"Kau baik-baik saja?" sudah kedua kalinya Minato menanyakan hal yang sama pada wanita bersurai merah yang kini tengah duduk di balik kemudi mobilnya. Kushina mengangguk yakin.
"Kau bertanya dua kali dan aku sudah menjawabnya. Satu kali lagi kau bisa dapat piring cantik," gurau Kushina sebari tersenyum. Namun Minato tidak membalas senyuman Kushina.
Jelas sekali Minato khawatir kalau-kalau Kushina kepikiran dengan apa yang barusaja mereka alami—bertemu dengan perampok bengis yang bahkan menembak rekannya sendiri.
"Kau yakin?"
Kushina menghela napas pendek. Ia terlampau hafal bagaimana perilaku Minato Namikaze jika sedang khawatir. Dulu pria itu akan berubah menjadi protektif ketika ia merasa khawatir padanya.
Sekarang Kushina juga bisa melihat hal yang sama. Beberapa hal dari Minato tidak berubah dan itu membuat Kushina bernostalgia dengan memori manisnya dahulu kala.
Tapi kini hubungan mereka berbeda. Namun Minato tetap saja ....
"Seratus persen. Kalau kau berpikir aku takut hanya karena hal itu, aku tak akan jadi dokter bedah yang berurusan dengan darah hampir setiap hari."
Kushina mengakhiri ucapannya dengan cengiran lebar dan telunjuk yang terangkat.
"Benar."
Duh, selalu begini ... Kushina tertawa renyah. "Aku harus segera pergi. Bukankah kau juga harus menyelesaikan pekerjaanmu karena perampokan itu?" lanjut Kushina.
Minato tak berbicara namun hanya menatap Kushina tepat pada mata violetnya.
Dan itu berhasil membuat Kushina harus buru-buru membuang mukanya. Ia tak tahan jika dipandang tepat di matanya oleh Minato. Manik safir cerah itu begitu dalam seakan bisa menenggelamkan Kushina kapanpun ia terlena dengan keindahannya.
Tidak. Kushina tidak ingin tenggelam dalam tatapan dalam Minato.
"Aku pergi dulu, Minato. Terima kasih banyak," ujar Kushina lagi karena Minato tak kunjung membalasnya. Kemudian pria itu pun mengangguk pelan.
"Baiklah. Hati-hati dan jangan mengebut. Telpon aku kalau ada sesuatu."
Kushina tertegun dengan ucapan Minato yang berhasil membawanya ke dalam putaran ingatan masa lalu yang singkat.
Telpon aku kalau ada sesuatu.
Itu adalah hal yang selalu dikatakan Minato jika Kushina barusaja melewati hari yang berat.
"Tenang saja. Aku tidak selemah itu, kok!"
Jika dulu Kushina akan menjawab 'Tentu saja. Aku akan menelpon meskipun tak ada sesuatu'.
Namun sekarang tidak lagi. Kushina tidak akan mengatakan hal itu karena ia tidak lagi bergantung pada Minato.
Mereka sudah berdiri di kaki masing-masing. Lantas Kushina pun menyalakan mesin mobilnya dan menjalankan kendaraannya itu dengan pelan.
*****
Barusaja Kushina mengambil napas sejenak setelah kejadian tidak terduga, kini tepat setelah ia memasuki area resepsionis, Rin langsung menghampirinya karena ada salah satu pasiennya yang kondisinya menurun dan butuh pertolongan cepat.
Tanpa banyak kata ia langsung melesat menuju ruang rawat dan benar saja mereka harus melakukan penanganan serius.
"Siapkan ruang operasinya!" seru Kushina pada Rin yang segera berlari menuju ruang operasi untuk menyiapkan segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RED [SLOW UPDATE]
Фанфик♦MinaKushi fanfiction♦ . Kushina dan Minato adalah sepasang kekasih. Namun suatu hari Minato pergi meninggalkan Kushina tanpa sebab. Sepuluh tahun kemudian Kushina yang telah menjadi dokter yang sukses tidak sengaja bertemu dengan Minato Namikaze la...