Heyho All...
Nih aku kasih lagi nextnya. Itung - itung sebagai THR (tulisan hari raya. Buahahaha) sebelum ramadhan usai. Maklum author abal - abalnya mau mudik nanti. So, buat kalian yang biasanya cuap - cuap kasih semangat buat aku dan selalu setia ninggalin jejaknya disini, aku minta maaf kalo slow response balas pesan kalian.Sebelum hari raya Idul Fitri tiba, aku mau ngucapin minal aidzin wal faidzin buat semua readers setia YOU, terkhusus buat Abyanlovers - Keizalovers dimana pun kalian berada. Maap ye, kalo aku banyak salah - salah kata. Maklum, manusia banyak typo - nye. Hahaha.
Last but not least, aku mau Warning dulu nih ya, barang kali ada yang mupeng atau jadi baper akut setelah baca chapter ini. Yang lagi puasa, bacanye nanti aja yee. Takut puasanya batal. Tau ndiri, si Bang Byan kaya apa kalo sama bininye. Hahaha.
Okey deh, sekian dan terima kasih.
Lope you All. And see you next time.Muach. ^^
*****
(18++)
Abyan's POV.
Kurasakan sebuah sentuhan membelai wajahku. Mulai dari dahiku, kemudian turun kehidung mancungku, dan terakhir bibirku. Namun mataku terlalu berat untuk aku buka. Tak kupedulikan sentuhan - sentuhan lembutnya itu. Hingga akhirnya sentuhan lembut didadaku yang sedang shirtless membuatku bergeliat. Darahku mulai berdesir, celana pendekku mulai serasa sesak. Oh sial! Istriku benar - benar membangunkan singa jantan yang sedang tertidur. Ku buka mataku perlahan. Dia tersenyum manis padaku. Saat dia mendekatkan wajahnya didepan wajahku, langsung saja aku menariknya dan mendekapnya dengan erat. Ku kunci dia dengan membalikkan tubuhnya dan juga tubuhku. Posisiku sekarang berada diatas, menguncinya dengan menumpukan kedua sikuku. Aku menatapnya tajam. Istriku Keiza menggigit bibir bagian bawahnya.
"Mmm... mau apa Bi? Marah ya?" Tanyanya padaku. Aku masih terdiam menatapnya dengan posisi yang sama. Aku ingin meminta pertanggung jawabannya sekarang.
"Maaf Bi. Kan udah sore, makanya aku bangunin. Aku mau ngajak kamu snorkeling Bi didekat resort sambil nunggu sunset. Mau?" Mata kami saling beradu.
"Tanggung jawab dulu!" Ucapku yang membuat dahi istriku berkerut.
"Tanggung jawab apa?" Tanyanya tanpa rasa bersalah. Aku menghela nafasku.
Dalm hitungan detik aku lumat bibir tipisnya yang selalu membuatku ketagihan setiap saat. Bibir tipisnya yang lembut itu seperti alcohol beverage yang sangat memabukkan. Awalnya istriku hanya terdiam sambil menatapku yang sedang melumat bibir tipisnya. Sesaat kemudian kedua tangannya mengalung dileherku. Tangan kanannya menarik tengkukku agar semakin intens. Bibir kami saling melumat satu sama lain. Desahannya mulai terdengar saat tanganku mulai menelusup kedalam t - shirt nya. Tubuhnya mulai bergeliat saat tanganku mulai menjelajah kearea sensitifnya. Istriku mulai menikmati aktivitas yang kulakukan. Kubuka kaos dan hot pantsnya. Ku cium setiap inchi lekuk tubuhnya yang sungguh menggoda. Membuat naluri lelakiku semakin memuncak.
Nafas kami saling memburu. Keringat sudah membasahi tubuh polos kami saat pencapaian klimaks aktivitas panas kami. Aku tumpukan kedua sikuku untuk menopang tubuhku yang sudah lemas agar tak menindihnya. Kucium keningnya, hidungnya dan juga bibirnya.
"Thank you sayang." Dia tersenyum.
"It's same too." Balasnya yang kemudian mencium bibirku kembali.
"Mau mandi sekarang? Kita berendam, sekalian nikmatin sunset. Gimana?" Dia tersenyum kemudian mengangguk.
Aku segera beranjak. Istriku segera menutupi tubuhnya dengan selimut. Aku sibakkan selimutnya. Dia menariknya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
Romance"Kita memang berbeda. Tapi kita tidak berubah hanya karena kita ingin dicintai. Kita adalah kita. Bersama bukan berarti harus sama. Karena perbedaanlah yang telah menyatukan kita." - Abyan