Chapter 8

113 13 2
                                    

널 차즐 떼까지...

.

"Sakura, kau ditunggu Gaara-senpai di ruang Club Olimpiade!"

Sakura mengangkat kepalanya dengan tangan yang masih menyimpan segala perlengkapan belajarnya kedalam tas sebelum mengangguk pelan merespon seorang gadis yang melongok di pintu masuk kelasnya sambil tersenyum manis padanya. Setelah mendapat jawaban dari Sakura gadis yang tidak ia kenali itupun pergi meninggalkannya. Memastikan semua telah beres, Sakura lalu memutuskan untuk melangkahkan kakinya keluar dari kelas.

Langkahnya menuntunnya menuju ruang Club Olimpiade dan langsung membuka pintu ruangan tersebut ketika ia sudah berada di depannya. Hal pertama yang ia lihat adalah Sang Kakak yang sedang mempresentasikan penjelasan dari sebuah masalah yang menjadi bahan olimpiade dua tahun yang lalu, di depan para junior yang baru bergabung dengan club tersebut.

Tidak mau mengusik konsentrasi laki-laki itu, ia langsung saja melangkahkan kakinya menuju salah satu kursi di dekat pintu. Meletakkan tasnya di atas meja sebelum mengeluarkan sebuah diklat bahan presentasi yang sempat diberikan oleh Gaara padanya semalam dan mulai mendengar penjelasan kakak laki-lakinya itu. Beberapa menit berlalu dengan suara Gaara yang menjadi latar suasana di ruangan itu sebelum akhirnya Sakura menghela napas sambil menopang dagunya.

"Sudah mulai bosan?"

Sampai sebuah suara dari sisi kanannya membuat spontan menolehkan kepalanya terkejut.

"Ingatlah selalu. Kalau kau sudah bosan bersaing dengan temanmu, kau bisa langsung menghubungiku. Kartu namaku masih kau simpankan?"

Itu Sasuke.

Sakura mengerutkan alisnya, merasa familiar dengan situasi ini. Ini kedua kalinya ia tidak menyadari laki-laki ini berada di sampingnya.

"Aku sudah sempat membaca bahannya sebelum datang kesini. Kau tenang saja. Dan lagi, sudah kubilang untuk tidak ikut campur dengan urusanku."

Sasuke tersenyum sebelum menganggukkan kepalanya. Sedikit banyak ia sudah sangat paham dengan sifat pantang menyerah gadis dihadapannya ini.

"Menyenangkan sekali mempunyai seorang kakak ketua club, kau bisa punya hak istimewa mendapat bahan pembahasan sebelum presentasi."

Sakura tersenyum sinis.

"Jangan mengatakan seolah-olah kau tidak dekat dengan Gaara. Kau tahu kau lebih banyak punya akses untuk itu daripada aku."

Sasuke mendengus namun tidak ingin memperpanjang pembicaraan tentang itu. Ia lebih memilih mengalihkan pembicaraan dengan memilih topic yang menyangkut ketenaran Sakura tanpa bermaksud menyinggung gadis itu.

"Statusmu sebagai adik seorang Gaara sedikit menguntungkan buatku. Tidak sulit menyuruh orang untuk mencarimu."

Sakura menghela napas mendengar fakta itu. Menjadi adik seorang Haruno Gaara tidaklah membuatnya lantas menyukai ketenaran yang didapatkannya secara instan karena Sang Kakak. Pintar, tampan dan dingin, predikat yang mampu membuat Gaara sangat popular dikalangan murid perempuan maupun laki-laki. Dan Sakurapun harus terkena imbas dari kepopularan Sang Kakak dikalangan para gadis terutama yang ingin mendekati Gaara.

Sangat menjengkelkan.

Sakura tidak suka menjadi pusat perhatian terutama oleh mereka yang belum terlalu akrab dengannya, dan ketenaran instan ini tentu saja sedikit mengusik hidupnya. Walau ia juga tidak bisa meyalahkan siapapun karenanya.

"Benarkah? Aku justru tidak suka dengan itu," gumamnya pelan tanpa minat yang masih terdengar oleh Sasuke yang menyeringai karenanya. Terdiam untuk sesaat sebelum otaknya mulai mencerna kata-kata Sasuke dan langsung menegakkan duduknya begitu ia menyadari sesuatu dalam kalimat tersebut.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang