Mikey pun bercermin di kaca berukuran sedang yang berada di kamarnya. Penampilannya sudah oke. Dia melihat jam dinding dan ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 07.00. Sebenarnya Mikey gak perlu tuh capek-capek menoleh ke jam dinding apalagi dia memakai jam tangan. Ini bukannya Mikey tidak bisa membaca jam analog, tapi memang sudah terbiasa saja melihat jam di dinding walaupun kadang suka tidak akurat.
Mikey pun keluar rumah, duduk di teras untuk memakai sepatu. Di luar ada kakak nya yang sedang mencuci motor pagi-pagi. "Bang masih nganggur lo?"
"Ya masih lah, lulus aja belum."Shiniciro mencuci motornya.
"Lo gak pernah ke kampus apa gimana?"
"Dosen gue hilang."
"Hilang? Kok bisa?"
"Chat gue gak dibales, padahal gue cuma ngajak bimbingan."
"Itu sih derita lo Bang, ahhahahah."
"Bangke lu! Dasar bocah! Sana, berangkat sekolah lu. Telat nanti."
Mikey pun memakai sepatu sebelah kiri. "Halah, sekolah deket begini. Urus noh kuliah lo. Udah kayak koboy kampus kagak lulus-lulus."
Shiniciro ingin sekali melempar ember berisi air bekas cucian motor itu ke Mikey. Bener-bener, masih pagi sudah bikin emosi aja. Padahal mah, Shiniciro tinggal minta bimbingan aja, gak begitu ada kendala dalam hal skripsi, paling revisi. Tapi, setiap kali minta bimbingan juga jarang, entahlah tiba-tiba saja dosennya menghilang. Chat juga tidak dibalas, mungkin sibuk atau ada hal lain. Tetapi, dia sudah teramat sabar untuk menunggu dosen pembimbing merespon pesannya dan segera bimbingan. Padahal sekali atau dua kali bimbingan lagi dia sudah bisa mengurus Semhas. Iya, skripsi nya Bang Shin udah mau selesai itu.
"Yaudah Bang, gue berangkat ya. Semangat ya Abangda."
"Yaudah sono! Belajar yang bener, jangan kebanyakan main."
............................................................
Sampai di Sekolah Mikey sang ketua kelas disambut oleh teman-teman sekelasnya. Seperti biasa, dia duduk paling belakang bersama Sanzu. Kelas nampak sepi karena masih banyak yang belum datang, padahal sudah jam 7 lebih.
"Zu, gak ada tugas kan?"
Sanzu hanya menggeleng. Mikey mengacungkan jempolnya, berati aman. Pelajaran pertama matematika dan Mikey memang tidak berjodoh dengan pelajaran penuh perhitungan seperti itu. Apalagi guru nya yang rada menyebalkan. Iya, Pak Charles. Dia tidak memberikan materi yang dalam tapi tugasnya banyak.
Belum ada satu bulan
Kuyakin masih ada sisa wangiku di baju mu
Namun kau tampak baik saja bahkan senyum mu lebih lepasBaji pun memainkan gitarnya sembari menyanyikan lagu satu bulannya Bernadya. Iya, Baji sekarang lagi suka sama penyanyi yang naik daun itu. Bukannya galau hanya saja dia memang suka lagu nya.
"Siapa yang nyakitin lo Baji?"tanya Mikey yang berpindah tempat duduk di samping Baji.
"Kazutora,"jawab Baji asal.
Sudah adakah yang gantikan ku
Kazutora yang sedang tidur pun langsung bangun dan menoleh kearah Baji. "Gue diem aja ya anjing."Setelah berkata seperti itu, Kazutora tidur lagi.
"Baji demam bernadya guys, ahhaha,"cetus Chifuyu.
"Cipuy, jangan sama Kajut ya. Mending sama gue aja."
Chifuyu mengernyitkan dahi nya. Sudah tidak waraskah si Baji. Mikey hanya tertawa saja. "Puy, Baji suka sama lo Puy."
"Gak normal ANJING!"
KAMU SEDANG MEMBACA
School With Tokyo Revengers
Fanfictionkisah keseharian Mikey dkk di sekolah Tokyo Manji Kalau suka, kuyy baca Genre: comedy Tokyo revengers punya Ken Wakui