PART 11; SURAT.

469 66 6
                                    









🌻🌻🌻🌻🌻🌻








VOTE SEBELUM BACA YA GUE GALAK SOALNYA!!!!!!!!!!!!!😡😡😡😡😡😡😡





btw terima kasih banyak buat yang selalu vote&baca dari awal story ini publish sampai sekarang, saya hapal nama-namanya.
I love you lots❣️







 I love you lots❣️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










🌻🌻







"Lo tadi kenapa?" Vio bertanya pada teman sebangkunya yang sedang membereskan alat tulis.


"Hm?"


"Kok langsung pergi?" tanyanya lagi karena tak mendapatkan jawaban.


"Kan gue udah bilang, ngga suka di tatap orang asing," jawab Jenan menoleh ke arah gadis disampingnya. Vio mengangguk pelan.




Apakah selama ini aksinya membuat temannya ini risih? Pasalnya, ia suka menatap lekukan wajahnya diam-diam.





Ting.





Satu pesan masuk ke ponsel gadis itu. Jam pelajaran sudah berakhir. Ia menoleh ke Jenandra.

"Eh, Jenandra?" panggilnya. Jenan menoleh.

"Apa?" tanyanya. Ia tak terlalu suka namanya di panggil lengkap. Katanya itu terdengar seperti seseorang akan memarahinya.

"Mau hangout sama gue dan Jive? Nanti kita anter balik!"


"Jive siapa?" Vio terdiam. Bagaimana bisa Jenan lupa padahal mereka bertemu beberapa hari lalu?


"Kakak gue. Si bule?" Vio menatap Jenan, memastikan jika pria itu akan ingat. Jenan terdiam, ia nampak berpikir.

"Yang kalian dirumah sakit!" lanjut Vio.

"Aaahhhh ya! 10 McFlurry kan, ya?" tanya Jenan memastikan. Vio mengangguk.

Tangan kecil Vio memasukkan semua buku ke tasnya, tapi lengannya tak sengaja menyenggol bolpoin hingga jatuh ke kolong meja. Ia menunduk berniat mengambilnya.

Itu sebenarnya bolpoin milik Jenan. Vio mengambil itu paksa beberapa minggu lalu. Lagipula, Jenan memiliki banyak bolpoin, jadi hilang satu tak akan berpengaruh.

"AWW!" kepala Vio terbentur di kolong meja dengan sesuatu. Ia mendongak dan menatapi Jenan yang menatapnya balik. Kepala mereka berdua berbentur. Mata mereka kini bertemu. Sadar dengan apa yang sedang terjadi, punggung mereka kembali naik.

"Ngapain lo?!" tanya Vio ketus, hanya untuk menutupi rasa malunya. Kupingnya memerah.

"Tadi gue liat bolpoin lo jatuh, makanya gue bantuin ambilin. Eh, lo malah ngikut juga!" ucap Jenan santai. Vio mendecik sebal. Ia lalu berdiri.

Jenandra & KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang