Dibalik Sebuah Hubungan

20 7 4
                                    

Happy reading:)
Sorry for typo(s) jangan lupa votement

Hari sudah berubah, semalam terlalu melelahkan bagi Arin untuk melakukan hal yang lainnya selain tidur. Ia harus segera bergegas mandi sebelum orang-orang mendahuluinya dan berakibat kesiangan pada akhirnya. Tetapi setelah mengeluarkan langkahnya dari kamar dia belum menemukan seseorangpun selain Mamanya yang sedang memasak di dapur. Setelah selesai mandi, Arin segera memakai seragamnya dan segera turun untuk sarapan.

"Ma... Papa sama Kak Aji belum bangun ya?" tanya Arin disela makannya

"Belum, masih tidur semua"

"Kak Aji gak kuliah? Eh, Kak Aji tuh semester berapa si Ma? Apa udah lulus ya?"

"Kamu tuh adiknya, bisa-bisanya gak tau. Tapi ngomong-ngomong kakak kamu udah tua ya, sekarang lagi skripsian abis itu udah wisuda aja" ucap Mama sambil meletakkan sayur yang telah dimasaknya ke meja.

"Ohh tua juga ya, tinggal nikah aja si"

Aku dan Mama hanya terkekeh satu sama lain. Terlalu lucu memikirkan Kak Aji yang akan menikah dengan siapa nantinya. Manusia yang satu itu tidak pernah serius jika berbicara masalah cinta dan yang lebih hebat adalah dia bisa memiliki banyak pacar dalam waktu yang sama. He he he

"Teroooossssss...." ucap Kak Aji tiba-tiba yang baru saja berjalan menuruni tangga.

"Pagi kakak ganteng, anterin aku ya abis ini. Males banget mau jalan kaki" kataku sok akrab

"Kakak juga lagi males banget keluar rumah" godanya yang kemudian masuk ke kamar mandi

~~

Kakak sialan. Tentu saja aku mengatakannya dalam hati. Beberapa menit setelah sarapan aku berangkat ke sekolah dengan jalan kaki. Sesampainya di sekolah aku tidak langsung ke kelas melainkan ke kantin untuk sekedar duduk dan bermain ponsel. Hingga seseorang datang menghampiriku dan duduk di hadapanku sambil tersenyum menopang dagu dengan kedua tangannya.

"Hai.." ucapnya singkat

Aku sedikit teralihkan dari ponselku lalu meliriknya, sebelum akhirnya salah tingkah setelah sepenuhnya menyadari siapa yang ada di hadapanku sekarang.

"Oh halo" kataku sedikit menahan kegugupan

"Tumben gak langsung masuk?" tanyanya lagi

Dia benar, tidak biasanya aku ke kantin saat baru tiba di sekolah. Yang kulakukan setelah tiba adalah masuk kelas dan merebahkan diri sampai jam pelajaran pertama dimulai.

"Gaapa, masih males masuk kelas. Lo ngapain disini?" tanyaku pada Arvind

"Gue cari sarapan tadi"

"Ohh kenapa gak makan di rumah aja?"

"Tadi sekalian nganter sepupu, takut kesiangan jadi ya gak sarapan"

"Oh gitu" jawabku menganggukkan kepala

Aku kembali sibuk dengan ponselku, membalas pesan dari Kak Aji yang mencariku karena tadi minta diantar ke sekolah. Sebelum akhirnya Arvind kembali membuka percakapan.

"Rin.. gue mau minta maaf ya" katanya tiba-tiba.

"Ha? Buat apaan?" tanyaku yang tentunya dipenuhi rasa heran.

"Gue baru tau dari Keisha-" belum sempat Arvind melanjutkan ucapannya tapi aku sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Husstt kayaknya gue tau apa yang mau lo omongin, lo gak perlu minta maaf kali. Gaada yang salah disini atau mungkin ya guenya yang salah" kataku seraya memandang mata Arvind dalam-dalam berusaha meyakinkan "Dan sekarang lo udah sama Keisha kan? Bisa apa gue?" pungkasku dengan memaksakan tawa

Our TragedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang