Rokok

16 1 0
                                    

Jadi hari sabtu siang, Mikey, Sanzu, Ran dan Rindou sedang asyik bermain di bascamp andalannya. Iya mainnya di warung Lek Mar, tempat biasa mereka nongkrong dan jajan juga.

Cuaca siang itu sedang panas-panasnya. Panasnya serasa kayak lagi di neraka kalau kata Mikey, tapi Mikey sendiri juga belum pernah ke neraka. Iyalah, dia masih bernafas.

"Panas-panas gini emang enaknya minum es."

Baji yang ternyata dialah yang punya warung itu menggeleng. "Gak boleh minum es gue sama bunda, katanya nanti batuk."

Jadi, warung Lek Mar itu warung punya bunda nya Baji. Makanya itu, Mikey dan kawan-kawan menjadikan warung Baji seperti bascamp atau tempat berkumpul mereka.

"Tapi bunda lo jualan es,"ucap Mikey.

"Iya kalau bunda lo ngelarang buat minum es, ngapain dia jualan?"tanya Kazutora.

Baji mengangguk, meng-iyakan ucapan Kazutora. Kenapa, hal ini tidak terpikirkan olehnya selama ini. Baji juga tidak tahu mengapa bunda nya jualan es sementara bunda sendiri melarang Baji untuk meminumnya.

"Buat aja lah yok es nya,"ajak Mikey.

"Iya, haus bener gue,"balas Ran.

Baji mengangguk, memang dia juga lagi haus dan lagi pengen minum yang seger-seger gitu. "Iya, bayar masing-masing tapi."

Koko memutar bola matanya malas. "Iya sih Ji, bayar gue."Koko bicara dengan nada yang sewot.

Mereka semua--yang tengah kehausan pun minum es yang mereka buat tadi. Rasanya, tentu saja sangat segar dan manis. Cocok diminum saat cuaca sedang panas terik seperti ini.

"Gue inget waktu SD pernah beli es kayak gini juga,"ucap Mikey bernostalgia.

"Di cekek kan?"tanya Draken.

"Iya es nya di taruh di plastik gitu, terus minumnya pakai sedotan,"jelas Chifuyu.

"Dulu kalau ketahuan minum es, kena marah langsung sama bunda gue."

"Iya itu gue nyebutnya es cekek,"ujar Draken.

Mereka semua membuat es dengan berbagai rasa yang ada sesuai dengan selera mereka masing-masing, lalu minum bersama. Rasanya, tentu saja segar dan manis apalagi ditambah dengan cuaca siang yang panas terik ini. Tambah mantap.

Setelah es nya habis, Chifuyu langsung meminjam kamar mandi milik Baji. Iya, rumahnya Baji itu jadi satu sama warungnya. Maksudnya warung Lek Mar milik Baji itu berada disamping rumahnya.

Chifuyu pun segera ke toilet. Baru juga 10 menit minum, Chifuyu udah langsung kebelet buang air kecil. Biasalah beser, kalau minumnya terlalu banyak bisa bolak-balik kencing terus.

"Beser tuh orang,"gumam Kazutora.

"Ada kali dia kencing 3 kali gitu, kalau minumnya banyak."

"Woi mau nanya dong, caranya ngerokok tanpa rokok gimana ya?"tanya Mikey penasaran. Entah kenapa pertanyaan itu terlintas dari otaknya begitu saja. Mungkin dia sering melihat Shiniciro dan teman-teman kakaknya merokok, dia jadi ingin mencoba, tetapi selalu saja ketahuan oleh sang kakak.

"Sekarang gantian deh, definisi ngerokok tanpa rokok itu gimana?"bukannya menjawab Baji malah kembali bertanya.

"Ini mah sama aja kayak lo nanya nasi goreng tanpa nasi itu gimana,"sambung Sanzu.

Ran dan Rindou masih loading, berpikir bagaimana jika semua hal memiliki 'ketanpaan' seperti nasi goreng tanpa nasi atau ayam goreng tepung tanpa tepung atau masih banyak hal lain yang bisa dijadikan bahan 'ketanpaan'. Yah, namanya juga orang berkreasi, jadi hal itu dianggap lucu oleh banyak orang, termasuk dua kakak beradik itu.

"Lo mau coba merokok?"Kazutora merasa tahu arah pembicaraan Mikey kemana. Baji yang pikirannya konek ke Kazutora langsung nyambung. Dia memiliki sebuah ide yang menurutnya aman.

