6.2 Unfair

1.5K 166 23
                                    

Halo

Vote + Comment

Req by. @adekrenjun

Enjoy!

.

.

.


Renjun melangkah dengan semangat menuju meja makan. Ditangannya terdapat selembar kertas yang ia bawa penuh percaya diri.

Pemuda Aries itu mengembangkan senyumnya kala melihat mama dan papanya sudah duduk di ruang makan tengah berbincang bersama. Dari arah dispenser Renjun melihat Haechan juga baru saja datang dengan segelas air ditanganya.

Tapi ada yang aneh dari saudaranya itu saat ini..Haechan terlihat berbeda.

Wajahnya terlihat murung dan tak bersemangat. Tidak biasanya Haechan muram, karena yang Renjun tau adiknya itu memiliki pribadi yang ceria.

Walau ada sedikit rasa penasaran, Renjun tidak ingin mengulik lebih dalam tentang adiknya, ia pun tidak berniat walau untuk sekedar bertanya. Biarlah, mungkin suasana hati adiknya itu lagi kurang baik. Lagi pula hubungannya dengan Haechan tidak bisa dibilang dekat, jadi tidak ada gunanya juga ia bertanya jika nanti reaksi adiknya hanya tak acuh.

"Haechan kenapa sayang? Kok muram?" tanya sang mama sembari tangannya terulur mengusap surai anak bungsunya.

"Ehm, mama janji dulu jangan marah sama aku ya?"

"Iya sayang, sekarang kasih tau mama kamu kenapa, hm?"

"Nilai Haechan turun ma..maaf," ungkapnya lirih.

Wanita berambut sebahu yang biasa dipanggil mama itu tersenyum hangat, "gapapa sayang, wajar kalau nilai naik turun. Emangnya nilai Haechan berapa?"

"82 ma."

"82 itu masih bagus sayang. Besok mama beliin ice cream yang banyak supaya kamu gak sedih lagi, sekaligus jadi hadiah buat kamu karena udah berusaha, mau?" tawar sang mama membuat Haechan langsung menegakkan punggungnya.

"Beneran ma?" raut yang tadinya muram seketika kembali cerah seperti biasanya.

"Beneran dong, makanya jangan muram lagi, besok kita ke supermarket biar Haechan bisa pilih ice cream yang kamu mau."

"Mama emang yang terbaik!"

Sang ibu terkekeh kecil, ia masih terus mengelus puncak kepala anaknya yang kini tengah memeluk perutnya dengan manja.

"Ma..Renjun punya kejutan buat mama loh."

Senyum yang tadi bertengger indah di bibirnya seketika pudar kala matanya menatap anak sulungnya, Renjun.

"Apa?" tanyanya terdengar sekali jika ia malas menaggapi.

Ada sedikit rasa kecewa ketika melihat reaksi sang ibu yang tidak sesuai seperti perkiraannya, sangat berbeda seperti saat ia menanggapi Haechan tadi. Tapi Renjun mencoba untuk tak terlalu memikirkan perihal itu dan segera memberikan kertas ditangannya kepada mamanya.

"Tada! Ulangan sejarah Renjun nilainya 97!"

"Oh, yaudah bagus."

"Mama seneng kan?"

"Biasa aja, Haechan juga sering dapet nilai 100."

"O-oh gitu..tapi seenggaknya sekarang mama gak perlu malu lagi buat cerita tentang Renjun ke temen-temen mama, kan nilai aku udah besar."

Ephemeral || Renjun x NCT short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang