BAB XII | STUPIDITY AND COINCIDENCE

59 8 0
                                    


Kushina melongo melihat layar mesin ATM yang menampilkan tulisan yang mencengangkan. Kartu ATMnya terblokir karena ia salah memasukkan pin tiga kali.

"Kenapa bisa begini? Aku memasukkan pin yang benar! Astaga!" ocehnya dengan kesal setelah menyabet kartunya yang keluar dari mulut ATM. Ia tidak merasa salah memasukkan pin. Ia pun memerhatikan kartu debitnya itu dengan seksama.

Kemudian otaknya barusaja menyadari sesuatu.

" ... Astaga Kushina Uzumaki! Kau bodoh sekali!" Kushina merutuki dirinya sendiri setelah melihat nama bank yang tertera di sudut kartunya.

Ia salah memasukkan kartu dan tentu saja salah memasukkan pin. Ia memasukkan pin untuk kartunya yang lain pada kartu yang ia pegang sekarang. Ia tidak menyadarinya karena kedua kartu debitnya itu memiliki warna yang sama namun berbeda bank.

"Bodoh sekali ... bodoh!" ia kembali merutuki kebodohannya untuk kedua kalinya. Sekarang ia tak punya pilihan lain selain mengurusnya ke cabang bank terdekat. Seharusnya ia tidak sebodoh ini dan sekarang ia menyusahkan dirinya sendiri. Kushina pun menghela napas panjang dengan pasrah. Lalu ia melangkahkan kakinya keluar dari ruangan mesin ATM itu dengan lesu. Ia berjalan kembali menuju resepsionis.

"Shizune, aku mau ke bank sebentar. Kartu debitku terblokir," ucapnya dengan lesu. Sekarang waktu masih menunjukkan pukul 12. Setelah makan siang, Kushina bermaksud mengurus kartu debitnya karena tanpa kartu itu ia takkan bisa mengambil uang tunai.

Ia membutuhkan uang tunai dan kartu debitnya untuk memenuhi kebutuhannya. Terlebih rekening dari kartu yang terblokir itu adalah rekening gajinya.

Mau makan apa dia tanpa kartu itu? Kushina benar-benar merutuki kebodohannya sendiri hari ini. Ia akan mengingat-ingat untuk mengganti warna kartu debitnya juga supaya tidak sama dan tidak terjadi hal yang sedemikian bodohnya.

Kushina pun berjalan menuju parkiran mobil. Ia tak punya pilihan lain selain menggunakan mobilnya karena cabang bank terdekat berjarak sekitar tiga kilometer.

*****

Kushina membeli dua potong sandwich di sebuah resto khusus sandwich tak jauh dari bank yang ia tuju. Jam makan siang tentu saja bank juga akan tutup sementara. Ia berniat akan kesana pukul satu siang. Setelah menerima dua sandwich dengan isian telur, daging dan keju itu, Kushina segera masuk ke dalam mobilnya. Ia tak ingin terlihat makan sendirian di dalam sana jadi ia memutuskan untuk memakannya di dalam mobil.

Itu jauh lebih baik. Ditambah lagi dia sangat lapar sampai harus membeli dua potong sandwich. Jika orang lain melihatnya makan dua potong sandwich tebal dengan isian komplit—serta makan sendirian, ia akan dikira wanita aneh.

Kushina pun memutar lagu dari ponselnya dan menikmati sandwich dengan tenang sebagai makan siangnya. Sandwich di tempat itu memang sangat enak dan terkenal. Mikoto yang memberitahunya soal sandwich itu yang membuat Kushina langsung jatuh cinta pada pertama kali ia melihat rupa roti lapis itu.

Jadi ia akan menikmati makan siangnya dengan tenang dan bahagia.

Suasana hati Kushina langsung membaik setelah ia menghabiskan dua potong sandwich dan sebotol soda. Ia segera membuang sampah ke tempat sampah terdekat lalu kembali ke dalam mobilnya untuk melanjutkan ke tempat tujuannya.

.

.

Antrean layanan nasabah cukup ramai. Kushina harus menunggu sekitar 7 nomor lagi untuk dipanggil. Ia berdoa semoga saja tidak ada panggilan mendadak yang membuatnya harus datang lagi di lain hari. Jujur saja ia tak ingin hal itu terjadi.

RED [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang