Halo
Vote + Comment
Enjoy!
.
.
.
Jeno menangis tertunduk di kursi ruang tunggu, menunggu dengan cemas adiknya yang masih ditangani oleh dokter.
Dirinya terus berdoa di dalam hati, berharap Renjun dapat bertahan dan tidak pergi meninggalkannya.
Bayangan wajah pucat Renjun dengan darah yang keluar deras dari sekujur tubuhnya membuat Jeno takut, takut kalau adiknya itu akan pergi meninggalkannya dengan rasa sesal di hatinya yang belum hilang, atau mungkin tidak akan pernah hilang sampai kapanpun.
"Renjun tolong kasih gue kesempatan buat nebus kesalahan gue, tolong jangan pergi.." gumam Jeno lirih dengan isakan kecil.
Beberapa menit terlewat, pintu ruangan akhirnya terbuka, menampilkan seorang perawat muda yang mengajak Jeno untuk masuk ke dalam ruangan.
Jeno berjalan ke sisi brankar Renjun, mengelus pelan dahi adiknya yang dilapisi oleh perban.
"Gimana adik saya dokter?" tanya Jeno menatap penuh harap, sangat menanti penjelasan dari pria paruh baya dihadapannya.
"Kepalanya mengalami cedera yang cukup parah-" dokter itu menjeda ucapannya.
"Lalu?"
"Hingga menyebabkan pasien lumpuh."
Bagai tercabik-cabik, Jeno merasakan dadanya yang seketika nyeri luar biasa. "Lumpuh?" tanyanya mencoba memastikan bahwa ia tidak salah dengar.
Dokter yang menangani Renjun mengangguk mantap. "Tapi beruntungnya pasien tidak sampai mengalami lumpuh permanen. Adik anda mengalami lumpuh sementara, masih ada harapan untuk dapat kembali berjalan normal setelah mengikuti terapi."
"Lakukan pengobatan apapun yang bisa membuat adik saya berjalan kembali dokter, saya tidak masalah dengan biayanya."
"Jika nanti keadaan pasien sudah membaik, kita akan mendiskusikan lagi untuk terapinya. Untuk sekarang pasien akan dipindahkann ke ruang rawat dulu."
Jeno mengangguk, "terima kasih dokter."
"Sama-sama. Dan satu lagi, kemungkinan besar pasien akan mengalami trauma pasca kecelakaan setelah sadar nanti, ditambah lagi keadaannya yang tiba-tiba lumpuh memungkinkan untuk membuat kondisinya bertambah drop. Jadi saya mohon untuk keluarga pasien agar selalu memberikan support besar supaya pasien semangat untuk kembali sembuh."
"Pasti dok, saya dan orang tua saya akan berusaha buat dia semangat untuk sembuh."
Dokter itu mengangguk dan tersenyum tipis," kalau begitu saya permisi dulu sekarang. Perawat lain yang akan memindahkan pasien ke ruang rawat."
Setelah Renjun dipindahkan ke ruang rawat VIP, Jeno baru mengabari orang tuanya yang masih berada di kantor untuk segera datang ke rumah sakit. Dirinya tadi terlalu kalut hingga lupa untuk mengabari orang tuanya.
~~~
"Jeno kamu pulang ke rumah dulu gih, mandi dan ganti baju sekalian ambil baju tambahan buat kamu sama Renjun. Mama sama papa tetap disini jagain adik kamu."
"Aku mau jagain Renjun di rumah sakit, mama aja yang pulang," tolak Jeno yang masih nyaman duduk di sofa dekat brankar."
"Pulang sebentar aja Jen, baju kamu udah kotor banget loh itu, baju salin buat kamu sama Renjun beberapa hari kedepan juga belum ada. Nanti kalau udah selesai ambil baju langsung ke rumah sakit lagi, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral || Renjun x NCT short story
FanfictionRenjun x NCT Brothership short story Ephemeral; berlangsung dalam waktu singkat. Genre: campur karena berisi kumpulan beberapa short story