새상을, 나의 조하해 남자 전하다이예요... 지금, 난 그냥 너 미소 하고시포요... 노무 보고시포요..
.
.
Masa orientasi yang membosankan. Sakura menopang dagu diatas tangannya menatap seorang pria yang sedang berbicara di podium dengan wajah suntuknya. Menghela napas, ia memutuskan mengambil ponselnya dan berselancar di dunia maya. Mencari referensi tempat wisata untuk liburan natal Desember nanti."Kalau kau jenuh, aku bisa menemanimu keluar."
Sampai sebuah suara membawanya kembali ke dunia nyata. Ia menoleh dan mengerutkan alisnya menatap seseorang yang tadi berbicara dengannya. Sejak kapan Sasuke duduk di sebelahnya?
"Kau terlalu fokus mendengar apa yang di ucapkan pembicara sampai tidak sadar aku duduk di sebelahmu beberapa saat yang lalu, kalau itu yang ingin kau ketahui."
Kini Sakura menaikkan kedua alisnya terkesima. Laki-laki itu seolah tahu apa yang ia pikirkan. Namun dengan cepat ia merubah rautnya menjadi ketus.
"Kau juga diterima di sekolah ini?"
Sasuke menyeringai mendengar nada antipati itu.
"Kalau iya bagaimana? Kau tidak suka?"
Sakura berdecak mendengar balasan cuek itu. Ia kembali fokus menatap ponselnya sebelum membalas dengan malas.
"Tidak juga. Kalau aku saja diterima, kau juga pasti diterima."
Seringai Sasuke melebar. Semakin hari ia makin suka membangun komunikasi dengan gadis ini.
"Aku anggap itu pujian."
Sakura memutar bola matanya malas sebelum meletakkan ponselnya dan kembali menetap ke depan.
"Lebih baik kau kumpul dengan Gaara-niichan sana. Jangan ganggu aku."
Ia menunjuk kakaknya yang kini sedang duduk di kursi panitia di pojok ruangan itu dengan dagunya membuat Sasuke melirik mengikuti arah pandangnya. Tidak lama sebelum laki-laki itu kembali menatap gadis itu.
"Aku juga siswa baru, kalau kau tidak tahu. Dekat dengan Gaara tidak membuatku menjadi punya hak untuk duduk di sampingnya mengabaikan statusku yang sebenarnya."
Sakura mengedikan bahu tidak peduli.
"Entahlah. Bukan urusanku juga."
Sasuke hanya mengangguk maklum. Entah mengapa gadis itu selalu membuat percakapan yang mematikan pembicaraan mereka seketika.
"Apa benar yang Sasori katakan? Kau menangis berhari-hari karena perbuatanku?"
Sakura menghela napas kasar. Entah mengapa moodnya berubah seketika mengingat perkataan kakaknya itu pada Sasuke di depan dirinya. Wajahnya memerah seketika.
"Tidak usah dengarkan dia. Dia sering berbicara sesuka hatinya."
Sasuke menatap Sakura penuh arti ketika jawaban gadis itu tidak begitu meyakinkan sebelum sebuah kalimat terucap dari mulutnya.
"Sama seperti kau. Kau sering berbicara sesuka hatimu."
Sakura kembali menggedikkan bahunya acuh.
"Mungkin."
Sasuke menyeringai mendengar jawaban acuh gadis itu. Tenggelam dalam hening sesaat sebelum pemuda tanggung itu kembali berbicara.
"Laki-laki bernama Jong Woon itu, dia sepertinya orang yang penting bagimu?"
Sakura menoleh dan mendapati onix itu menatapnya tenang. Begitu menghanyutkan sampai topic sensitive yang biasanya selalu membuat Sakura emosi kini hanya membuatnya manyun mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen FictionPetualangan Sakura yang melakukan segala cara untuk menemui cinta pertamanya, bersama Sasuke orang yang dibenci karena pernah menyakitinya. Berhasilkah ia? Yang Korean lover terutama ELF silahkan mampir. Desclaimer@Naruto milik Masashi Khisimoto Sen...