"Gue tahu gimana cara nya lo ngerokok tapi tanpa rokok."

Mata Mikey langsung berbinar-binar, sementara itu Chifuyu yang baru kembali dari kamar mandi langsung duduk disamping Baji. Dia belum tahu sampai mana pembicaraan mereka. Jadi, Chifuyu hanya menyimak saja. Baji yang melihat mata Mikey yang berbinar ingin tahu langsung mengembangkan senyum nakalnya.

"Gue ada es teh bubuk,"ucapnya. "Bisa dicoba."

Kazutora, Draken, Ran, Rindou, Sanzu, Koko, Inupi dan Chifuyu pun tertarik dengan ucapan Baji barusan. "Ini gimana konsepannya Ji?"tanya Draken penasaran.

Baji memberikan beberapa bungkusan es teh bubuk beserta sedotan pada teman-temannya. Sanzu mengernyitkan dahi nya. "Ji lo gak apa-apa ini? Es nya kan buat dijual."

"Halah gak apa-apa, bunda gue gak ada di rumah juga. Lagi pengajian dia, kalau ditanya bilang aja tadi ada yang beli."

Sanzu hanya menggeleng-gelengkan kepala nya saja. Memang Baji sudah terbiasa berbohong dengan bunda nya.

"Dihisap Ki."Baji mengajari cara merokok tanpa rokok, yaitu dengan menghisap es serbuk tersebut menggunakan sedotan dan serbuk-serbuk kecil itu muncul dari mulut seperti asap rokok beneran.

Mikey mengangguk paham. Jadi, beginilah cara aman untuk mencoba merokok tanpa rokok. Ide nya Baji tidak buruk dan Mikey langsung mencoba nya. Mereka menghisap es serbuk itu, gaya nya sudah seperti merokok betulan. Padahal, hanya pura-pura.

"Ini cocok buat orang yang gak mampu beli rokok,"cetus Koko.

Baji langsung memutar bola matanya malas. Inupi sahabat dekatnya Koko hanya bisa menghela nafas aja. Sementara itu, Mikey mulai bicara. "Iya sih Ko yang orkay mah."

"Yang miskin diem aja,"ucap Kazutora.

"Gue bercanda ya BABI."

"Babi gak ada salah dibawa-bawa,"ucap Mikey..

"Emang babi salah apa Ko?"

"Bangsat diem ah,"balas Koko sembari menghisap serbuk es nya.

Saat mereka sedang asyik-asyik merokok tanpa rokok Shiniciro--kakaknya Mikey tiba-tiba saja datang ke warung Baji, emang sengaja. Dia menyuruh Mikey untuk pulang dan membantunya untuk beres-beres rumah.

"Hebat ya."Shiniciro bertepuk tangan. "Berani kalian semua ngerokok."

"Enggak kok Kak, ini kan pakai es teh serbuk,"protes Mikey dengan nada sedikit nyolot pada kakaknya.

"Halah ya sama ajalah,"balas Shin tidak kalah sewot juga. "Udah sana buang! Bubar!"

Mendengar Shiniciro yang sudah murka, langsung saja mereka semua membuang es teh serbuknya dan kembali pulang ke rumah masing-masing. Kecuali Baji yang memang rumahnya disitu.

...................................................................

Sore harinya Wakasa, teman satu perjuangan kuliahnya datang ke rumah Shiniciro untuk sekedar bermain saja. Dia duduk di teras depan rumah. Shiniciro langsung menghela nafas. Dia ingin curhat, tetapi bukan masalah skripsi.

"Adek gue udah berani ngerokok."

"Biarin aja lah Shin, namanya juga cowok. Lo dulu juga gitu kan."Wakasa memberikan satu bungkus rokok pada Shiniciro.

"Katanya lo udah gak ngerokok lagi Sa."Shiniciro mengambil kotak rokok itu lalu membukanya.

Shiniciro langsung dibuat terkejut saat melihat isi didalamnya. "Lah..."Shin kembali menatap Wakasa dan Wakasa dengan santainya menghisap es teh serbuk. Sama seperti yang dilakukan adiknya.

Wakasa melirik kearah Shiniciro yang masih terkejut. "Halah ya sama aja lah."


Selain kehidupan sekolah inilah sisi lain dri kehidupan anak2 tokrev sehari-hari

Thor nya lagi kangen sama Tokrev makanya Up terus enih cerita wkwkwkkw

Vote and koment :)

School With Tokyo RevengersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang