CHAPTER 13

291 40 0
                                    

"Gimana keadaan anak kamu?" tanya mama Ratu.

"Alhamdulilah dia udah pulang bu sudah lebih baik" jawab ibu Rasya.

"Syukurlah,  saya ke atas dulu mba" pamit mama Ratu.

Ibu Rasya mengangguk. 'Hahaha sudah seharusnya anak kamu menderita' batin ibu Rasya

-

Pukul 7 malam restauran milik Alva tutup lebih awal dari biasanya karena mama nya ikut bersamanya. Setelah kejadian beberapa jam yang lalu, mama Alva hanya melamun ia teringat anak perempuan nya itu.

"Maaf ya ma, tadi Alva telat nemuin mama" ucap Alva sambil mendorong kursi roda menuju mobil.

"Gapapa sayang" jawab mama.

"Tadi mama yakin Rey itu anaknya temen mama?" tanya Alva.

Mama mengangguk "Mama sangat yakin"

'Apa mungkin sepasang anak muda yang sering makan disini? Murid sekolahku ?' batin Alva.

"Ayo ma aku gendong mama masuk dulu ya" ucap Alva.

Mama mengangguk.

Butuh waktu 15 menit dari restauran menuju rumah mereka. Dipersimpangan jalan Alva melihat seorang perempuan  berjalan sendirian.

'Itu kan pegawai baru restauran aku?' batin Alva

Mobil Alva berhenti disamping perempuan itu.

"Kenapa berhenti?" tanya mama.

Alva membuka jendela "Kamu pegawai baru itu kan?" tanya Alva.

"I-iya"

"Ayo masuk saya anterin kamu pulang" ajak Alva

Ia sedikit menoleh ke arah mama Alva yng sedang melamun. "T-tapi..."

"Ma boleh kan aku anterin dia, lagian kan udah malam" ucap Alva.

"Hah... Boleh sayang" ucap mama

"Ayo masuk" ajak Alva lagi.

Perempuan itu mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil Alva.

Alva segera melajukan mobilnya "Rumah kamu dimana?" tanya Alva.

"Runah saya dekat Alfamart di pertigaan sana" jawabnya.

"Oh iyaa kita searah, hmm nama kamu siapa?" tanya Alva.

"Saya Saskia" jawabnya.

Alva mangut mangut memdengarkan jawaban Saskia. Lalu menoleh ke mama nya yang sedang melamun. 'Mama pasti masih mikiran sosok perempuan tadi' batinnya.

-

"Makasih ya Rey kamu udah jagain Nana" ucap Tuan Hariwijaya.

Rey terkejut dan reflek menoleh kebelakang dan menghentikan elusan tangannya dikepala Nana. "I-Iya sama sama kek"

Tuan hariwijaya tersenyum dan segera duduk di depan Rey memperhatikan Nana yang tertidur di pangkuan Rey.

"Lebih baik kamu pindahkan dia ke kamar Rey" ucap Tuan Hariwijaya.

"Hmm boleh saya masuk ke kamar Nana?" tanya Rey ragu.

"Tentu boleh. Cepat bawa dia ke kamar. Kakek percaya sama kamu. Kamu anak yang baik" ucap Tuan Hariwijaya.

"Baik kek" ucap Rey segera ia pindahkan kepala Nana dan mengendongnya ke kamarnya.

Setelah kejadian Rasya tertembak, Tuan Hariwijaya membuka hati nya untuk Rey untuk menjaga Nana. Apalagi Rey merasa terancam dengan kehadiran Clay yang selalu mengunjungi Nana. Makannya Rey memanggilnya jelangkung.

-

"Rey, kamu sudah tau sekarang kalo Nana adalah sahabat kecil kamu dulu. Kakek harap kamu bisa menjaga Nana dengan baik. Mereka masih mengincar Nana, kakek tidak bermaksud untuk menjadikan Nana untuk menjadi umpan apalagi menjadikan Nana sebagai korbannya. Kakek sangat terpaksa melakukan ini." ucap Tuan Hariwijaya.

Rey memegang erat kotak hitam milik Nana. Kalung yang ia cari selama ini ternyata benar ada di tangan Nana. Kejadian disekolah waktu itu membawa kalungnya ke tangan Nana. Semua isi kotak itu bemar barang barang yang ia berikan untuk Nana kecil dulu.

Rey memegang tangan Nana "Iya kek, aku paham maksud kakek. Kakaknya Nana adalah penerus keluarga ini, tapi suatu saat nanti Nana akan tau hal ini dengan sendirinya" ucap Rey memandang Nana yang masih pingsan. Kejadian siang tadi yang menimpa Rasya membuat Nana drop.

Tuan Hariwijaya menghela nafas panjang. "Kakek tau, itu pasti akan terjadi. Tapi sebelum waktu itu terjadi kita harus berusaha menutupi hal ini. Kakek belum siap mempertemukan dia dengan keluarganya." jelas Tuan Hariwijaya.

"Sebenarnya dimana orang tua Nana dan juga kakaknya, kek?" tanya Rey.

Tuan Hariwijaya menggeleng. "Kamu tidak perlu tau. Mereka ada disekitar kita"

-

Rey meletakkan Nana di atas tempat tidurnya dengan hati hati dan menutupnya dengan selimut. Rey menempelkan dua jarinya di bibirnya dan meletakkan pada kening Nana "Gue pulang dulu" ucap Rey.

Rey beranjak pergi dan menutup kamar Nana.

-

Aqeela pulang dengan senyum mengambang di wajahnya. Seharian ia habiskan dengan Rasya.

"Aqeela tunggu!!!"

Langkah Aqeela terhenti di anak tangga pertama.

Aqeela menoleh "Kenapa ma?"

"Kamu dari mana?" tanya mama

"Mama gak perlu tau" ucap Aqeela lalu segera berlalei menuju kamarnya.

"Dia paati sudah menemui anak miskin itu lagi" ucap Mama.

Mama Aqeela sangat tidak menyetujui pertemanan Aqeela dengan Rasya. Karena Rasya berasal dari keluarga miskin, orang miskin itu tidak berpendidikan, dekil dan tidak berprilaku baik pikirnya. Dia takut Aqeela akan berubah dan sepertinya itu sudah terjadi sekarang.

-

"kak, anak yang tertembak tempo lalu adalah anak dari seorang pembantu" ucap Emil.

"Siapa namanya?" tanya Jefan.

"Rasya" jawab Emil.

Jefan menghisap sisa rokok di tangannya. "Cari informasi lengkap tentang dia secepatnya"

"Siap kak" ucap Emil.

Ting

Emil merogoh ponselnya di dalam saku celananya.

Ratu
Lo lagi dimana? Malam ini kita jadi jalan kan?

'Gue lupa' BatinEmil.

"Kak gue pulang dulu ya" Pamit Emil.

Jefan mengangguk.

Emil segera menghidupkan motornya menuju rumahnya.

-

Semoga suka ya maaf kalo gak jelas hehe

NANA, AKU KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang