⋆┈┈⊰✩⊱┈┈⋆ㅤㅤKetiga pemuda ini hendak menghampiri seorang pria yang tinggal dikamar 701 lantai 7 selaku penanggung jawab Apartemen Apatu Tanji. Mereka keluar pintu lift kemudian membelokkan langkah ke arah kiri untuk menuju lorong kamar apartemen pria tersebut.
"Kenapa kemari?" tanya Jemian.
"Aku ingin berbicara dengan penanggung jawab apartemen ini, jika tidak melakukan tindakan atas seizinnya, orang-orang dengan cepat terinfeksi."
ㅤㅤJemian mulai mengerti, langkahnya mengikuti langkah Jericho dan Hans. Salah satu dari mereka, yaitu Jericho, dia lekas memencet bel berkali-kali namun tidak segera mendapatkan jawaban, mengetuk pintu pun sama halnya. Sampai pintu itu terbuka dan menampakkan seorang wanita dengan tampang yang susah ditebak.
"Selamat siang, kami ingin menemui pengacara Kim untuk berbicara soal karantina apartemen. Apa dia ada dirumah?"
ㅤㅤPertanyaan yang diucapkan Hans hanya diangguki oleh wanita itu sebagai respon, kemungkinan seseorang dihadapannya ini adalah istri dari pengacara Kim.
ㅤㅤMereka bertiga sempat melempar pandangan satu sama lain sebelum diizinkan masuk oleh wanita tersebut kedalam kamar apartemen mereka yang bersifat pribadi.
ㅤㅤHans, pemuda yang masuk paling akhir menjadi oknum penutup pintu. Sebenarnya ada sebuah kejanggalan yang sempat Hans rasakan sebelum memasuki kamar apartemen bersama yang lain. Dan sekarang, pemuda itu hanya berdiri didepan pintu lalu menatap kedua temannya yang tengah mengedarkan pandangan ke sekeliling isi dari kamar aartemen milik pengacara Kim Youngdae.
"Suamimu sedang bekerja?"
ㅤㅤJericho dan Jemian mendapatkam gelengan pelan kemudian mengikuti arah tunjuk dari wanita itu yang menunjuk ke sebuah kamar dipojok ruangan. Jemian mengikuti langkah sahabatnya yang mulai beranjak dari tempat berdirinya menuju kamar yang dimaksud.
"Jericho, kau tidak merasa aneh?" tanya Jemian berbisik dari belakang.
"Kau jangan terlalu dekat denganku. Aku akan masuk terlebih dulu." balas Jericho yang menoleh kebelakang, menatap antara Jemian serta istri pengacara yang hanya berdiri diam tanpa bicara.
ㅤㅤPintu coklat dari kamar itu diketuk beberapa kali, daun pintu yang dibuka perlahan lantas didorong sampai menghantam dinding dalam. Langkah Jericho mulai mendekat, keningnya berkerut sebagai respon atas kekosongan kamar yang telah disapu oleh pandangan itu secara keseluruhan isi ruangan. Hasilnya nihil, Jericho tidak mendapati keberadaan pengacara Kim disana.
ㅤㅤDiwaktu yang bersamaan saat Jericho hendak mengetuk pintu kamar, seorang pria keluar dari dalam kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari pintu keluar apartemen. Darah yang menetes ke lantai serta gerak-gerik yang terlihat patah-patah, pria tersebut berjalan tertatih menuju seorang pemuda yang berdiri memperhatikan sahabatnya dari belakang.
"Jemian!"
DOR!!
Brugh!
"Jangan bergerak!"
ㅤㅤSeruan Jericho menginterupsi Jemian yang ambruk kelantai dengan sebuah tubuh menimpanya dari atas. Pemuda itu tidak bisa berbuat apa-apa selain mengepalkan tangan kanannya, berusaha mengatupkan mulut saat darah kental itu mengalir dari mulut Kim Youngdae dan jatuh ke area wajahnya.
ㅤㅤSeharusnya Jemian tidak berbalik karena panggilan dengan nada teriakan dari Hans, alhasil dia ambruk tertimpa pengacara Kim yang hendak menyerangnya dari arah belakang tetapi telah tertembak duluan oleh Hans.
"Headshot."
ㅤㅤJericho dengan cepat beranjak dari tempatnya untuk menyingkirkan pengacara Kim dari atas tubuh Jemian. Dia dengan sigap memborgol kedua tangan itu dan membantu sahabatnya untuk berdiri. Tangan kanannya tergerak untuk membersihkan darah kental dari wajah Jemian lalu menyuruhnya untuk membersihkan itu segera.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝟏 : OUTBREAKS ☑️
Short StoryCOMPLETED. Original Title : Outbreaks (Wabah) Full Part : 20 Start : December 28th, 2021 Final : March 18th, 2022 Writing on Indonesian ㅤㅤPerjalanan kehidupan yang ditempuh tidak bisa diperkirakan untuk baik-baik saja kedepannya. Terlepas dari ia y...