Sugar Daddy Bab 11

308 9 0
                                    

Saat ini rere sudah berada dijakarta bersama elsa dan angga. Setelah dari bandara mereka diantar menuju hotel sebelum ia perform disalah satu stasiun televisi. Rere istirahat dahulu sampai nanti pukul 17.00 barulah ia menuju stasiun televisi Karena acara dimulai pada pukul 19.00 wib.

Dilain tempat reza yang saat ini masih dikantor yang baru saja menyelesaikan meetingnya sebelum ia mengantar kedua orang tuanya kembali menuju jakarta. Reza merogoh sakunya untuk mengambil benda pipih yang berwarna hitam. Reza melihat ada sebuah notifikasi pesan masuk. Sambil tersenyum ia mendial nomer tersebut. Tak lama terdengar suara perempuan yang saat ini sedang membuatnya bahagia.

“Halo re.” Ucap reza kepada rere yang ada disambungan telefon.

“Iya ada apa?.” Jawab rere.

“Kamu lagi apa?.” Tanya reza kembali.

“Lagi mager dikasur.” Jawab rere.

“Video call ya?.” Ucap reza.

“Iya boleh.” Jawab rere sambil tersenyum.

Reza pun ahirnya mengubah dari panggilan telefon menjadi video call.

“Cantik.” Ucap reza sambil tersenyum setelah melihat wajah rere ditelefon.

“Gombal terus.” Ucap rere.

“Beneran kok.” Jawab reza sambil tersenyum.

Membuat pipi rere merah padam seperti kepiting rebus.

“Kamu sendirian?.” Tanya reza.

“Enggak. Pada molor semua.” Ucap rere sambil mengalihkan kameranya ke arah belakang memperlihatkan elsa yang sedang tidur disamping rere, dan angga tidur di bed yang satunya.

“Satu kamar sama angga?.” Ucap reza serius.

“Enggak. Nanti malam beda kamar kok. Tadi ketiduran aja sehabis ngurusin beberapa hal.” Ucap rere menjelaskan.

“Awas aja kamu tidur sama cowok.” Ucap reza memperingati.

“Ya kali aku tidur sama cowok. Eh tapi kalau kepepet biasanya tidurnya bareng-bareng deh.” Jawab rere sambil mengingat-ingat.

“Hemmmm.” Ucap reza cuek.

“Cuek amat abang.” Ucap rere sambil tersenyum.

“Kamu pulang kapan?.” Tanya reza.

“Besok pulang. Acaranya hanya malam ini aja. Kenapa?.” Ucap rere sambil bertanya.

“Oh. Gapapa kangen aja.” Ucap reza sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“Bohong pasti.” Ucap rere sambil tersenyum.

“Bener serius deh.” Ucap reza sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya. Rere hanya tersenyum tak menjawabnya.

“Kamu nanti berangkat pukul berapa?.” Tanya reza kembali.

“Sekitar pukul 17.00 baru berangkat.” Jawab rere.

“Yaudah kamu sekarang istirahat masih ada waktu sekitar dua jam sebelum berangkat.” Ucap reza yang membuat rere menganggukkan kepalanya.

“Aku mau oulang dulu ya. Kamu hati-hati disana.” Ucap reza kembali.

“Siap komandan.” Jawab rere sambil mengedipkan matanya sebelah. Sebelum memutuskan sambungan telefonnya.

“Yaudah dadah.” Ucap reza setelah itu mematikan sambungan telefonnya.

Setelah sambungan telefonnya terputus reza segera beranjak dari duduknya. Ia akan menemui bundanya rere ia akan meminta izin untuk mendekati putri kecilnya. Sudah dari kemaren malam reza menghubungi melisa tanpa sepengetahuan rere. Dan sekarang saatnya reza menemui melisa. Reza langsung menuju parkiran untuk mengambil mobilnya dan langsung mengendarai mobilnya menuju rumah rere yang tak begitu jauh namun juga tak begitu dekat dengan kantornya. Mungkin sekitar 45 menit dari kantornya menuju rumah rere. Sesampainya disana reza langsung menuju pintu utama rumah rere.

Tok tok tok

Reza mengetuk pintu yang terbuat dari kayu tersebut. Tak lama pintu terbuka dan menampilkan sosok perempuan paruh baya sepantaran mamanya membuat reza tersenyum.

“Assalamualaikum bunda.” Ucap reza sambil mencium punggung tangan melisa.

“Waalaikum salam. Masuk duduk dulu za.” Ucap melisa mempersilahkan masuk reza.

“Sebentar mama ambilkan minum dulu ya. Kamu duduk dulu aja.” Ucap melisa kepada reza.

Sambil menunggu melisa kembali reza memperhatikan foto anak kecil yang sedang membawa sebuah penghargaan dengan tersenyum bahagia. Takterasa reza pun ikut tersenyum melihat foto wanita itu tersenyum.

“Nih diminum dulu. Maaf ya gak ada camilan apa-apa.” Ucap melisa kepada reza.

“Bunda pasti repot-repot.” Jawab reza sambil tersenyum.

“Enggak kok za. Bunda gak repot kalau Cuma bawakan minum aja.” Ucap melisa angun.

“Maaf bunda tujuan reza main kesini karena reza mau minta izin kepada bunda.” Ucap reza menyakinkan melisa. Melisa hanya tersenyum melihat niat baik reza.

“Reza mau minta izin mau mendekati rere. Reza mau langsung kearah yang serius bukan hanya sebuah percintaan biasanya. Jika bunda mengizinkan, kalau misalkan bunda tidak mengizinkan reza mendekati rere juga tidak apa-apa.” Ucap reza mantap.

Sebelum menjawab melisa tersenyum kearah reza yang sedang memperhatikannya.

“Maaf ya nak. Bukannya bunda tidak mengizinkkan kamu buat berniat baik. Namun semua keputusan ada ditangan rere. Bunda tidak pernah memaksa rere buat dekat dengan siapapun. Jika kamu mau mendekatinya untuk kejenjang yang serius silahkan bunda mengizinkan. Tapi tolong bunda hanya minta jangan pernah sakiti dia, tolong jaga dia, dan juga tolong bahagiakan dia. Karena bunda dari dulu tidak bisa membahagiakannya. Hanya itu yang bunda mau.” Ucap melisa sambil menjatuhkan sebulir air matanya terharu.

“Reza akan selalu berusaha membahagiakannya bunda, reza juga akan selalu menjaganya walau nyawa yang akan menjadi taruhannya.” Ucap reza menyakinkan.

“Terima kasih ya. Bunda akan pegang omongan kamu.” Ucap melisa sambil tersenyum haru menatap reza.

“Baik bunda. Reza yang seharusnya berterima kasih kepada bunda.” Jawab reza sambil memeluk melisa. Yang membuat melisa tidak bisa membendung air matanya kembali. Melisa menangis dipelukan reza, terharu sebwlumnya tidak ada laki-laki yang benar-benar serius mendekati anak perempuannya.

“Kalau gitu reza pamit pulang dulu ya bunda. Sudah hampir petang juga.” Pamit reza kepada melisa.

“Kamu gak makan dulu, tadi bunda masak.” Ucap melisa.

“Tidak bunda. Terima kasih sudah izinkan reza main kerumah.” Ucap reza kembali.

“Yaudah kalau gitu kamu hati-hati dijalan ya, salam ke mamamu ya.” Jawab melisa sambil tersenyum.

“Iya bunda. Assalamualaikum.” Ucap reza sambil mencium tangan melisa.

“Waalaikum salam.” Jawab melisa.

Setelah itu reza pun keluar dari rumah rere diantar oleh melisa.

SUGAR DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang