BAB XXII | SECRET PASSENGER

97 6 5
                                    

Minato tidak terkejut dengan apa yang mereka temukan. Apa yang membuatnya terkejut adalah presensi seorang pria yang sudah lama tidak ia lihat-buronan kesayangan mereka.

Zabuza Momochi ada di sana dengan wajah datar keluar dari kapal lain yang berhenti di dekat kapal yang sudah dibongkar muatannya. Zabuza tidak sepenuhnya menunjukkan wajahnya, ia mengenakan masker berwarna abu-abu. Namun dari sorot matanya, Minato bisa tahu. Begitu pula dengan postur tubuhnya dan diikuti beberapa orang berbadan besar-pengawalnya.

"Aku melihatnya," ucap Minato setelah melihat Zabuza berjalan di papan kayu menuju dermaga dengan arogan.

"Aku akan mendekat ke kapal yang satunya," Sayaka menawarkan diri dengan berani. Lebih tepatnya sedikit gegabah dan berhasil membuat Fugaku bersuara setelahnya.

"Tunggu, Sayaka-" cegah Fugaku namun Sayaka tidak menjawab dan mereka bisa melihat wanita itu berjalan dengan beberapa buruh lepas untuk mendekat ke kapal yang lain. Fugaku menghela nafas panjang. Ia lupa jika Sayaka sedikit sulit diatur.

Minato berdecak agak kesal. Sayaka selalu melakukan hal seenaknya-dia tidak berubah. "Aku akan membantunya." Minato terpaksa beralih sementara Shikaku dan yang lain akan mengurusi benda-benda yang ada di kotak-kotak itu. Mereka dapat banyak barang bukti sekarang.

"Naikkan kotaknya ke truk!" seru salah seorang yang bertanggung jawab untuk benda-benda itu. Fugaku melirik Shikaku. Shikaku pun mulai meringkus para anak buah kapal bersama Chouza. Fugaku menyerang orang yang barusaja menyuruh mereka memindahkan kotak.

"Ada apa ini, hei!" seru mereka terkejut karena tiba-tiba diringkus. Lalu tak lama kemudian bantuan yang sudah disiapkan Fugaku mulai bergerak pula. Mereka mulai membekuk satu per satu anak buah kapal dan membuat orang-orang dari sisi kapal yang lain terkejut.

"Bodoh, bagaimana bisa informasinya bocor?!" umpat Zabuza yang segera berlari menjauh namun Sayaka sudah menghadang mereka.

"Rupanya kau juga, Nona ..." kata Zabuza. Sayaka mulai baku hantam karena pengawal Zabuza bergerak cepat untuk membuat jalan agar tuannya bisa kabur. Tiga pengawal berbadan besar itu menyerang Sayaka sementara dua lainnya pergi bersama Zabuza. Kerusuhan tidak bisa dihindari di dermaga. Para buruh yang tidak tahu apa-apa segera menjauh sementara para polisi itu meringkus mereka yang benar-benar terlibat.

Minato membantu Sayaka yang mulai terpojok karena adu kekuatan dengan tiga pria berbadan besar. Minato menyerang salah satu dari mereka dan berhasil membuatnya mundur.

Sayaka menarik pistol dan menodongkan pada dua pengawal yang lain. Pengawal itu bukannya mundur malah mengeluarkan pistol juga. Mereka bertiga saling mengancam dengan senjata api. Sementara Minato berhasil membuat salah satu dari mereka tersungkur, ia melihat Zabuza mulai menjauh.

Padahal rekannya yang satu ini masih kerepotan dua lawan satu. Mana yang harus ia dahulukan? Zabuza juga targetnya. Ia ingin menghajar pria itu bagaimanapun juga, tapi situasinya tidak bagus.

"Zabuza kabur dengan dua orang ke selatan. Siapapun hadang dia!" ucap Minato pada rekan-rekannya melalui alat komunikasi. Fugaku mengambil alih sementara Minato harus membantu Sayaka.

"Nona, kau harus berhati-hati agar tidak terluka. Atau kau mau pergi bersama kami dan bersenang-senang?" ucap salah satu pria yang menodongkan pistol pada Sayaka dengan senyuman mesum.

"Aku sudah cukup bersenang-senang sekarang." Sayaka menyeringai dan menembak sebuah kaleng di dekatnya dan membuat dua orang itu terkejut lalu Minato menyerang dari belakang, merebut pistolnya dan menodongkan ke pria yang lain. Keadaan langsung berbalik.

Sayaka melihat Minato dengan wajah terkejut. Namun wanita itu sadar mereka dalam posisi yang menguntungkan lalu mulai menembak dan membuat pengawal itu menghindar, bersembunyi di balik kotak kargo.

RED [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang