4.

1.1K 125 5
                                    

Satya terkekeh. "Ini eR aku yang bawa masuk, apa kamu dek?"

Bocah itu tampak menggeleng kuat. Tidak mau menerima opsi kedua. "Udah Kak Satya aja yang mapah Kak eR sampe kamar. Naki ikhlas kok."

Erlando Naki Hanggara, atau Satya biasanya memanggil nya Naki atau erlan, adalah adik kandung dari pemuda manis yang kini masih sempoyongan di samping Satya.

"Yaudah gih tolong ini lepasin helm sama sepatunya eR"Kata Satya.

Naki dengan sigap membantu Satya, dengan melepaskan
helm berwarna biru tua itu dari Sena, dan tak lupa melepaskan pula sepatu nike airmax berwarna putih itu dari kaki Sena.

Satya baru saja hendak berjalan lagi sembari memapah Sena, namun tiba tiba pergerakannya terhenti. Membuat
Naki yang berada di sampingnya menoleh.

"Kenapa kak?" Tanya Naki

Satya tampak melepaskan pegangannya di pinggang Sena. Membuat Sena mengerang pelan karena sandaran nya hilang.Jeno Satya terkekeh pelan sebelum akhirnya pemuda tampan itu berjongkok di depan Sena.

"Naik, eR." Perintah Satya.

Sena segera menerjangkan tubuh lemasnya ke punggung Satya. Untung saja Satya itu kuat, jika tidak, mungkin tadi Satya bisa tersungkur karena terjangan Sena.

Satya berdiri perlahan. Menyentak sedikit tubuh Sena dalam bopongannya supaya lebih nyaman, kemudian berjalan memasuki kediaman Sena. Segera mengarahkan langkahnya menuju kamar Sena yang berada di lantai dua dengan Naki yang mengikuti di belakangnya.

"Tolong bukain, Dek" Pinta Satya kepada Naki yang berada di belakangnya.

Naki segera membuka pintu kamar Sena, menampak kan kamar minimalis dengan banyak boneka empuk di sekitar kasurnya.

Satya membawa Sena masuk ke dalam kamarnya. Mendudukan tubuh mungil tersebut di pinggir ranjang.

Sena langsung membaringkan tubuhnya, namun terhenti karena Satya kini menarik tangannya.

"Bajunya diganti dulu, eR." Kata Satya.

Sena mengerang malas, namun tetap bangkit berdiri. Pemuda itu dengan cepat melepas kaus kakinya, kemudian menanggalkan kemeja sekolahnya, menyisakan kaus putih polos tanpa lengan. Tak lupa Satya juga melepaskan gesper nya karena pinggang nya terasa sesak. Setelahnya, tanpa babibu Satya langsung menerjang kasurnya.

Pemuda manis itu juga menarik boneka kesayangannya yang tempo hari dibelikan oleh Satya, boneka rubah? Atau boneka apasih? Satya tidak yakin bentuk wajah boneka itu.

Yang la tahu, Sena memberi nama boneka itu yananie, karena la mendapat boneka itu dari seorang Satyana Putra.

Terkekeh sebentar Satya menatap Sena yang terlihat sangat nyaman dalam lelapnya. Pemuda tampan itu memasangkan selimut berwarna biru langitu ke tubuh Sena , lalu mengatur suhu pendingin ruangan.

Setelahnya Satya mencuri masing masing satu kecupan pada pipi dan kening Sena.

"Bobo yang nyenyak ya, eR sayang" Ucap Satya sebelum
beranjak dari kamar Sena.

Naki yang sebelumnya tengah memunguti seragam dan jaus kaki Sena langsung mencibir pelan melihat tingkah Satya.

"Dasar bucin."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cuma temen? { Sungsun } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang