Bahiyyih melirik samping sekilas, Dayeon masih saja diam. Sudah setengah jam lamanya semenjak mereka sampai ditempat itu.
“Kenapa?”
Hampir tersedak minuman nya, Bahiyyih menoleh terkejut ketika mendengar dia akhirnya mengeluarkan suara.
“Apa?”
“Kenapa tiba-tiba baik padaku?”
Apakah itu sebuah pertanyaan? Tapi kenapa nadanya seakan menuntut untuk Bahiyyih diam.
“Oh—,” Bahiyyih hanya dapat menggumamkan itu, lalu kembali memusatkan perhatian pada langit siang yang begitu cerah hari ini, tidak sesuai dengan yang terlihat cuaca sungguh dingin sekali.
“Tidak ada, hanya saja aku lelah terus menyakiti mu.”
Dayeon mengangguk mengiyakan, “Boleh aku bertanya?”
“Apa saja.”
“Alasan untuk semua perlakuan mu, dasarnya.”
Lagi-lagi itu bukan terdengar seperti pertanyaan. Bahiyyih tersenyum kecil menanggapi sikap Dayeon.
Dia lalu menerawang jauh kedepan. Tersenyum kecut saat susunan kata pada otak nya terasa tidak sanggup untuk diucapkan, tidak—, lebih tepatnya tidak pantas.
“Apa karena Chaehyun eonni?”
“Maksud mu?” kedua alis Bahiyyih terangkat tanda bertanya.
“Kamu tiba-tiba berlaku baik padaku, apa karena dia?”
Mata mereka berdua saling terikat. Pada Dayeon hanya netral, tidak ada arti di sana, sedangkan pada Bahiyyih tercampur aduk hingga tidak dapat diartikan.
Cukup sebentar saja kemudian Bahiyyih segera memutuskan adu pandang mereka. Matanya lalu tertuju lurus pada objek dibawah sana.
Sama halnya dengan Dayeon yang kini masih tanpa ekspresi, mereka berdua fokus memperhatikan itu.
Bahiyyih kemudian menarik Dayeon cepat lalu mendekapnya erat, erat sekali seperti tak ada hari esok.
“Tetap begini, sebentar saja.”
;
Dayeon berjalan kedepan perlahan, menaruh benda yang sedari kemarin ia simpan dengan baik, keatas meja guru.
Chaehyun mendongak, menatap dengan pandang bertanya.
“Miss. Chaehyun meninggalkan ini,” jelas Dayeon secara singkat, padat, dan jelas.
Dan dengan itu, Dayeon merasa benar-benar telah selesai. Lalu berjalan keluar mendahului Chaehyun yang kini nampak berharap dia tidak pergi begitu saja.
Demi apapun jika berada dekat dengan Chaehyun rasanya sungguh tidak nyaman, Dayeon menggeleng kuat menepis memori ketika dia merasa telah berkhianat.
Dia terus buru-buru membelokkan langkah menuju tempat tujuan.
Langkah yang awalnya cuma perlahan berubah menjadi lari.
Dayeon merogoh kunci disaku, membuka pintu bercat hitam itu dan segera menutup nya rapat kembali.
Tangannya terangkat untuk merasakan degup jantung yang berdebar hebat. Dia kemudian menggenggam erat kalung yang selama ini tak pernah terlepas.
Terus berjalan mendekat untuk menyentuh bingkai foto yang terpajang rapi pada dinding.
Dayeon mengusap nya perlahan.
“Bogo sipossoyo, maaf akhir-akhir ini aku sempat berpaling tapi aku janji tidak akan pernah meninggalkan mu lagi. Mianhaeyo.”
KAMU SEDANG MEMBACA
N(y)00 : Dayeon x Chaehyun
Fanfiction"In the darkness i find you. Wherever you are, my lens will capture the beauty of you," ©avvtea22 ⚠ gxg! ⚠ some issues of lgbtq+ ⚠ 16+ ⚠ do not take it to serious, just FF okay? ⚠ BACA WARNING NYA! written in bahasa baku, a bit of korean and english...