius karena Aku memiliki kenangan tentang adik laki-laki kecil yang ingin Aku manjakan dan  bahagiakan supaya Aku untung bersih."
"Maaf, Aku punya banyak penyesalan karena Kamu tiba-tiba datang dan memenuhi duniaku. Aku melihat ada banyak tanda tanya."
"Aku mencintaimu apa adanya."

ChilhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang