Epilog

12 3 0
                                    

Sudah tahun kedua selepas kepergian Arin, namun Arvind masih melanjutkan kesendiriannya. Hasratnya untuk mencari pengganti Arin sudah tumpul. Baginya, tidak ada yang lebih baik dari Arin. Satupun tidak.  Dirinya sangat pantas dipanggil orang gila di tahun pertama kehilangannya, kehidupannya seolah hancur dari bagian yang paling dalam dan tidak dapat diperbaiki lagi. Namun satu hal yang dapat membuatnya bertahan.

"Aku akan hidup seperti semula, inilah yang dirasakan dan dijalani oleh Arin dahulu ketika aku masih berkutat dengan masa kelam serta kebodohanku. Jika penantian Arin tidak sia-sia karena aku kembali padanya. Maka, sekarang adalah saat bagiku untuk menunggunya hingga kehidupan yang selanjutnya tiba. Hatiku tidak akan pernah terbagi lagi untuk siapapun selain dirinya, Arin."

--

Arvind berjalan menuju meja kerja di kamarnya dan meletakkan rangkaian bunga yang dulunya digunakan untuk acara lempar bunga dalam pernikahannya, disana terdapat gulungan kertas dengan tulisan tangan Arin.

20.04.19

"Sebuah daun kering hanya bisa mengikuti apapun yang dihembuskan oleh sang angin, menimbulkan sebuah takdir yang bahkan tak diketahuinya. Entah berakhir mengenaskan atau dibawa sang angin ke tempat yang indah, kita tidak pernah berakhir disini, aku hanya sedang mencari jawab tentang takdirku. Dan kutemukan aku telah mencintaimu. Di malamku yang semakin tinggi ini, aku berdeham pada jam dinding yang selalu berdetak tajam. Mengelakkan waktu pada temaramnya bohlam kuning ini, aku semakin terpesona dengan abdi dari maha candu yang selalu andil dalam setiap doaku, turut meraba segala yang tak akan mungkin jadi lagi. Siapa ia? Yang selalu tersungkur dalam untaian-untaian bait suci dari mulut manisku? Aku secara diam mencintainya berangsur-angsur sampai tanda hubung itu menjadi sebuah titik"

"Waktu cepet banget ya Rin, baru kemarin aku balik ke kamu sekarang kamu udah balik ke Tuhan. Kenapa kamu nggak bilang kalo hidup kamu cuma sampe sejauh ini?"

Sejenak ia berusaha meniup matanya sendiri yang terasa memanas, kemudian melanjutkan ucapannya

"Ternyata bukan aku yang nunggu kamu sekarang, tapi kamu lagi yang harus nunggu aku. Aku mohon, tunggu aku sekali lagi dan aku pastiin kita bakal bener-bener bahagia"

- SEE YOU -

...

Wahh akhirnya tamat juga!!

Maaf aku hilang setahun hehe, banyak kejadian yang ga disangka bestiee

Terima kasih buat yang udah baca sampe akhir buat karya pertamaku ini

Kritik dan saran sangat diperbolehkan demi kelancaran cerita-cerita selanjutnya

ONCE AGAIN.. THANK U SO MUCHHHH...

Our TragedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang