Chapter 5

144 14 0
                                    

너 미소 조하해이소요... 나의 사랑 고베간 나의 마음 저장이습니다....
.
Ujian masuk SMA Internasional Tokyo benar-benar menguras energy dan emosi Sakura. Ia mendengus keras sambil melempar bolpoin di tangannya kesal ketika bel tanda berakhirnya ujian berbunyi. Membereskan alat-alat tulisnya ia kemudian maju dan menyerahkan kertas jawaban ujiannya sebelum berjalan gontai keluar ruang ujian. Ia menghela napas frustasi saat mengingat tidak banyak soal yang ia pelajari selama ini keluar dalam ujian tadi.

"Aw!"

Lamunannya buyar ketika sebuah sensasi dingin terasa di pipinya. Ia menoleh dan mendapati Sasori dengan tangan yang terulur menempelkan sebuah botol isotonic dingin ke pipinya.

"Lihat, aku baik bukan? Kau meracuni makananku, tapi aku tetap datang dan menyemangatimu selama ujian."

Dengusan Sakura mengeras melihat tingkah kakak ajaibnya ini. Ia melirik Sasuke yang bersandar di dinding sebelah Sasori sebelum kembali menatap laki-laki itu.

"Kejadian seminggu yang lalu masih saja kau ungkit-ungkit."

Sasori berdecak sebelum menyodorkan paksa botol di tangannya dan mengacak rambut gadis itu.

"Bagaimana ujiannya? Kau masih waras?"

Sakura manyun seketika. Ia membuka tutup botol dan meneguk isinya.

"Ya mungkin aku sudah tidak waras, jadi setelah ini jika aku menaruh racun sungguhan di makananmu, jangan kaget."

Sakura mengadu ketika Sasori mencubit pipinya.

"Kau kenapa sekarang jadi sadis begini sih. Sepertinya aku berhasil menurunkan bakat alamiku padamu."

Sakura menatap Sasori yang sedang menyeringai itu tidak percaya dengan tangan yang mengelus pipinya yang memerah.

"Dimana Gaara?"

Gadis itu berdecak ketika mendapati Sang Kakak mencoba mengalihkan topic. Ia mengangkat bahunya tanda tidak tahu.

"Aku baru keluar ruang ujian, kalau kau belum tahu."

Sasori mengelus dagunya seolah memikirkan sesuatu yang penting mengabaikan sindiran Sang Adik sebelum menjentikkan jarinya ke udara, membuat Sakura memutar bola matanya malas melihat wajah tidak serius itu.

"Baiklah, mari kita cari Gaara dulu baru kita laksanakan rencana kita Sasuke."

Sakura mengerutkan alisnya dalam saat kakak laki-lakinya itu menoleh dan berbicara dengan laki-laki di sampingnya yang sedari tadi hanya diam memandang interaksi mereka. Dalam hati ia mempertanyakan kenapa akhir-akhir ini, laki-laki itu sering sekali berada dalam radius lingkaran keluarganya.

"Memang kalian mau kemana?"

Sasori tersenyum sebelum merangkul pundak adiknya itu.

"Tentu saja bersenang-senang, Chagi-ya. Aku kasihan melihat wajah frustasimu itu."

Sakura mendengus kuat-kuat sebelum melepas paksa rangkulan Sasori dan mendorong wajah kakaknya itu menjauh darinya.

"Rencana kalian apa hubungannya denganku?"

Sasori memasang wajah pura-pura kaget sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan membuat Sakura kembali memutar bola matanya malas

"Tentu saja ada hubungannya, Sakura. Kau juga ada dalam rencana kami. Ini acara dengan tema menghibur hatimu yang sedang retak."

Spontan saja Sakura memukul kepala kakak laki-lakinya itu.

"Hey, apa-apaan kau?!"

"Kau yang apa-apaan?! Siapa yang hatinya retak?!"

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang