Chapter 1

589 30 7
                                    

SD INTERNASIONAL TOKYO

"Kaa-chan?! Akukan sudah bilang tidak mau bersekolah di sekolah ini! Kaa-chan jahat sekali!"

Sakura berjalan mengikuti langkah mamanya dengan rengekan yang masih setia keluar dari mulutnya. Haruno Tsuki, Sang Wanita yang dipanggil Kaa-chan itu menghentikan langkahnya dan berbalik menatap anak bungsunya itu dengan wajah yang mulai terlihat kesal.

"Sudahlah, Sakura! Jangan manja seperti itu, kau tidak usah dengar kata-kata Sasori! Dia tidak serius mengatakannya! Dia hanya ingin kau bersekolah yang sama dengannya, makanya dia bilang seperti itu!"

Suara Tsuki sedikit meninggi penuh peringatan, membuat Sakura yang berjalan menghentakkan kaki itu spontan saja berhenti dan menatap mamanya dengan wajah cemberut namun masih tidak ingin menyerah untuk merajuk.

"Tapi Kaa-chan-"

Ia memasang wajah memelas, berharap Sang Mama agar mau mengubah keputusannya. Tapi belum selesai ia melancarkan jurus merayunya, Tsuki sudah lebih dahulu memotong kata-katanya.

"Cukup Sakura! Tidak ada kata tapi-tapian!"

Kali ini sudah bukan sebuah peringatan lagi, tapi sebuah bentakan yang membuat Sakura langsung terdiam. Dia kaget mendengar Sang Mama membentaknya seperti itu. Mamanya yang selalu bersikap kalem itu, tidak pernah begitu marah sampai harus membentaknya. Tsuki yang menyadari perubahan wajah Sang Anak, spontan saja menghela napas frustasi. Ia menatap lembut Sakura yang kini tengah tertunduk di hadapannya dan memegang kedua bahu anak perempuannya itu.

"Maafkan Kaa-chan, Sakura-chan. Kaa-chan tidak bermaksud memarahimu."

Ia mengatakannya sambil mengangkat dagu Sakura agar mau menatapnya.

"Yang dikatakan Sasori itu tidak benar, tidak semua anak di sini seperti itu."

Tsuki berusaha mengatakan selembut mungkin. Dia paham betul bagaimana sifat anak bungsunya yang satu ini. Cengeng. Sakura memajukan bibirnya.

"Maaf Sayang, Kaa-chan tidak mau Sakura-chan bersekolah sendiri. Dan Sakura tidak mungkinkan bersekolah dengan Sasori? Atau kau mau bersekolah dengannya? Kau mau masuk sekolah musik?" tanyanya kemudian yang dijawab Sakura dengan gelengan kepala.

"Ya sudah kalau begitu."

Tsuki memandang gadis kecil itu berharap Sang Anak memahami keadaannya. Sakura adalah anak yang paling mengkhawatirkan dari ketiga anaknya karena kemanjaannya. Tsuki masih tidak percaya untuk membiarkan anak bungsunya itu bersekolah sendiri. Karena itulah, ia diberikan dua pilihan, sekolah yang sama dengan Sasori atau Gaara, anak kembarnya. Dan dengan terpaksa Sakura harus menyetujui bersekolah di sekolah Internasional yang sama dengan Gaara, karena tidak mungkin ia mengikuti Sasori yang bersekolah di sekolah musik. Dia tidak punya bakat musik sama sekali.

Dan bukan Sasori namanya, kalau tidak iseng. Ia menceritakan hal-hal yang buruk tentang Sekolah Internasional. Tentang murid-muridnya yang kaku, pelajaran yang menumpuk, dan tidak akan ada waktu bermain untuk anak yang bersekolah di sana.

Dan Sakura mempercayainya.
Anak yang sangat gampang dibohongi. Tsuki bersumpah akan memarahi Sasori nanti. Dia kembali memandang Sakura yang masih tertunduk sedih. Ia hanya menghela napas.

"Baiklah Sakura-chan. Beri Kaa-chan waktu sebulan. Kalau dalam sebulan tidak ada yang membuatmu tertarik dengan sekolah ini atau sekolah ini membuatmu tertekan, Kaa-chan akan setuju memindahkanmu. Bagaimana?"

Ucapan mamanya ini seperti menghidupkan kembali nyawa Sakura. Matanya tadi yang redup kembali berbinar-binar.

"Benarkah, Kaa-chan?" tanyanya memastikan.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang