BAB XIII | A RECKLESS BRAVERY

61 9 0
                                    


Kushina segera berbalik dengan perasaan terkejut setelah mendengar suara tembakan dari arah teller. Dan benar saja apa yang ia duga, seorang perampok menodongkan mulut pistolnya pada seorang teller. Kushina mencari keberadaan Minato dengan cepat dan berlari ke arahnya sebelum perampok itu bersuara.

Suara riuh ketakutan terdengar jelas karena dua orang keamanan yang seharusnya segera meringkus perampok bersenjata itu tersungkur di hadapan seorang perampok lain.

"Mi .. Minato ... lakukan sesuatu!" mohon Kushina seraya menarik ujung jaket yang dikenakan Minato. Pria bersurai pirang itu hanya menyunggingkan senyuman untuk menenangkan Kushina. Lantas ia segera merogoh ponsel di sakunya dengan hati-hati karena takut ketahuan. Ia harus segera menghubungi rekannya.

Minato dan Kushina sangat terkejut ketika ponsel yang disembunyikan Minato di bawah kursi untuk menghubungi rekannya diketahui salah satu perampok yang membekuk dua orang keamanan. Perampok itu lantas membanting ponsel Minato dengan keras.

"Tidak akan kubiarkan ada yang menelpon polisi." Ujarnya dengan pongah seraya mengawasi semua orang yang meringkuk ketakutan sementara perampok lainnya menunggu teller memasukkan uang.

Setelah perampok itu menjauh dari tempat Minato,Kushina masih terus menggenggam ujung jaket Minato. Genggamannya semakin erat dan Minato tahu jika Kushina sedang ketakutan.

"Kushina, tenangkan dirimu. Mereka mungkin saja akan menggunakan sandera .." bisik Minato. Dan benar saja. Salah seorang nasabah kedapatan mengeluarkan ponselnya—mungkin mencoba menghubungi polisi—diketahui salah satu perampok yang mengawasi. Lantas perampok itu menyeret nasabah pria dengan jas panjang berwarna krem menjauh dan kembali melontarkan ancaman.

"Sekali lagi aku melihat kalian mencoba menghubungi polisi atau siapapun, aku akan menembak," ancamnya dengan nada dingin lalu menembakkan satu pelurunya ke langit-langit untuk meyakinkan jika ancamannya benar-benar akan ia lakukan.

Minato pun melepaskan tangan Kushina dengan lembut dan berencana mendekat ke arah teller karena tempat mereka tak jauh dari sana.

"Kau .. mau kemana ...?" tanya Kushina gusar.

"Aku akan mendekati pria yang membawa uang, Kushina. Kau tetaplah di sini." Minato berujar dengan pelan dan serius. Kushina pun hanya bisa mengangguk karena ia tahu Minato tak bisa membiarkan hal ini terjadi.

Lalu Kushina beralih menatap teller-teller yang ketakutan itu dan pria dengan tas berisi uang yang bersiaga dengan senjata. Ia khawatir jika Minato mendekat maka pria itu akan menembaknya dan Minato bisa dalam bahaya.

Bagaimana caranya agar Minato bisa meringkus orang itu dengan aman? Kushina memejamkan kedua matanya erat dan mengenyahkan sedikit rasa takutnya lalu mengumpulkan keberanian.

Ia punya ide. Tapi ini ide gila dan Minato tidak akan setuju.

Tiba-tiba saja Kushina bangkit dari posisi berjongkok menjadi berdiri dan mengundang perhatian kedua perampok itu.

"Nona yang berambut merah, apa yang mau kau lakukan?" ujar salah satu perampok dengan sinis ketika melihat Kushina tiba-tiba bangkit. Ia sengaja berdiri tak jauh dari Minato.

Minato melempar tatapan tidak mengerti dengan tindakan ceroboh Kushina.

"Uhh ... Aku benar-benar tidak tahan ingin ke kamar kecil, Tuan-tuan. Jadi ... kalau boleh ..." ucap Kushina dengan agak ragu-ragu dan wajah yang dibuat senatural mungkin. Bahkan menimbulkan kesan lucu. Wajah Kushina terlihat malu-malu karena menahan diri.

"Ck! Merepotkan! Kau saja yang mengawasinya!" pelaku yang memiliki sandera itu memerintah pelaku lain yang membawa tas berisi uang karena posisi mereka yang dekat dan tidak terhalang sandera.

Apa ini berhasil? Kushina bertanya dalam hati lalu pelaku yang membawa tas itu pun tersenyum mencurigakan dan berjalan mendekati Kushina yang berdiri tak jauh dari Minato.

Lalu Minato pun mengerti. Ini semua hanya akal-akalan Kushina. Ia sengaja berdiri dekat dengannya untuk memancing pelaku mendekat.

Tepat ketika pelaku itu berjarak sangat dekat dengan Minato dan Kushina, Minato langsung menjegalnya dengan kencang dan membuatnya jatuh lalu memukul belakang kepalanya hingga ia tak sadarkan diri. Kushina tentu saja terkejut dengan apa yang barusaja terjadi.

Minato buru-buru mengambil pistol dari tangan perampok itu.

Perampok satu lagi yang menyadari kekacuan itu lantas melepas tembakan ke arah Minato dan Kushina. Reflek Minato sangat cepat dan ia berhasil menarik Kushina untuk menghindari peluru itu. Keduanya berhasil menghindar.

Minato pun menyembunyikan pistol itu segera sebelum pelaku yang lain mengetahuinya.

Tanpa disangka, pelaku satunya menembak kaki rekannya yang pingsan itu lalu berjalan mendekat dan mengambil tas berisi uang. Mengetahui pelaku itu terlihat ingin segera pergi dari bank, Minato lantas menodongkan pistolnya.

"Jangan bergerak," desis Minato dengan nada dingin seraya membidik belakang kepala pelaku itu. Bukannyaa berhenti dan mengangkat tangan, pelaku itu justru menodongkan pistolnya pula dengan pongah.

Perampok itu seperti sudah terbiasa menggunakan pistol, terlihat dari caranya memegang dan menodongkan tanpa gemetaran. Ia sangat tenang.

Kushina sedikit khawatir namun ia menganggap bahwa Minato juga sama lihainya menggunakan pistol. Tangan Minato yang terbebas menunjuk perampok yang terluka itu dan Kushina bisa menangkap maksud Minato.

Ia menyuruhnya menolong perampok yang terluka. Dan sebelum Minato menodongkan pistolnya tadi, ia sudah memberitahu Kushina kalau rekannya akan segera datang.

Minato dan perampok itu masih berdiam di posisi yang sama dan tak ada yang menembak. Sementara para nasabah yang lain dirundung ketakutan karena perampok yang satu ini sangat kejam dilihat dari caranya menembak rekannya sendiri bahkan tanpa terkejut sekalipun.

Kushina melihat kondisi perampok yang terluka itu dan segera menghentikan pendarahannya dengan mengikat kencang daerah yang terluka. Setelah itu, lagi-lagi terbesit sesuatu yang gila di kepalanya karena ia tak ingin situasi terus tegang seperti ini.

Lantas ia pun mendekat dengan pelan dan dengan cepat ia bergerak melakukan hal yang membuat semua orang terkejut dengan apa yang dilakukan Kushina.

Wanita bersurai merah itu tiba-tiba saja dengan gerakan mengejutkan menendang selangkangan pelaku yang menodongkan pistol itu dengan sangat keras.

Semua orang bisa membayangkan betapa sakitnya ketika melihat perampok itu mengerang keras dan kesakitan. Karena hal itu, pelaku menjadi lengah dan Minato dengan cepat membekuknya.

Tak lama kemudian, para polisi datang dan masuk ke dalam bank. Rupanya mereka sudah membekuk salah satu pelaku yang berada di luar yang siap dengan mobil untuk kabur. Kemudian mereka segera membawa dua pelaku lain yang ada di dalam.

"Salah satu dari mereka terluka," ucap Minato pada Fugaku. Pria bersurai gelap itu pun mengangguk. "Tak ada korban lain, kan?"

Minato menggeleng, "Hanya dua orang keamanan yang pingsan."

Lalu pandangannya beralih pada Kushina dan mendekati wanita itu. Sementara Fugaku mengarahkan rekannya untuk melihat kondisi orang-orang yang ada di dalam.

"Kau benar-benar ceroboh ... kau tahu kau bisa saja terluka, Kushina." Minato berujar dengan tatapan khawatir. Ia tahu jika Kushina memang peberani, tapi melakukan hal yang beresiko membahayakan dirinya sendiri itu sulit diterima Minato.

Kushina tertawa kecil, "Aku hanya membantumu, Minato. Terima kasih kau sudah menyelamatkan kami."

Minato menggeleng. "Tidak. Kau yang sudah menyelamatkanku."

RED [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang