"Jeno? Apa kamu sadar akan sesuatu?" pemuda yang kini berada di sampingnya itu bertanya dengan perasaan khawatir.
Asap mengepul dari rokok di tangan nya. "Hm?" dan hanya bergumam untuk menanggapi celotehan selingkuhannya. Na Jaemin.
"Kau mengerti maksud ku kan, Jen?"
"Jangan banyak basa-basi Na" tekan Jeno yang tidak suka kalau lawan bicaranya itu terlalu bertele-tele.
Duduk di kursi kayu di tengah malam, Jaemin baru selesai dari pekerjaannya menjadi maskot. Di bawah sinar lampu remang-remang Jaemin ingin mengutarakan apa kata hatinya. Dia sadar kalau dirinya telah masuk kedalam belenggu yang nanti akan menjerat dirinya sendiri.
Merugikan beberapa pihak. Di antara nya, Renjun. Teman nya.
"Hubungan ini . ."
Jeno menoleh merasa tertarik dengan apa yang akan selanjutnya Jaemin ucapkan.
"Mari kita akhiri saja"
Degg . .
"Aku takut kalau suatu saat nanti Renjun tau tentang kita" mata rusanya meredup. Kelabu terlihat dari sorot matanya. Jeno tercekat, dalam diam dia memerhatikan sosok itu.
Seseorang yang entah kenapa Jeno benci, namun ada perasaan aneh ketika mendengar nya. Seharusnya Jeno sangat bahagia. Tapi ini malah kebalikannya.
"Ck, terserah saja" walau begitu, perasaannya tetap tak tenang. "Kau seperti ini karna mengenal pria lain ya?"
"Siapa?"
"Hyunjin" celetuknya. Jaemin membola lalu menggeleng cepat.
"Aku tidak mempunyai hubungan apapun dengan nya"
Sudut bibir Jeno melengkung, menyeringai Na Jaemin yang sekarang terlihat gusar. "Kau juga melayaninya?"
"Tidak"
"Pelacur seperti mu mana mungkin mau ngaku" enteng Jeno sambil mencium dagu Jaemin yang tersentak karenanya.
Bulir air mata berusaha ia bendung. Tangan nya mengepal, lalu kembali menggeleng. "Aku hanya melakukannya dengan mu, tidak dengan yang lain Jen . ."
"Tapi, mulai sekarang. Aku tidak akan melakukannya dengan siapapun lagi, termasuk dirimu" mata rusanya menatap lekat ke arah iris hitam milik Jeno. Si dominan semakin tergelak melihatnya. Seolah apa yang barusan Jaemin katakan itu mustahil.
"Sebelum itu. Kau harus memuaskan ku dahulu Na"
-
-
-
Mark mengumpat tertahan, ternyata mempunyai atasan gila seperti Jeno dapat membuat kehidupannya menderita. Sekarang dia harus meninggalkan Haechan, padahal baru saja ia satu hari meminta cuti. Dasar gila.
Jeno duduk di kursinya, mengangkat kaki panjangnya ke atas meja, menyandarkan punggung pada sandaran kursi kerjanya. "Kau terlambat Mark" seru Jeno.
Kepulan asap keluar dari kepala Mark. Dia duduk di depan Jeno dengan ekspresi di tekuk kesal. Bagaimana tidak? Jeno menganggu acaranya dengan Haechan-!
"Terserah Jen, ada apa sekarang?"
"Kemarin aku memeluk Jaemin"
Sahabatnya itu terbatuk, memegangi lehernya yang merasa tercekat karena merasa kerongkongannya tersendat beberapa duri yang menyakitkan. "Maksudmu???" dia menuntut penjelasan. Tentu saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/296237325-288-k988775.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] Ineffable - nomin ft jisung
Teen Fictionn. ceritanya bikin nguras emosi. jadi kalau gamau emosi ya jangan baca ngehe. Hiruk pikuk kehidupan itu memang lah sangat menyesakkan dada. Setiap manusia mempunyai kesabaran nya masing-masing, namun hal itu tidak menutup kemungkinan jika kesabaran...