12

6 1 0
                                    

       Hari demi hari berlalu sampai akhirnya bulan Ramadhan tiba. Lucio sedang dalam tahap pemulihan dari penyakit autoimun yang di deritanya. Walaupun teman-temannya menjauhinya dan banyak rumor yang beredar tentang Lucio dan Lucia, Lucio masih bisa menjadi anak teladan dan mendapat julukan 'sang pangeran' di akademi musik.
       Lucio berusaha untuk lebih banyak bersosialisasi dan beribadah seperti biasa. Akan tetapi, Lucio yang sekarang menjadi penyendiri dan hanya Lucia yang peduli padanya. Lucio tidak ingin merepotkan teman-temannya.
"Lucio, penyakitmu sudah membaik dan sikapmu sudah lebih tenang sekarang! Aku tidak ingin Kamu tambah parah penyakitnya."
"Terima kasih, Lucia. Aku ingin menjaga jarak darimu juga tapi masih belum bisa."
"Tidak apa-apa, Lucio. Santai saja sih. Aku tidak keberatan."
"Bukan begitu, Aku sih masih bisa menahan sakitnya sendiri. Hanya saja, saat Aku sakit Aku memikirkan orang yang kusayangi dan terkadang berdua lebih baik daripada sendiri."
"Lucio, Aku pernah mendengar kata-kata itu."
"Hahaha, bagaimana kalau kita mengobrol tentang beruang kecil dan anak kucing untuk cerita anak-anak yang akan kubacakan kepadamu kali ini?"
"Lucio, Aku serius! Aku pernah mendengar seseorang mengatakannya padaku tapi ingatanku samar-samar."
"Maaf Lucia, menurutku Kamu lebih baik bersikap realistis. Aku senang sekali dibantu olehmu."
"Sama-sama. Nanti Aku akan mencoba mengingatnya lagi."
"Baiklah Aku tidak keberatan kok, Lucia. Terima kasih."
       Setelah melewati hari yang dijalani dengan sabar untuk berpuasa, Lucio semakin terlihat normal. Kesan pertama Lucio pada Lucia adalah dirinya. Lucia adalah seorang gadis terhormat dari keluarga kerajaan yang kaya raya dan memiliki latar belakang bunga Sakura karena pekerjaannya adalah maestra yang termuda. Akan tetapi, Lucio adalah pemuda yang berasal dari keluarga miskin yang dibiasakan dengan pola hidup sederhana dan disiplin. Tempat tinggal Lucio juga berada di desa yang suasananya bersahabat. Lucio sering menggunakan logikanya sehingga bisa menjadi anak teladan dan mendapat julukan 'sang pangeran' dan itu saja merupakan anugerah terindah yang pernah Lucio miliki. Lucio sudah lama ingin berteman dan menjaga Lucia dan kini telah jatuh hati pada Lucia. Lucio menyembunyikan kelemahannya dari orang lain kecuali keluarganya.
       Sebenarnya yang pertama kali suka kepada Lucia dan muncul perasaan dari dalam hati menjadi berdebar-debar dan tidak karuan yaitu Lucio. Dia lalu memberanikan diri untuk menyatakannya dan ternyata perasaannya diterima oleh Lucia. Mereka lalu memulai pertemanannya masing-masing dan Lucio yang hanya ingin menyatakan perasaannya saja dianggap aneh dan ternyata setelah diperiksa dokter memiliki gejala autoimun. Teman-temannya menjauhinya namun ada juga yang bersimpati padanya karena banyak orang yang sudah tahu. Tentang rumor yang beredar terkait mereka juga ada saja yang membicarakan dan baik Lucio dan Lucia sudah terbiasa.
       Saat ini Lucio tidak ingin saling bersama Lucia. Akan tetapi, Lucia selalu menolak dan mulai suka juga dengan Lucio. Lucia hanya ingin Lucio bahagia dan bisa hidup seperti orang-orang normal dan menjalani kehidupan supaya berguna untuk keluarga dan teman-temannya.

ChilhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang