Dayeon menghentikan larinya, mengatur pernapasan yang sudah sangat berat. Lapangan telah dikelilingi sebanyak tiga kali dan tenaganya sekarang sudah habis.
“Kim Dayeon, masih ada dua putaran lagi,” teriak dari seberang.
Dayeon melirik pada guru pria yang sedang duduk manis dipinggir lapangan, buku tebal ditangan menjadi poin utama. Dayeon menghela napas pelan, terus mengangguk dan kembali melanjutkan lari-lari kecil.
“Semangat!”
Itu teriakkan dari Hikaru, gadis ini rela tidak menyempatkan diri untuk istirahat demi menemani temannya yang sedang dihukum.
Saat yang ditunggu akhirnya tiba, tidak lama peluit pun ditiup, guru itu mengangkat tangannya, “Cukup Dayeon! Kamu sudah selesai.”
“Hah akhirnya,” Dayeon pun langsung merebahkan diri pada rerumputan hijau itu.
“Gila kamu!” hardik Hikaru ketika baru saja mendudukkan diri tepat di samping Dayeon.
“Benar-benar sudah tidak waras!” katanya lagi.
Dayeon melirik Hikaru, meski tidak jelas karena berlawanan dengan cahaya matahari, dia tetap bisa tahu kalau gadis itu pasti sedang marah besar padanya.
“Maaf,”
Hikaru memukul jidat Dayeon, “Untung saja tidak diskors, kalau iya bagaimana ulangan mu? Kamu ini sungguhan sudah sinting rupanya!”
Dayeon menggelengkan kepalanya, terus beralih duduk lurus menghadap Hikaru.
“Itu tidak mungkin.”
Hikaru mendecih, “Memangnya tau dari mana? Lagipula, kenapa tiba-tiba bisa seperti itu, sih?”
Dayeon menaikkan kedua bahu sekilas, “Moreugesso, sepertinya ada yang aneh dengan diriku akhir-akhir ini.”
“Non hangsang isanghae, tidak heran kalau sebentar lagi akan gila.”
Dayeon tertawa kecil, lalu segera menyusul Hikaru yang sudah lebih dulu berjalan meninggalkan dirinya.
“Baegopa—, ah, tapi waktu istirahat tinggal lima menit,” kata Hikaru, “Gara-gara si Kim bodoh ini aku harus kehilangan sosis bakar,”celoteh nya lagi.
Sementara itu pegangan tangan pada lengannya perlahan melonggar, Hikaru langsung menghentikan langkah, menoleh pada Dayeon yang tiba-tiba terdiam.
“Tto wae geurae?”
Matanya menelusuri ada apa gerangan hingga Dayeon jadi begitu, ketika tahu apa jawabannya, Hikaru langsung mengangguk paham.
“Ayo kita lewat jalan yang lain saja.”
Hikaru menarik tangan Dayeon cepat-cepat agar tidak berselisihan dengan Jeongmin beserta antek-antek nya.
“Tangan Jeongmin sampai patah begitu gara-gara dirimu, sebenarnya seberapa kuat kamu memukul dia kemarin?”
Dayeon menggeleng, “Aku tidak ingat persis.”
“Saat melihat nya secara langsung aku semakin bersyukur cuma hukuman yang kamu dapat, bukan dikeluarkan dari sini.”
Dayeon menoleh, “Sudah kubilang bukan, mereka tidak mungkin mengeluarkan aku.”
Tangannya terulur bebas untuk menoyor kepala Dayeon, Hikaru mendecih, “Michin, jangan terlalu percaya diri kamu!”
;
Kurang lebih sudah lima belas menit Chaehyun duduk didekat jendela, memperhatikan keadaan luar dengan seksama.
![](https://img.wattpad.com/cover/295354365-288-k887538.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
N(y)00 : Dayeon x Chaehyun
Fanfiction"In the darkness i find you. Wherever you are, my lens will capture the beauty of you," ©avvtea22 ⚠ gxg! ⚠ some issues of lgbtq+ ⚠ 16+ ⚠ do not take it to serious, just FF okay? ⚠ BACA WARNING NYA! written in bahasa baku, a bit of korean and english...