🌻🌻
Vio melangkah cepat menghampiri Jenandra di ujung jalanan lain. Ia menggerutu dalam hati. Bagaimana bisa dirinya begitu salah tingkah? Mereka berdua menyusuri jalanan ke ladang bunga tanpa mengobrol. Masih malu dengan kejadian yang mereka alami di bus.
"Woah!" Vio bersorak ketika warna warni bunga tertangkap oleh pandangannya.
Mereka telah sampai. Vio berlari kecil ke tengah ladang. Jenan yang melihatnya hanya tersenyum. Violetta Lafinski, gadis galak yang dulu suka membullynya kini berada di depannya sedang berlarian seperti anak kecil di tengah ladang bunga. Mengapa ia tak berbuat baik dari dulu saja? Vio didepannya ini lebih menggemaskan.
"Jen, sini!" teriak Vio mengisyaratkan Jenan untuk mendekat. Kaki Jenan melangkah maju. Tetapi tiba-tiba saja kepalanya pusing.
Langkah pria itu terhenti. Vio yang semula sibuk dengan warna warni bunga menoleh ke arah Jenan yang tertunduk sambil memegangi kepala. Wajahnya terlihat kesakitan. Jenan tiba-tiba terjatuh.
"Jen!" Vio berlari menghampiri Jenan.
"Jen?" tanya Vio sedikit panik sambil memegang bahu Jenan.
"Jen, kenapa? Sakit dimana?" Vio panik. Pasalnya, tadi Jenandra baik-baik saja. Mengapa ia tiba-tiba kesakitan?
"Pulang aja yuk!" ajak Vio. Gadis itu berdiri bersiap untuk membantu Jenan berdiri juga. Tetapi tangan Jenan memegang lengannya dan kepalanya menggeleng pelan.
"Gue pulang sendiri aja. Lo disini dulu ngga apa-apa," ucap Jenan sambil tersenyum.
"Maaf ya, Vio.." sambungnya. Kepalanya masih pusing, tapi ia masih kuat untuk berjalan. Paling tidak ia bisa duduk bersandar di dalam bus nanti. Apalagi rumahnya tidak jauh dari halte.
"Nggak! Gue yang ngajakin lo kesini. Gue yang nganter lo pulang," seperti biasa, Vio mengeyel.
Jenan tertunduk dan menghembuskan nafas keras. Hatinya merasa bersalah, karena Vio yang tadi bahagia untuk beberapa saat sekarang harus berhenti. Mau tak mau Jenan menuruti permintaan Vio, atau sifat galak gadis itu kembali.
"Yaudah, anterin sampai gerbang aja tapi," Vio mengangguk menyetujui.
🌻🌻
Tidak ada obrolan special dalam bus. Mereka hanyut dalam sunyi. Jenandra hanya terduduk dengan kepala terdongak bersandar ke kursi.
"Jen, udah sampai." ucap Vio membuat Jenan membuka matanya. Vio membantu Jenan untuk berjalan. Jika tidak, pasti jalannya akan sempoyongan dan bisa saja terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenandra & Kehilangan
FanficJenandra Alversado, seorang remaja yang sekarang hidup untuk kakaknya, Juanda Alversado. Kakak-beradik ini susah dipisah. Jenandra selalu ada dimana 'pun Juanda berada, tapi Juanda tak selalu ada dimana 'pun Jenandra berada karena Jenandra tak membi...