Bab 1 - Siapa Dia ?

112 20 16
                                    

Aku sedang asik menikmati menu makan siang bersama Yulia rekan kerjaku. Tiba-tiba ponselku berbunyi, ada chat masuk dari nomor tak dikenal.

+62 852XXXXXX :

|Assalamu'alaikum, apa kabar?

Aku tertegun sebentar, ini nomor siapa ya belum tersimpan dalam kontak ponsel? Apa mungkin orang salah kirim atau modus penipuan? Jaman sekarang banyak penipuan dari modus-modus chat seperti ini, tapi apa iya mau nipu ngucapin salam dulu, penipu alim?!.

Tidak ada salahnya aku balas, daripada penasaran juga nantinya.

Wa'alaikumsalam, maaf ini siapa ya?|

Hitungan detik chatku berbalas :

|Teman lama. Masa lupa?

Temen lama?! Klise!
Pasti orang ini hanya ingin mengerjai aku saja dengan berpura-pura menjadi teman lama, siapa yang perduli!.
Justru sebaliknya dia akan menyesal kalau tahu siapa diriku yang tak lain adalah seorang wanita bersuami dengan dua orang anak perempuan.

Oke abaikan, nanti juga dia capek sendiri.

|Kok gak dibalas?
|Hm, lagi sibuk ya?

Orang itu kembali mengirim chat, dan aku mulai merasa terganggu.

Maaf ya Pak/Bu.. mungkin salah| sambung. Trims.

Setelah membalas, aku tinggalkan ponselku di meja dan berlalu menuju pantry kantor untuk membersihkan bekas makan siang. Jam istirahat sebentar lagi usai, aku harus kembali ke meja kerja.

Baru saja duduk, aku teringat dengan suamiku yang berada di rumah, ku putuskan meneleponnya terlebih dahulu untuk menanyakan apakah dia sudah makan siang ini.

Sayangnya telepon dariku tak berbalas, sampai lima kali ku ulang menelepon namun tetap tidak ada jawaban. Sesibuk itukah kamu di rumah Mas? Sampai tak sempat mengecek hp mu sendiri

Bian Mahendra adalah suamiku. Lelaki dingin yang kurang romantis, bahkan selama 7 tahun pernikahan kami, Mas Bian belum pernah memberikan aku kejutan romantis. Jangankan sebuket bunga, memberi coklat pun belum pernah.

Dia memang terlalu cuek, akupun merasa tak pernah spesial dimata nya, setiap kali aku ingin menghubunginya selalu susah, aku tak pernah penting baginya.

Ach ... Hatiku jadi gusar, namun ku putuskan untuk tetap mengirimi dia pesan melalui chat.

Mas Bian :

Mas, kamu lagi ngapain?|
udah makan belum?|
Jangan terlambat makan ya..|

Lalu aku mulai kembali fokus ke meja kerja, memilih beberapa berkas yang harus diselesaikan hari ini.

Selang beberapa menit, ponselku berbunyi lagi,

+62 852XXXXXX :

|Gak salah sambung kok Cinta Emmyra.
|Sombong banget sih, gue dilupain!

Ternyata masih dari orang yang mengganggu itu, cepat aku membalas

Maaf ya, saya lagi kerja.|
Kalo kamu chat nya masih| muter-muter begitu, saya akan blokir. Ganggu!

Ku pikir tadi balasan chat dari Mas Bian. Ada sedikit rasa kecewa di hati ini, kenapa Mas Bian belum membalas chat dariku?

DRRRT ... DRRRT ...
Suara ponsel menyentakan lamunanku, lagi-lagi ada chat masuk

Cinta BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang