Tok tok tok
Reza mengetuk pintu utama rumah rere. Tidak terdengar orang dari dalam reza pun kembali mengetuk pintu tersebut kembali.
Tok tok tok.
“Iya sebentar.” Ucap seseorang dari dalam rumah.
“Eh ada reza. Masuk nak.” Ucap melisa baru saja membuka pintunya.
“Assalamualaikum bunda.” Sapa reza sambil mencium tangan melisa.
“Waalaikum salam. Masuk sini tunggu didepan tv rere baru saja kekamar.” Ucap melisa mempersilahkan reza duduk didepan tv atau diruang tengah.
“Iya bunda.” Ujar reza yang melihat melisa mendekati sebuah pintu kamar.
Melisa pun membuka pintu tersebut lalu kepalanya menyembul kedalam.
“Re ada reza didepan.” Ucap melisa kepada rere yang sedang mencharger ponselnya.
“Iya bunda sebentar rere ganti baju dulu.” Jawab rere kemudian.
“Jangan lama-lama.” Ucap melisa sambil menutup pintunya kembali.
Setelah kepergian melisa rere langsung menuju sebuah lemari besar untuk mengambil kaos dan celana santai. Setelah itu barulah rere keluar kamar sambil membawa ponselnya dan juga charger. Baru saja ia keluar dari kamar ia melihat reza yang sedang duduk di sofa depan tv sambil tersenyum kearahnya membuat rere salah tingkah.
“Maaf nunggu lama.” Ucap rere sambil mencharger ponselnya didekat tv.
“Dari mana?.” Tanya reza dengan nada judes.
“Dirumah dari pagi.” Jawab rere merasa bersalah karena tidak menghubungi sama sekali.
“Kenapa gak balas pesan aku?.” Tanya reza kembali.
Rere tidak menjawabnya ia mengambil bantal yang ada disofah sebelahnya lalu ditaruh dekat reza lalu tidur disana.
“Pusing.” Ucap rere sambil memegangi kepalanya.
Reza hanya menghembuskan nafasnya dalam-dalam lalu mengelus kepala rere pelan. Namun ia segera menempelkan punggung tangannya kedahi rere ia merasakan suhu panas yang menjalar ketangannya.
“Kok panas. Sudah minum obat?.” Tanya reza panik.
Rere hanya menganggukkan kepalanya sambil memejamkan matanya.
“Aku antar kedokter ya.” Ucap reza kemudian sambil duduk didepan rere.
Rere hanya menggelengkan kepalanya masih dengan memejamkan matanya. Tiba-tiba melisa datang sudah dengan pakaian yang rapi.
“Za bunda titip rere dulu ya. Mama mau keluar sama temen mama. Kamu jangan kemana-mana sebelum bunda pulang.” Ucap melisa.
“Siap bunda, dipastikan anak perempuan bunda aman terkendali.” Ucap reza sambil menyengir.
“Bagus calon suami yang siaga.” Jawab melisa sambil tertawa.
“Gas teros.” Ucap rere menimpali masih dengan memejamkan matanya.
“Sudah jangan banyak bicara sakit gitu.” Ucap reza masih mengelus kepala rere.
“Rere sudah minum obat bunda?.” Tanya reza kepada melisa.
“Sudah tadi. Tapi belum makan.” Jawab melisa sambil mengambil sandal yang ada dilemari.
“Bunda berangkat dulu. Assalamualaikum” Pamit melisa kemudian.
“Hati-hati bunda. Waalaikum salam.” Ucap reza kemudian.
Setelah kepergian melisa reza masih mengelua puncak kepala rere, baru pertama kali reza melihat rere dengan muka pucat namun masih tetap cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR DADDY
RomanceAlfareza kenzie pradikta yang terkenal dengan nama panggilan Al, Reza, dan juga ken. Seorang CEO muda dibidang property yang sudah mendunia. Beberapa diantaranya adalah apartement, mall, hotel, dan juga perumahan. Jika mall dan hotel adalah perusaha...