"Dasar polisi playboy kampr*t!" Itulah kalimat yang menurut Naila cocok untuk tetangga barunya, seorang polisi yang bernama Prasetya.
Berawal dari gerobak bakso yang nyaris ditabrak saat Pras sedang melakukan penyamaran 2 tahun lalu, pria itu berte...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bab 7 -Niat Menghindar, Tapi ...
Naila terbangun dari tidur dengan perasaan tidak nyaman. Padahal dia tidak mengonsumsi alkohol, tapi rasanya agak pusing, apa gara-gara berciuman dengan Pras yang mulutnya rasa alkohol? Atau, karena dia kurang tidur?
Ya, Naila memang kurang tidur tadi malam. Setelah berciuman dengan Pras dan bergegas untuk pulang, Naila tak berhenti kepikiran adegan ciuman itu. Bahkan, pagi ini saat baru bangun tidur, Naila juga teringat lagi.
"Ah, sial!" seru Naila, menendang bantal dengan perasaan kesal.
Naila beranjak duduk, menyugar rambut panjangnya ke belakang dengan cepat. Meskipun dia bad mood karena memikirkan first kissnya tadi malam, tapi dia akui kalau ciuman semalam sungguh luar biasa, dia akui juga kalau Pras pandai melakukannya.
"Pasti itu bukan ciuman pertamanya Om Pras."
Naila yakin itu, Pras sepertinya sudah berpengalaman sampai Naila merasa ciuman Pras bisa seenak itu dan terus-menerus membuatnya kepikiran. Selain itu, kemarin Pras juga sedang bersama beberapa wanita di ruang VIP. Sialan! Pasti sebelum Pras menciumnya, Pras sudah lebih dulu mencium mereka.
Melamun sejenak sambil menyentuh bibirnya sendiri, Naila lantas dikejutkan dengan ketukan di pintu kamarnya. Ah, bukan ketukan, lebih tepatnya gedoran seperti orang yang hendak merusak pintu.
"Sebentar! Lo duluan aja!" balas Naila, dia berdecak kesal. "Emangnya ini jam berapa sih? Nyuruh sarapan sampai segitunya—anjir!"
Naila melotot melihat jam dinding, ternyata sudah jam sembilan! Astaga!
Panik, Naila membuka ponsel. Dia terpikirkan harus berangkat ke kampus. Namun, saat melihat tanggalan di ponsel, dia baru sadar kalau ini hari Minggu. Naila menepuk jidatnya, dia lupa!
Sebelum keluar kamar, Naila menyempatkan untuk membuka ponsel. Sudah dia duga, ada banyak chat masuk dari Bella dan panggilan tak terjawab. Tadi malam dia sudah memberi tahu Bella—hanya melalui chat—kalau dia pulang duluan karena mengantuk. Bella mungkin butuh penjelasan yang lebih masuk akal.
Well ... sebenarnya pun Naila pulang duluan bukan karena mengantuk, tapi karena bad mood setelah berciuman dengan Pras.
Per hari ini, Naila bertekad akan menghindar dari Pras. Kalau bisa untuk selamanya! Dia tak mau bertemu dengan pras lagi!
Naila bergabung sarapan bersama keluarganya. Suasana ceria seperti biasa kalau ada Dimas, sering melontarkan jokes yang menurut Naila garing.
"Dompetmu udah balik kan?" tanya Papa ke Dimas.
"Udah, Pa. Dibantu Mas Pras, terus Naila yang ngambilin ke kantor polisi," jawab Dimas sambil melirik Naila.
Namun, seperti biasa, Dimas melihat Naila yang tampak tak acuh dan seperti tak berminat jika dia membicarakan Pras.