CHAPTER 10

369 39 1
                                    

Nana berdiri. "Gue mau pulang sendiri!!!"

Hanya beberapa detik bertahan Nana kembali terduduk tapi Rey sigap memegang badan Nana.

"Jangan ngeyel deh, lagi sakit masih aja galak, keras kepala. Gue anterin, ini juga perintak Kakek lo" ucap Rey membawa Nana duduk kembali di pinggir kasur.

"Tuh lo aja ga ikhlas kan?" ucap Nana.

"Astagaa. Gue ikhlas tanpa kakek lo suruh juga gue bakal nganterin lo" ucap Rey.

Nana memutar bola matanya malas. "Iya terserah lo"

"Ayo sini gue bantu jalan." Rey memegang pundak Nana membatu Nana berjalan.

"Kalo ga kuat gue gendong aja" ucap Rey tersenyum.

Nana menoleh. " MODUS!!!"

Rey tertawa "Bercanda doang"

"Eh ngomong ngomong bodyguard lo mana?" tanya Rey ketika sampai di parkiran.

"Lagi di jalan nanti juga papasan" ucap Nana.

Rey hanya mengangguk2 lalu membuka kan pintu untuk Nana membantunya masuk mobil.

"Hati hati" ucap Rey dan segera masuk.mobil dan melajukannya.

Dari kejauhan Aqeela dan Ratu melihat Rey dan Nana pulang.

"Yahhh gue gimana dong?" ucap Ratu.

"Gue anterin deh" ucap Aqeela.

"Hah? Beneran?" tanya Ratu.

"Iyaaa" jawab Aqeela.

Tiba tina datanglah Kak Jefan dengan mobilnya menjemput Aqeela.

"Ayo masuk" ajak Aqeela. Lalu Ratu dan Aqeela segera masuk ke dalam mobil.

-

"Seharusnya aku ga usah dianterin supirnya Nana tadi pagi" ucap Rasya.

Rasya memandangi pakaiannya yang kotor akibat cairan yang disiramkan teman temannya. Baju putihnya berubah menjadi warna kecoklat coklatan, celana penuh dengan tepung sementara kedua tangannya menengteng tasnya yang masih kering. Rasya berjalan kaki dari sekolah menuju rumahnya.

Rasya menghela nafas. "Gapapa nanti aku cuci pas sampe rumah. Bentar lagi juga sampe."

TIDDD

Rasya menoleh kebelakang. 'Itu kaya mobilnya Rey' batinnya.

Rey membuka kaca mobil. "Lo kenapa? Kok jalan kaki sih?"

Nana menoleh ke arah Rasya. "Loh ko lo kotor gitu sih?" tanya Nana.

"Engga papa biasa tadi anak anak pada jail" ucap Rasya.

"Yaudah ayo ikut masuk" ajak Rey.

Rasya menggeleng. "engga engaa. Baju gue kotor banget. Nanti mobil lo kotor lagi"

"Gapapa ayo masuk" ajak Rey.

"Ga..."

Tiba tiba secara tidak langsung Rasya melihat dari sebrang ada seorang Laki laki berjaket merah sedang membidik ke arah Nana menggunakan pistol.

Rasya spontan berlari ke arah pintu mobil di dekat Nana. Rey dan Nana ikut panik.

"Awassss!!!"

DOR!!!!!

Tembakan itu tepat menembak perut bagian kanan Rasya.

"Ahhhhh!!!"

Rey dan Nana kaget menoleh ke asal suara.

"RASYAAA!!!!!"

Rey segera ke luar mobil menghampiri Rasya.

Rasya sudah bersimbah darah. Bajunya bukan coklat lagi tapi menjadi berwarna merah. Beberapa detik setelah tembakan itu, Rasya pingsan.

"Rasya!!! Bangun!!! Pak tolong pak" teriak Rey pada salah satu pengendera.

"Kenapa ini?" ucap pengendara tersebut.

"Tolong bantu saya bawa temen saya ke dalam mobil" ucap Rey.

Lalu Rasya segera di tidurkan di belakang jok mobil. Nana yang sedari tadi duduk sangat ketakutan.

"Rasya akan baik baik aja Na" ucap Rey. Segera ia menyalakan mobil menuju Rumah sakit terdekat.

Nana mengangguk. 'Pasti tembakan itu buat gue tapi Gara gara gue Rasya ditembak. Gue emang jahat' batin Nana sambil menangis.

-

Karena hari ini seluruh guru di tingkat sekolah menengah atas mengadakan rapat untuk perlombaan maka seluruh siswa dipulangkan lebih dulu.

Alva duduk di bangku paling ujung dari bangku utama. Dari sana dia bisa melihat bahwa pemilik sekolah SMK HARAPAN BANGSA sangat mirip dengan kakeknya dulu. Hanya bagian dagu nya yang berbeda, Tuan Hariwijaya punya bekas sayatan di dagunya.

"Kalo begitu rapat hari ini cukup sampai disini saja. Bila ada perubahan, nanti saya akan adakan rapat lagi" ucap Tuan Hariwijaya.

"Baik pak"

"Saya permisi" ucap Tuan Hariwijaya lalu meninggalkan ruangan.

Ketika Alva tiba di pintu ruangan hendak keluar, tidak sengaja dia melihat dompet berwarna hitam. Segera ia ambil dan menemukan identitas pemilik tersebut.

"Tuan Hariwijaya?" segera ia berlari menyusul Tuan Hariwijaya.

"Pak tunggu!!!"

Tuan Hariwijaya hendak membuka pintu mobil berbalik.

Alva mengatur nafasnya yang tersengal. "ini.. Dompet bapak.. Ketingalan.." alva memberikan dompetnya.

"Makasih ya. Kalo sampe hilang .. Aduhh saya gak tau lagi nih soalnya di dalemnya surat surat penting" ucap Tuan Hariwijaya.

"hehe iya pak sama sama" jawab Alva.

"kalo begitu saya duluan ya" pamit Tuan Hariwijaya.

" Iya iya pak" ucap Alva.

Tuan Hariwijaya masuk ke dalam mobil dan melambaikam tangannya

Alva menganggukan kepala tanda mengiyakan.

'Hebat, sekarang kamu sudab menjadi anak laki laki yang tampam dan baik' batin Tuan Hariwijaya.

-

Hari ini pendek dulu yaa

#Jangan lupa vote dan komen yaaa💖

NANA, AKU KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang