BAB XXIII | SHE IS JEALOUS, BUT SHE HATES IT

58 3 0
                                    


Kushina berjalan riang sore itu setelah melihat jadwalnya sekali lagi. Ada beberapa pasiennya yang pulang hari ini dan itu membuatnya senang. Apalagi hal yang bisa membuatnya lebih senang dari melihat pasiennya perlahan membaik dan bahkan bisa kembali ke rumah?

Senyuman pasien yang kembali merekah dan suasana bahagia ketika mereka membaik membuat Kushina semakin ingin bekerja keras.

Ia pun membuka pintu ruangannya dan berhenti sejenak tepat ketika ponselnya berdering. Rin Nohara memanggilnya.

"Ya, Rin? Ada apa?" tanyanya.

"Nee-chan maafkan aku sebelumnya. Aku tadi memesan dua kopi untuk kita tapi belum sempat kuambil karena harus ke ruang gawat darurat. Apa aku bisa minta tolong padamu? Aku sudah membayarnya jangan khawatir! Tapi kalau Nee-chan sedang sibuk tak apa. Aku berniat memberikannya padamu tadi...."

Kushina tertawa, "Akan kuambil. Tenang saja. Akan kubawakan padamu juga nanti. Bekerjalah dengan benar, Rin!"

"I-iya baik! Terima kasih banyak, Nee-chan!"

Kushina menurunkan ponselnya dan tersenyum lagi. Kebetulan sekali ia ingin membeli kopi juga dan ternyata Rin sudah membelikannya. Ah, apalagi yang bisa membuatnya bahagia hari ini? Ia pun berbalik dan menutup pintu lalu berjalan menuju penjual kopi langganan mereka di seberang rumah sakit.

Wanita bersurai merah itu berjalan santai menuju booth berwarna hijau tua dan putih dengan desain minimalis lalu berbicara pada penjualnya.

"Terima kasih," katanya sambil menerima plastic berisi dua cup cappuccino dingin dan sebungkus croissant yang rencananya ingin ia berikan pada Rin yang sudah bekerja keras membantunya seminggu ini.

Tepat sebelum ia menyebrangi zebra cross, ia melihat mobil yang familiar terparkir tak jauh dari booth kopi yang barusaja ia datangi.

"Bukankah itu mobil Minato? Haruskah aku memastikannya?" Kushina pun berjalan mendekat untuk memastikan dan mendapati Minato berada di balik kemudi. Namun hal lain membuat bola mata violet Kushina membulat.

Ada seorang wanita berambut panjang duduk di sampingnya dan Minato mendekatkan tubuhnya pada wanita itu.

Ada rasa panas mendadak menjalari dada Kushina dan sesuatu membuat tenggorokannya tidak nyaman. Kushina mengurungkan niatnya untuk berjalan lebih dekat dan memilih berbalik kembali menuju rumah sakit.

Siapa wanita itu?

*****

"Sudah kubilang jangan mengikutiku," tutur Minato seraya menekan tombol sabuk pengaman penumpang di sisinya lalu membuka kunci pintu. Pria itu jelas-jelas ingin mengusir wanita di sebelahnya.

"Kau mau menghampiri kekasihmu, kan?"

Pintu mobil sudah terbuka. Sekarang hanya tersisa wanita itu untuk melangkah keluar. Minato ingin mengusirnya tanpa pemaksaan. Namun rasanya kepekaan wanita itu berada di bawah normal.

"Bukan urusanmu, Sayaka. Apa melangkahkan kaki terlalu berat? Kurasa jarak dari mobil ke tanah juga tidak jauh."

Sayaka mendengus kesal. Hanya Minato yang memperlakukannya seperti ini. Tidak pernah ada pria yang berani mengusirnya dari mobil seperti ini dan itu melukai harga dirinya.

Sayaka melangkah keluar dengan bersungut-sungut. Sebelum ia melancarkan protes besar, Minato menyela.

"Tutup pintunya."

Singkat dan dingin. Suara pintu mobil yang ditutup kencang berhasil membuat orang-orang yang berjalan di sekitar menoleh kaget. Sayaka memasang wajah kesal bercampur marah namun tidak mengurangi kecantikannya. Dia memang cantik, tapi kelihatannya kepekaannya soal perasaan orang lain perlu dilatih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RED [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang