CHAPTER 19

320 42 4
                                    

"Na udah belom?" teriak Rey dari luar kamar mandi.

Ceklek

Nana sudah mengganti bajunya dengan baju yang lebih santai. Lalu duduk di pinggir tempat tidur. Nana menoleh pada Rey yang sedang duduk dengan matanya yang fokus memainkan ponselnya.

"Ahhh kalah lagi gue, gimana sih ni hp" maki Rey.

Nana memutar bola matanya malas. "Udah ga becus maen game, nyalahin hp nya lagi. Gak bisa mha ya gak bisa kaliiii" ucap Nana. Lalu menutup badannya dengan selimut dan tidur membelakangi Rey.

Rey hendak menggelitik Nana tapi ia urungkan niatnya. Dia kasihan melihat Nana yang bolak balik sakit perut. Apalagi biasanya kalo mens perutnya bisa lebih sakit pikirnya.

Rey menyentuh kepala Nana "Na?"

Nana tidak menjawab.

"Sayang?"

"Sayang sayang pala lo peang" ucap Nana di dalam selimut.

"Kamu pusing Na?" tanya Rey pelan.

"Aku kedinginan Rey" ucap Nana.

Rey memegang kening Nana sekali lagi. "Panas banget. Bentar ya aku ambil kompres dulu"

Rey panik dia takut jika Nana drop lagi.

Ponsel Nana berdering ada panggilan masuk dari Ratu. Nana tidak menyadari itu karena ponselnya ia simpan jauh darinya.

Rey datang dengan dokter pribadi Nana diikuti Oma dan Kakek. "Ayo dok cepat periksa Nana" ajak Rey.

Dokter segera memeriksa keadaan Nana. "Sepertinya Nana alergi. Kamu habis makan kacang?"

Rey berpikir. "Oh iya tadi makan bubur kacang dok" ucap Rey.

"Aduh Rey kenapa kamu lupa kalo Nana alergi sama kacang." ucap Oma.

"Aku lupa oma" jawab Rey.

Dokter memberikan obat untuk Nana. "Ini obat untuk meredakan panas dan nyeri dan gejala alerginya. Dihabiskan ya. Baik tuan saya permisi."

Tuan Hariwijaya mengangguk.

"Maafin aku ya Na, aku lupa kalo kamu alergi kacang" ucap Rey.

Nana menperhatikan percakapan mereka daritadi. Nana merasa ada yang janggal di dalam percakapan tersebut.

"Memangnya sejak kapan kamu tau aku alergi kacang?" tanya Nana.

"hhemm.. Hmm.. "

Tuan Hariwijaya memotong percakapan mereka. "Kamu jangan banyak pikiran lebih baik kamu istirahat ya sayang" ucap Tuan Hariwijaya. "Rey tadi mama kamu nelpon katanya harus cepet cepet pulang" lanjutnya.

"Iya kah? Kalo gitu oma kakek saya pulang dulu ya" pamit Rey.

Oma duduk di samping Nana. "Sekarang kamu istirahat ya"

"Kalian gak nyembunyiin sesuatu kan?"

"Engga sayang. Ayo kamu tidur dulu." ucap Oma

Oma menepuk nepuk kepala Nana dan akhirnya Nana tertidur.

"Rey hampir saja melakukan kesalahan patal" ucap Tuan Hatiwijaya.

-

Mama Aqeela menghampiri dokter yang baru saja keluar dari IGD. "Dok gimana keadaan anak saya?"

"Dia selamat. Kita memerlukan pemeriksaan lanjut bu. Dia akan di rawat sementara waktu disini. Saya permisi dahulu" ucap Dokter.

Mama Aqeela menghela nafas panjang. "Alhamdulilah tante Aqeela selamat" ucap Ratu.

Ratu memeluk mama Aqeela. "Makasih ya Ratu kamu udah mau nemenin Tante. Sebentar lagi kakanya akan datang"

"Iya tante sama sama" ucap Aqeela.

"Ini semua gara gara anak miskin itu" ucap mama Aqeela.

"Maksud tanteu?" tanya Ratu bingung.

"Dia yang sudah menyebabkan Aqeela kecelakaan" ucap Mama Aqeela.

Emil hanya duduk memperhatikan Ratu dan Mama Aqeela. 'Rencana kakak berhasil tapi ini terlalu beresiko' batinnya.

-

Sebenrnya Emil itu baik apa engga ya?

NANA, AKU KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang