CHAPTER 20

418 50 4
                                    

Setelah pulang sekolah Nana langsung pergi ke Rumah sakit menjenguk Aqeela.

"Maaf ya tante Aku baru jenguk Aqeela" Ucap Nana.

"Gapapa nak." ucap mama Aqeela.

Mama Aqeela hanya pulang sebentar mengganti pakaianya dan langsung kembali ke rumah sakit. Kakaknya Aqeela hanya sebentar menjenguk Aqeela karena dia masih harus menyelesaikan beberapa urusan di luar negeri.

"Kalo boleh tau bagaimana bisa Aqeela tertabrak tante?" tanya Rey.

Mama Aqeela menceritakan semuanya.

Rey dan Nana hanya saling pandang mendengar penjelasan mama Aqeela. Keduanya tidak sepenuhnya percaya  dengan apa yang mama Aqeela katakan. "Apa benar begitu tante?" tanya Nana.

Mama Aqeela mengangguk. "Kalo anak saya kenaoa napa, si anak miskin itu akan saya laporkan ke kantor polisi"

Nana mengelus ngelus punggung mama Aqeela. Nana tau ini berat bagi mama Aqeela.

Dokter keluar dari kamar Aqeela. "Keluarganya Aqeela boleh ikut saya keruangan saya"

Mama Aqeela mengikuti dokter tersebut dari belakang.

"Rey sepertinya ada sesuatu yang janggal pada kejadian Aqeela" ucap Nana.

"gue setuju. Ada yang aneh. Rasya gak mungkin mau ngajak ketemuan Aqeela. Dia itu pemalu sangat pemalu. Sepertinya ada yang menjebak mereka berdua" ucap Rey.

Nana mengangguk setuju. Nana menatap Aqeela yang masih terbaring di brangkar dengan oksigen terpasang di hidungnya. "Cepet sembuh ya Qeel, gue kangen sama lo"

-

"Sebelumnya keadaan Aqeela baik baik saja secara keseluruhan. Hanya saja untuk beberapa saat Aqeeka perlu bantuan alat untuk berjalan. Diakrenakan ada bagian kaki kiri Aqeela yang cidera. Tapi ibu tidak perlu khawatir dia bisa djsembuhkan" jelas dokter.

"Syukurlah dok kalo anak saya baik baik saja" ucap mama Aqeela.

"Pasien diharapkan bisa melakukan therapy sekurang2 nya dua minggu sekali untuk memvantu mempercepat cidera pada bagian kaki pasien" ucap dokter.

"Iya dokter akan saya usahakan" ucap mama Aqeela. "Kalo begitu saya permisi.

-

Emil sedang menatap pemandangan di depan kamarnya. Vila ini adalah pemberian ayahnya yang berada di pinggir pantai

Hati dan pikirannya tidak baik baik saja. Ia mendekati Ratu untuk menggali informasi tentang musuhnya tapi hati nya tidak tega melakukan itu. Perlahan hati yang keras melunak.

Jefan datang dari belakang. "Apa yang sedang kamu pikirkan?"

Emil.menoleh. "Aku hanya merindukan orangtua kita kak"

"Makannya kuta harus cepat cepat membalaskan dendam kita Tuan Hariwijaya" ucap Jefan.

"Dekati temannya itu kalo bisa jadikan dia pacarmu buat dia menuruti apa yang kamu suruh, buat pertemanan mereka hancur" ucaf jefan. "Karena Hariwijaya telah membuat krang tua kita tiada"

Emil mengepalkan tangannya. 'Kakak benar aku harus balas dendam atas kepergian orangtua aku dan kakak' batinnya.

-

"Na kita ke mall dulu yu" ajak Rey.

"Hmm boleh" jawab Nana.

Reh melajukan mobilnya pelan. Rasanya dia ingin berlama lama dengan wanita kesayangannya itu.

"Ayo sayang kita turun" ajak Rey.

Nana bersemu merah dengan sebutan Rey. Ia segera keluar darj mobil Rey sebelum Rey tau apa yang Nana rasakan.

Rey menggengam tangan Nana dan berjalan beriringan. Nana memegang dadanya. 'Jantung gue rasanya mau loncat' batinnya

"Na lo mau beli baju gak?" tanya Rey

"Kayanya gue mau beli sepatu deh" jawab Nana

"Lets go"

Rey membawa Nana ke salah satu toko sepatu.

"Yang ini kayanya lebih bagus" ucap Rey menunjukan sepatu hitam.

"Sepatu hitam aku udah banyak" jawab Nana.

Rey mencari kembali sepatu yang cocok untuk Nana. "Warna biru gimana?"

"Boleh. Yang mana?" tanya Nana.

Rey menunjukan Sepatu biru yang sangat cocok jika dipakai Nana.

"Aku pilih ini" jawab Nana

Rey tersenyum. Lalu rey membawa sepatu itu ke kasir.

"Mba saya titip ini dulu ya nanti saya kesini lagi" ucap Rey.

Rey menggenggam tangan Nana dengan erat. Nana hanya mengikuti kemana Rey pergi. 'Hari ini gue mau bikin Nana bahagia' batinnya.

Rey dan Nana mengelilingi mall sepanjang hari. Mereka sangat bahagia.

"Ini eskrim buat kamu" ucao Rey

"Makasih" ucap Nana.

Nana melahao eskrim dengan semangat sampai belepotan di bibir Nana.

Rey spontan membersihkan bibir Nana dengan tangannya. "Kalo makan hati hati sayang"

Nana terdiam dengan perlakuan Rey. Rey mendekatkan wajahnya ke wajah Nana.

Cupp

Nana melotot. Rey menutup mulut Nana denga telapak tangannya dan Rey mencium tepat di tpunggung tangannya sendiri kalo tangannya tidak ada Rey tepat mencium bibir Nana.

Nana membalikan badan menyembunyikan Rona merah di pipinya. "Utututuu sayang" ucap Rey.

Bughh

"Apa sih?" tanya Rey

"Ngeselin" ucap Nana.

Karena sudah sangat sore Rey mengajak Nana makan di restauran favorit mereka.

-

NANA, AKU KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang