Sepuluh

8 4 0
                                    

Setelah surat singkat yang kutemukan seminggu lalu kali ini aku bertemu gadis itu lagi. Entah sudah berapa lama aku tidak melihatnya tapi ada sedikit perubahan pada gadis itu. Sebelumnya gadis itu selalu menunduk dan matanya selalu terlihat kosong. Tapi kali ini berbeda gadis itu tersenyum sambil berdiri di samping ayunan. Aku hanya tersenyum sebentar padanya lalu berlari pulang karena sedang hujan deras.

Satu minggu setelahnya aku datang ke taman itu lagi. Entah kenapa akhir-akhir ini aku sering mendatangi taman itu. Hampir setiap pulang sekolah aku mampir ke taman itu, meski kadang hanya sampai ke pintu tangan saja.

Aku sendiri tidak tau kenapa aku begitu suka taman tua ini. Meski agak sedikit kotor karena jarang dibersihkan taman ini tetap terlihat menarik bagiku. Dan inilah yang terjadi, aku kembali ke taman ini lagi.

Akhir-akhir ini tidak terlalu sering turun hujan seperti bulan lalu. Beberapa hari ini bahkan langit selalu tampak cerah. Yah.... mungkin ini karena musim hujan yang akan segera berakhir.

Aku juga sudah jarang sekali bertemu gadis itu disini. Terakhir kali aku melihatnya adalah dia minggu yang lalu saat hujan deras. Tapi hari ini aku mendapat satu surat lagi —yang sepertinya lebih cocok disebut catatan singkat— yang tentunya kutemukan di ayunan taman bersama dengan setangkai bunga Daisy.

Akhir-akhir ini kau sering sekali datang ya.
–A

Itulah yang tertulis disurat ketiga. Hanya satu kalimat singkat seperti dua surat sebelumnya.

....

Satu minggu setelahnya aku mendapatkan satu surat lagi.

Aku senang Cia sudah punya teman.
–A

Surat keempat.

Sejak saat itu aku akan menemukan suratnya setiap satu minggu sekali.

Sepertinya Cia sudah mulai berubah ya.
–A

Surat kelima.

Cia yang sekarang sepertinya lebih sering tersenyum.
–A

Surat keenam.

Aku senang Cia bahagia.
–A

Surat ketujuh.

....

Awalnya aku bingung siapa Cia yang hampir selalu disebut dalam surat singkat gadis itu. Sampai surat kedelapan datang barulah aku mengerti. Surat kali ini berbeda dengan tujuh surat sebelumnya. Surat kali ini barulah bisa disebut surat yang sebenarnya. Bukan catatan singkat yang hanya terdiri dari satu kalimat.

Saat menemukan surat kedelapan aku tidak langsung membacanya karena sudah hampir turun hujan. Kalau sampai kehujanan bisa-bisa surat itu rusak nanti. Setelah sampai dirumah aku langsung membacanya.

Sebentar lagi musim hujan berakhir dan sepertinya ini juga surat terakhir yang akan kau terima. Mungkin setelah musim hujan ini berakhir aku tidak akan pernah muncul lagi. Aku sangat senang karena pernah bertemu denganmu. Dan juga aku senang sekali saat kau membawa Cia ke taman ini hari itu. Cia juga sudah mulai kembali menjadi dirinya yang dulu karena kau. Seandainya aku boleh berharap aku sangat ingin melihat Cia untuk yang terakhir kalinya sebelum aku hilang untuk selamanya. Aku benar-benar merindukan adikku Alicia.
–Alexa

Setelah membaca surat itu aku langsung berlari keluar rumah tanpa mempedulikan hujan deras yang tengah mengguyur kota. Sekarang aku mengerti kenapa aku selalu merasa gadis itu mirip dengan seseorang. Di surat terakhir ia menyebutkan Alicia dan saat ini aku baru sadar kalau yang selama ini ia sebutkan dalam surat-suratnya adalah orang yang hampir selalu bersamaku setiap hari.

Sekarang aku tau kenapa saat pertama kali kutemui matanya tampak kosong. Di surat terakhir ia menyebutkan keinginannya untuk bertemu Alicia dan aku akan mencoba mewujudkan hal itu. Aku sendiri tidak yakin apakah aku bisa mempertemukan mereka berdua, tapi setidaknya akan kucoba.

Dan disinilah aku sekarang, berlari tanpa mempedulikan derasnya hujan. Tujuanku saat ini adalah rumah Alicia. Jaraknya bisa dibilang agak jauh dari rumahku jadi aku harus berlari sekuat tenaga agar bisa sampai disana secepatnya.

....

Saat sampai di rumah Alicia aku segera mengetuk pintu dengan cepat dan sesekali memanggil namanya.

"Alicia!"

Setelah beberapa ketukan barulah Alicia membukakan pintu. Tampak sedikit terkejut dengan kedatanganku yang tiba-tiba, terlebih dengan keadaan basah kuyup seperti sekarang ini.

"Apa yang kau lakukan disini? Dan kenapa kau basah kuyup".

"Itu tidak penting sekarang, cepat tutup pintu rumahmu dab ikutlah denganku!".

"Ada masalah apa sampai kau buru-buru begitu?", tanyanya heran.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskannya sekarang, yang bisa kukatakan saat ini hanya satu, Alexa", jawabku cepat lalu menarik tangan kanan Alicia dan membawanya berlari mengikutiku.

"Dari mana kau tau nama itu?", tanyanya selagi berlari.

"Kau akan tau sendiri nanti", aku melepaskan peganganku padanya dan terus berlari sekuat tenaga. Alicia juga mengikutiku dari belakang.

Saat kami sampai di pintu taman aku melihat gadis itu, berdiri di samping ayunan tua sambil tersenyum. Sementara Alicia yang saat ini berada disampingku terus menunduk sejak beberapa saat yang lalu. Aku sendiri pun ikut menunduk. Suasana tetap hening, selama beberapa saat hanya terdengar bunyi hujan hingga suara yang begitu lembut menyapa pendengaranku.

"Lama tidak bertemu, Cia".

To be continue....

Gadis HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang