CHAPTER 23

9.2K 394 9
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tinggalkan jejak. Lagi nggak mood buat nulis eheh sorry guys kalo pendek

 Lagi nggak mood buat nulis eheh sorry guys kalo pendek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 23

Pemandangan gelap memang terlihat sangat indah, di kelilingi sedikit lampu remang-remang yang cantik. Gadis berhoddie merah maroon itu masih senantiasa berdiri dipinggir balkon, seraya tangannya bertopang disandaran balkon. Menatap langit yang malam itu tidak ada satu pun bintang berlihat, hanya ada bulan bersinar sendirian. Ia tersenyum kecil, Ayla menyukai keadaan yang tenang. Semua keluh kesalnya tadi siang sudah terbayar.

Matanya terus memandangi bulan itu tanpa henti, sesekali terdengar suara jangkrik bersautan. Malam ini Ayla melupakan bahwa ia takut kepada hantu. Affey sudah tertidur lebih awal, semua murid juga sepertinya sudah pads terlelap.

Tiba-tiba Ayla merasa ada yang berjalan mendekatinya, gadis itu berbalik dan tersentak melihat keberadaan Allrad yang berada di sampingnya. Ayla mendelik sinis, ia memilih untuk menghiraukan Allrad dan kembali menghadap luar.

"Lo ngapain malem malem disini?" tanya Allrad.

Ayla menjawab tanpa menoleh. "Suka."

Allrad mengangguk singkat. Allrad menoleh ke arah Ayla. Lelaki itu menatap lekat gadis yang ada di hadapannya ini dari atas sampai bawah. "Lo pakek hoddie tapi bawahnya cuma pake celana pendek," celetuknya.

"Suka suka gue."

Allrad tidak menimpali lagi. Kedua remaja itu sama sama terdiam, membiarkan angin malam menerpa wajah masing masing dan suara berbagai hewan terdengar samar samar. Allrad menunjukke sisi arah kiri, Ayla mengernyit bingung. "Disana, ada kebun teh."

"Serius? Jauh nggak?" tanya Ayla penasaran. Allrad menggeleng membuat Ayla kembali terlihat antusias. Dengan sedikit menjinjit Ayla berusaha melihat siluet kebun teh tersebut. Namun nihil. entah lah karena Ayla yang pendek atau Allrad berbohong.

Allrad menarik ujung rambut Ayla membuat sang empu ingin memprotes dak berteriak, tapi urung karena ini suda larut malam. "Masakin gue mie instan," suruh Allrad.

ALLRAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang