Dalam ruangan UKS sudah ada geng Ara dan Chika , Anin . Kaki Ara yang membesar bengkak. Dengan penasaran Ara masih menggerakan kaki nya perlahan
"Awwssshhh"
"Ga usah di gerak-gerakin dulu ra.." Ucap Anin
"Kita harus manggil Bu Soleha sih gaes" Ujar Miska.
"Benerrr" Jawab Junta dan Riska
Ara mendengar itu langsung menolak
"Ga , gue ga mau anjing ah""Siapa emang ?" Tanya Chika
Miska dan yang lain nya tersenyum jahat pada Ara
"Andalan kami"******
"Bangsattttt " Teriak Ara menahan rasa sakit sedang di urut oleh Bu Soleha. Temannya yang lain malah menertawai Ara.
Di pinggir kasur kanan kiri terdapat Anin dan Chika.
"Pegang tangan gue ra " Ujar Chika . Tanpa basa basi Ara memegang tangan Chika dan siap-siap menahan sakit"Anjengggggg" Teriak Ara lagi.
Bu Soleha yang dengan telaten mengurut Ara " Aduh neng untung langsung panggil ibu kalo di lamain makin sakit"
"Tahan ya neng " Bu soleha dengan siap-siap mengurut dan dengan tiba tiba Ara menghindari kaki nya dari Bu Soleha
"Ga maooooo , udahannn plisss buu " Rengek Ara dengan mata berkaca kaca.
"Araaa mo sembuh ga ?" Tanya lembut Anin . Ara pun menganggukan kepalanya.
"Sekali lagi yah.. Nanti aku beliin coklat deh" Rayu Anin pada Ara sambil mengelus tangan Ara.
"Bener ya?" Tanya Ara untuk memastikan
Anin tersenyum melihat kegemasan Ara dalam mode bocil nya ini.
"Iya.."Bu soleha pun melanjutkan sesi mengurut nya dan...
"Awwwwwww....." Teriak Ara yang membuat ruangan disitu menutup kuping nya. Dengan reflek Ara memeluk Anin dan melepas genggaman dengan Chikaa
"Nahh udah nih neng 3 hari juga nanti biasa lagi" Ucap Bu Soleh. Ara dengan posisi masih memeluk Anin dan menyembunyikan wajah di perut Anin.
"Hikss hiksss udahhann plisss" Dalam ruangan itu kaget karna Ara malah menangis sesegukan.
"Cengenggg deh raa" Ejek Miska
"Balik TK ga si gaes ahahahah" Tawa Junta
"Ih kasian tau tapi ko jadi kek bocil si ra" Ujar Riska"Kaaa Anyinnnn merekaaa nyaa" Rengek Ara . Melihat Ara seperti Anin memberi tatapan tajam pada temannya Ara .
Chika melihat kedekatan Anin dengan Ara sangat dekat membuat Chika untuk berpikir mundur. Chika pun pergi meninggalkan ruangan itu.
******
Chika melamun melihat ke arah lapangan dan mengehela nafasnya. Untuk sekarang akhirnya Chika merasakan sakit hati nya kembali .
Chika pun duduk bersandar dan memejamkan matanya sebentar. Ia berniat untuk undur diri mengikuti lomba.
Chika mendengar suara langkah orang namun ia menghiraukannya . Tak lama kemudian orang itu menoel Chika dan Chika dangan reflek membuka matanya
Jarak wajah mereka yang berdekatan dengan wajah Chika melihat ke arah atas perempuan itu melihat ke bawah pada wajah Chika dan tersenyum padanya .
"Hai" Sapa orang itu. Dengan kaget Chika membelakan matanya dan mengangkat kepala nya hingga tak sengaja kejedug dengan muka Ara
"Aduhh.. Terbuat dari apa tu pala" Ringis Ara sambil mengusap jidat nya. Chika pun berdiri dan ikut mengusap jidat Ara
"Astaga maaf-maaf kaget soalnya "
"Dikira setan kali ah " Celetuk Ara
"Lo ngapain disini bukannya kaki lo masi sakit?" Tanya Chika dan membawa Ara untuk duduk di sebelahnya
"Tapi kayanya kalo liat yang cantik langsung sembuh deh " Tengil Ara. Chika memutar bola matanya malas
"Tadi naik tangga nya di bantuin siapa?" Tanya lagi Chika
"Ka Anin" Jawab Ara. Selagi tadi Chika menatap Ara lalu berubah menjadi menatap lurus .
"Oo" Singkat Chika . Keadaan nya menjadi hening hanya ada suara desiran angin dimana langit mulai ke orange an
Ara pun membuka suara duluan
"Tumben ketos ko bolos""Biarin"
"Tadi kenapa deh langsung pergi dari uks?" Tanya Ara
"Urusan gue" Singkat Chika. Ara heran Ka Chika bisa berubah dengan waktu cepat bisa menjadi hangat namun cepat dingin di waktu yang sama .
Ara yang bersiap bediri karna ingin segera pulang sebelum langit menjadi gelap.
"Gue pulang ya ka" .Chika dengan gercep membantu Ara jalan dengan kondisi nya yang masih pincang.
"Gue anter""Ga usah ka , gue bawa motor " Ujar Ara.
"Jangan bego deh emang kuat?" Ucap Chika.
Ara lupa pasti ia tidak bisa membawa motor dengan keadaan seperti ini
"Ada Ka Anin ""Untuk pulang bareng pun lo nolak ya ra" Ucap pelan Chika namun masih bisa di dengar Ara
"Maksudnya ka?"
"Ngga , gajadi" Ucap Chika. Chika pun membawa Ara hingga lobby sekolah dan sudah ada Anin menunggu di parkiran . Ara pun melambaikan tangan nya pada Chika dan Chika hanya tersenyum tipis.
*****
Selama kejadian itu di sekolah Ara dan Chika jarang bertemu bahkan kebetulan berpas pas an tidak saling menyapa. Geng Ara yang sedang berkumpul di kantin.
Junta dan Miska sedari tadi membuat video tiktok . Ara hanya diam berperang dengan pikirannya . Riska? Lagi bucim bucinnya sama Missel entah status nya saja belum pasti.
"Benarrr kata orang dahulu kasih jangan keterlaluan "
"Sayangg.. Biarlah sederhana takut nanti engkau merana "
Junta dan Miska ber lipsync dan meng zoom tangannya pada camera.
"Widihh cakep bener dah kita " Ujar Miska"Siapa dulu dong anak mama evi senggolll dongg.." Ucap Junta . Mereka menertawai diri sendiri karna merasa jijik dengan kelakuannya.
Miska melirik pada 1 teman dakjal tumben pikirnya.
"Heh monyet diem diem baee""Paan si" Ucap Ara
"Lagian ngelamun mulu lo , mikirin utang ya? Ni gue sebutin" Kata Miska
Ara hanya malas menjawab candaan mereka . Ia hanya mengangguk kepalanya saja. Junta pun duduk di sebelah Ara dan merangkul leher Ara.
"Cerita cil kalo ada apa-apa tuh" Ujar Junta
~~~~
Bersambung..Haiiiiii
Senenggg bangett lumayan jugaa yang bacaa ceritaa akuu
Makasiii yawwwBaiii!!
Jangann lupaaa votee sama comment ya beb...
KAMU SEDANG MEMBACA
Way To Home
Teen FictionSeorang gadis SMA yang periang dan humble ke banyak orang . ia dikenal sebagai buaya karna kata-kata manis nya yang sering ia lontarkan . buaya sih buaya tapi sudah bertahun tahun ia tidak mempunyai sosok kekasih . Apakah suatu hari nanti ia akan me...