Chapter 2

123 15 0
                                    

12 November 2038
Jam 19:22

Connor memperlambat larinya ketika sudah sampai di seberang. Connor menoleh ke belakang untuk memastikan android suruhan Amanda itu sudah tidak mengejarnya lagi.
Salju turun mengenai wajah dan tubuh Connor. Connor mendekap tubuhnya dengan kedua tangannya dan sesekali menggosok kedua tangannya agar hangat.

Langit sudah gelap. Sudah malam.

Dari kejauhan terlihat Markus dan North yang sedang berjalan sambil bergandengan tangan.
“Markus...” lirih Connor.
Markus yang berada di kejauhan pun akhirnya melihat Connor.
“Connor? Apa yang dia lakukan disini?”
“Connor?” North menoleh ke Markus bingung tetapi tangannya masih menggandeng tangan Markus.
Connor yang mengetahui Markus dan North telah mengetahui keberadaannya sontak saja ingin berjalan berbalik arah.
Tapi sudah terlambat.
Markus dan North berlari menghampiri Connor.
“Connor?” ucap mereka berdua kompak.
Connor yang tadinya tidak mau melibatkan mereka pun mau tidak mau harus melakukannya.
“Aku kesini bukan untuk apa-apa.” Connor basa basi.
“Mengagumkan, bukan? Bisa menikmati aktivitas apapun tanpa kekangan.” Ucap Markus tenang.
“Jadi ini yang dilakukan mantan The famous Deviant hunter ketika tak sedang bekerja?” kata North sambil tersenyum.
“Aku sedang melarikan diri.” Connor berterus terang.
“Melarikan diri?”
“Ama–”
Connor tersadar. Connor tidak bisa menceritakan tentang Amanda pada Markus dan juga North. Mungkin lebih baik jika mereka tak tahu tentang soal Amanda.
“Cyberlife sedang memburuku. Mereka tak mau melepaskanku setelah apa yang terjadi.”
“Cyberlife?! Aku pikir mereka sudah hancur!” North terkejut.
“Mereka mengirimkan sebuah android untuk membunuhku. Dan untungnya, aku berhasil lolos.” Jelas Connor sambil menunjukkan bagian tulang selangka sebelah kanannya yang terluka terkena peluru.
“Kalau begitu kau butuh tempat yang aman untuk bersembunyi untuk sementara.” Kata Markus.
“Yeah, setidaknya sampai situasi aman.” Kata North.





12 November 2038
Jam 19:30

Hank sedang memeriksa TKP ketika ponselnya bergetar. Hank dengan frustasi merogoh saku jaket kulit coklatnya mengambil ponselnya.
Hank tidak suka jika menerima panggilan telepon ketika fokus kerja.
Hank menjawab panggilan teleponnya sejenak sebelum akhirnya mematikan telepon.
Sh*t, aku sedang memeriksa TKP dan kenapa di rumahku malah ada penembakan? Sepertinya hari ini hari yang sial untukku.” Hank mendengus.



12 November 2038
Jam 19:30

Markus dan North berjalan di depan sementara Connor mengikuti mereka dari belakang.
Tibalah mereka di sebuah gedung bangunan apartemen.
“Para manusia segera meninggalkan tempat ini ketika orang orang kita mendeklarasikan kebebasan. Sekarang tempat ini kosong.” Jelas North sambil memasuki pintu gedung apartemen.


12 November 2038
Jam 19:50

Mobil Hank tiba di depan rumahnya. Hank mematikan mesin mobilnya, membuka pintu mobil lalu segera turun dari mobilnya.
Sumo yang berdiri disamping seorang tetangga langsung menghampiri Hank dengan menggonggong berkali-kali.
“Kau tak apa, Sumo? Dimana Connor?” Hank berjongkok dan memeluk Sumo.
“Aku tidak tahu apa yang terjadi, Hank. Aku sedang menonton televisi saat dengar suara tembakan dari dalam rumahmu.” Kata seorang tetangga.
“Terima kasih sudah beritahu aku, Matthew. Aku hanya sedang sial hari ini.” Hank mendengus lagi.
Mobil polisi pun akhirnya tiba. Beberapa rekan-rekan Hank turun dari dalam mobil.
“Kami akan periksa rumahmu, Hank.”
“Terima kasih, George. Aku mengapresiasi itu.” Ucap Hank.
Warga-warga terlihat penasaran dengan apa yang terjadi. Mereka mulai mengerubungi rumah Hank.
“Tolong jauhi area TKP!” Teriak seorang personil polisi. Sementara satu personil lainnya mulai memasang garis kuning polisi.
Hank memasuki rumah diikuti Sumo.
Sumo berlari ke depan kamar Hank yang pintunya sudah terbuka.
Hank memasuki kamarnya sendiri untuk memeriksa. Terlihat lemari bajunya juga dalam keadaan pintunya terbuka.
“Connor...” lirih Hank.
Hank menemukan sesuatu.
Kaca jendela kamarnya pecah.
Sumo terlihat menggesekkan kepalanya ke tangan Hank dengan muka terlihat sedih.
“Jangan khawatir, Sumo. Aku yakin Connor pasti baik-baik saja.”


ChaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang