Abyan's POV.
Aku membolak - balikkan tubuhku ditempat tidur kingsizeku. Kucoba memejamkan mataku yang sudah sangat mengantuk ini namun tak berhasil. Aku ambil salah satu bantal yang berada disampingku, dan aku letakkan untuk menutupi wajahku. Cara inipun tak mampu membuat mataku terpejam. Kulempar bantal itu sembarangan. Lelah hati dan pikiran sungguh membuatku tak tenang malam ini. Pernyataan Keiza yang menginginkan mengikuti keyakinanku membuatku senang bukan kepalang. Tapi aku tak ingin, keputusan yang dia ambil hanya karena keinginan sesaatnya yang menginginkan hidup bersama denganku. Disisi lain, pertemuan yang tak terduga antara Keiza dan kedua orangtuaku tadi membuat otakku serasa penuh saat ini. Bodohnya diriku, membawa kekasihku Keiza ke Masjid keluarga besarku. Aku lupa jika malam ini Abi dan Umi ada acara disana. Aku mengacak - acak frustasi rambutku, saat mengingat pertemuan Abi dan Umi dengan wanita tercintaku. Pertemuan itu tidak terlalu buruk, namun Umi dan Abi yang mendesakku untuk mengajak Keiza kerumah dan melamar Keiza dengan segera membuat kepalaku berdenyut. Ya Allah! Untuk sementara Abi dan Umi belum mengetahui status Keiza yang sebenarnya. Tak terbayangkan olehku, apa yang akan terjadi jika Abi dan Umi mengetahui kenyataan bahwa aku dan Keiza berbeda.
Flashback on:
Aku terkejut saat seseorang memanggilku. Suara yang tidak asing ditelingaku. Jantungku berdegup kencang, bekerja dua kali lebih cepat dari biasanya. Tanganku mengenggam Keiza dengan erat, saat aku melihat kedua orangtuaku berjalan menghampiri kami. Aku mencoba untuk tersenyum manis pada mereka. Walaupun aku tidak yakin, senyumku kali ini terlihat manis seperti biasanya.
"Bang Byan..." Panggil seseorang yang sudah tak asing untukku, Umi.
Aku tersenyum. Umi berjalan menghampiriku dengan menggandeng mesra lengan Abi. Mereka tersenyum padaku.
"Ngapain kamu disini Yan?" Tanya Abi padaku saat mereka sudah berada didepanku dan Keiza. Senyum dan mata Abi yang menatapku dan Keiza membuatku sedikit kesal. Aku tahu, Abiku ini sedang menggodaku.
"Pacaran Bi di Masjid." Sahutku konyol. Keiza langsung mendelik padaku membuat Umi dan Abi terkekeh.
"Ya shalat lah. Ya kali orang pacaran di Masjid, yang ada juga akad nikah Bi. Abi ini nanyanya nggak penting deh." Lanjutku lagi sambil menggeleng gelengkan kepalaku. Tanganku masih menggenggam tangan Keiza. Abi terkekeh.
"Kenceng banget tu gandengannya. Takut ya... si cantik terpesona sama Abi." Ucap Abi meledekku. Aku tak bergeming, tanganku semakin mengeratkan genggamanku pada kekasih mungilku. Keiza mencoba untuk melepaskannya, aku tak peduli.

KAMU SEDANG MEMBACA
You
Romance"Kita memang berbeda. Tapi kita tidak berubah hanya karena kita ingin dicintai. Kita adalah kita. Bersama bukan berarti harus sama. Karena perbedaanlah yang telah menyatukan kita." - Abyan