Chapter 10

90 7 5
                                    

Beberapa hari terakhhir ini mood Sasori sangat tidak terkontrol. Efek pembicaraannya dengan Sasuke beberapa hari yang lalu membuatnya uring-uringan bahkan untuk hal sepele seperti saat Sakura menyuruhnya bergeser ketika gadis itu hendak mendudukkan dirinya di ruang keluarga untuk menonton TV.

"Geser, aku mau nonton The Glory. Ini episode terakhir tahu," hardik gadis itu sambil mendorong tubuhnya keras.

"Apa dunia ini milikmu sampai aku harus menuruti semua maumu?!"

Laki-laki itu balas menghardiknya yang langsung menaikkan alisnya bingung. Tambah bingung ketika melihat laki-laki itu memilih mendengus menatap wajah bingungnya sebelum beranjak pergi dari tempat itu.

Atau saat Sakura merebut ayam goreng yang hendak di ambil kakak laki-lakinya itu saat makan malam. Laki-laki itu dengan kasarnya menepis tangannya dan tak mau mengalah merampas ayam tersebut sambil berkata.

"Aku bukan orang tolol yang rela mengalah untukmu. Jangan pikir kau ratu di dunia ini."

Sasori itu aneh, Sakura tahu itu. Namun, sudahkah Sakura mengatakan kalau perkataannya kali ini terlewat lebay? Gaara bahkan sampai mengerutkan alisnya tipis melihat tingkahnya.

"Kau ini kenapa? Aku Cuma bercanda!"

Sakura membentak keras yang malah membuat Sasori menatapnya tajam.

"Apa aku terlihat ingin bercanda? Dasar pengganggu!"

Dan kalimat kasar yang diucapkan Sasori membuat Sakura tercekat seketika. Ia memang terbiasa dengan Sasori yang selalu berbicara blak-blakan, namun kali ini laki-laki itu sangat terlewat batas. Sakura hanya ingin mencairkan suasana suram yang menggelayut di meja makan malam itu karena Sasori yang biasanya selalu berceloteh memeriahkan suasana terlihat diam saja saat itu. Namun, respon yang didapat sungguh tak terduga.

Tsuki yang melihat pertengkaran itu, mengerjabkan matanya bingung sebelum mencoba menengahi.

"Kalian ini kenapa? Sasori, apa Sakura berbuat salah padamu sampai kau bersikap seperti itu?"

Sasori mendengus sebelum menghembuskan napasnya lelah. Sedikit banyak merasa kalau ia telah kelewatan. Ia menggeleng singkat.

."Tidak. aku hanya sedang lelah saja. Minggu depan aku akan pentas, mungkin aku hanya demam panggung."

Sasori menjawab sekenanya yang membuat Sakura langsung terdiam mendengarnya. Dan sisa waktu makan malam itu, mereka habiskan dalam kesunyian. Tidak ada lagi celotehan Sasori atau pertengkaran antara Sasori Sakura yang biasa mengisi suasana makan malam mereka. Gadis itu seolah kehilangan daya untuk sekedar bersuara. Dalam hati mencoba mengingat-ngingat kapan ia berbuat salah pada kakak laki-lakinya itu sampai membuatnya membentaknya seperti tadi.

Dan suasana tegang itu akhirnya pecah ketika Ayame datang mendekati meja makan.

"Nyonya, ada teman Sasori di depan bernama Sasuke mencarinya."

Tsuki yang mendengar hal itu tersenyum sumringah.

"Ya sudah ajak saja ke dalam, Ayame. Ajak makan sekalian."

Sasori mendengus, namun Sakura cemberut mendengarnya. Ayame mengundurkan diri sebelum pergi dan kembali tak berapa lama kemudian bersama Sasuke yang terlihat kikuk di belakang. Sakura menatap sinis laki-laki itu.

"Mau apa kau ke sini?!" hardiknya yang langsung di sela oleh Sasori.

"Apa kau tidak punya sopan santun, Sakura? Kaa-san mengajaknya makan tapi kau malah mengusirnya. Kau punya otak tidak?!"

Dan sentakan dari Sasori itu menutup acara makan malam mereka. Sakura menatap sengit Sasori dengan matanya yang berkaca-kaca. Habis sudah kesabarannya. Ia masih tidak tahu di mana letak kesalahannya.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang