1.1 What if Altera (End)

6K 317 76
                                    

Halo!

Vote + Comment

Req by. @anaknyajaemren_
Tag. @IraAgustin0

Note. bisa sambil play lagu
sisa rasa - mahalini

.

.

.




PLAK!

BUGH!

"Argh, sakit kak!" Renjun memegang perutnya yang baru saja ditendang Minhyung, sakit sekali rasanya, bahkan lukanya bekas tertusuk pedang kemarin saja baru sembuh, namun kini Minhyung membuat lukanya kembali terasa nyeri.

"Ini belum setimpal dengan dosa yang kau perbuat Renjun!"

"Dosa apa? Aku tidak melakukan apapun kak, hiks."

"Jangan menangis sialan. Penjahat sepertimu tidak pantas untuk mengeluarkan air mata!"

"Tapi sungguh aku tidak melakukan apapun kak!"

"Jangan pura-pura bodoh Renjun. Mengakulah kalau kau yang sudah memasukkan racun kedalam bahan makanan yang kemarin dibagikan kepada warga kan! Kau tau? Karena tindakan burukmu itu banyak warga yang melapor jatuh sakit!"

Renjun menggeleng kuat. "Sungguh aku tidak pernah memasukkan racun kedalam makanan warga. Mana mungkin aku tega meracuni rakyatku sendiri kak."

Minhyung tertawa sinis, "Lalu siapa? Orang yang kutugaskan untuk mengawasi bahan makanan kemarin hanya kau Renjun! Kau kira racun itu bisa masuk sendiri?!"

"Aku memang yang mengawasi bahan makanan itu, tapi sungguh aku tidak melakukan apapun selain memeriksa jumlah bahanmakanan yang akan dibagikan ke warga."

"Mengelaklah terus Renjun, kau semakin membuatku geram dan ingin cepat-cepat menghabisimu!"

Minhyung menarik lengan Renjun kasar, menyeret tubuh kecil itu ke tengah ruang utama yang berisi Jeno, Jaemin, para menteri, juga seorang pelayan yang melaporkan tindakan Renjun.

Tanpa belas kasih Minhyung menghempaskan sang adik dengan kuat, membuat Renjun jatuh dan meringis kecil.

"Lihatlah, pembohong ulung  ini masih tidak mau mengakui kesalahannya," ungkap Minhyung.

Jeno menatap Renjun tajam. "Dasar manusia hina penuh dosa, sangat menjijikkan."

Hatinya berdenyut sakit, Renjun menatap tak percaya kearah Jeno, tidak menyangka kakaknya akan mengatakan hal seperti itu.

"Kak Jeno.."

"Jangan memanggilku sialan. Namaku terlalu indah untuk dipanggil oleh mulut sampahmu."

Renjun menangis dalam diam, kepalanya menoleh menatap Jaemin dengan pandangan berharap.

"Kak Jaemin, kau percaya padaku kan?! Sungguh aku tidak melakukan perbuatan dosa itu!"

"Aku tidak akan pernah mempercayai penyihir berkedok manusia polos sepertimu Renjun. Seharusnya ayahanda dan ibunda tidak pernah memungutmu, kedatanganmu disini hanya membawa kesialan."

"Ini bukan sepenuhnya salah ayahanda dan ibunda Jaemin.."

"tapi ini juga salahku yang kurang tegas sebagai raja. Harusnya kubunuh saja anak pembawa sial ini dari lama," sahut Minhyung menatap Renjun penuh amarah.

Ephemeral || Renjun x NCT short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang