two ; pada malam itu

331 60 17
                                    

tw // bullying , violent
p.s fiksi, karakter dibuat hanya sebatas imajinasi.



















Seorang gadis muda masuk dengan gaya angkuhnya, terus berjalan lurus menuju bangku pojok kelas, mendudukkan diri di atas meja itu.

"Oi!"

Dayeon baru saja mendongak untuk menemukan jawaban siapa gerangan yang memanggil, dan sekotak susu justru mendarat tepat pada kepalanya.

"Tuli, kurasa sebelah telinga mu masih berfungsi, 'kan?" katanya,

"Yah walaupun sama saja tidak berguna," lanjut nya sembari bermain kuku.

Dayeon diam, memilih memungut kotak susu dilantai.

"Jeongmin, kamu menjatuhkan ini," Dayeon menyodorkan minuman tersebut pada si empunya.

Namun bukannya diambil, Jeongmin justru menepis kasar tangan Dayeon kemudian menendang jauh kotak susu itu.

"Selain tuli rupanya juga buta, tidak liat kalau tanggal kadaluarsa nya sudah lewat!"

Dayeon meringis langsung menutup telinganya yang berdenging hebat.

"Haish, jinjja. Sudahlah minggir sana!" dia kemudian mendorong tubuh Dayeon hingga sedikit terhuyung hampir jatuh.

"Kamu tuli, 'kan? Jadi duduk saja didepan sana. Aku mau tidur," ujarnya, lalu segera menimbun wajah dibalik lipatan kedua tangan.

Dayeon tersenyum kecil. Sudah biasa dengan perlakuan teman-teman sekelas nya, atau bahkan satu sekolah, yang seolah-olah memandang dirinya sebagai orang paling menyedihkan sedunia.

Dayeon tahu itu, selalu sadar diri. Tidak pernah mengambil keputusan untuk berani melawan mereka, hanya diam meski terus ditindas.

Percuma melapor guru, tidak ada yang akan perduli. Jika bukan dari keluarga terpandang, maka siap-siap saja menjadi murid buangan, terlebih lagi mempunyai keterbatasan fisik.

Lelah, putus asa, tapi harus terus kuat meski keadaan sungguh menyakitkan.











;

Lengannya terulur, menadah serpihan salju yang turun bebas dengan indah sore ini.

Mantel coklat kesayangan ia rapatkan, sehingga cuaca dingin yang menusuk dapat sedikit terobati.

Jemari juga telinganya berubah merah beriringan dengan hawa saat ini. Dayeon melangkah perlahan menuruni anak tangga keluar dari bangunan sekolah,

Tapi pada pijakan terakhir dia hilang keseimbangan akibat tubrukan dari seseorang.

"Ups, mian!" ujar si pelaku dengan nada yang terkesan mengejek.

Dayeon meringis, menatap nanar pada lututnya yang sekarang sudah tergores menjadi luka.

Seakan benar-benar tengah mengerjai, Jeongmin langsung menuju pada kerumunan kawanannya tanpa perduli keadaan Dayeon. Setelah itu pun mereka bersama menertawai kejadian itu.

"Dayeon-ah, gwaenchanha?"

Dayeon mengangguk, "Gwaenchanha."

Hikaru merengut, lalu membantu Dayeon membersihkan salju yang menempel pada pakaiannya, habis terjatuh tadi.

"Lain kali tunggu aku keluar kelas, baru kita pulang bersama. Dasineun iroji maseyo, na jigeum nomu hwaga na. Geu manghal nomdeul!"

N(y)00 : Dayeon x ChaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang