⋆┈┈⊰✩⊱┈┈⋆"Dengan saya Letnan Kolonel Mark Lee, jika gelombang tersambung segera menanggapi dan melakukan panggilan ulang. Intruksi." tutur Mark setelah menekan tombol PPT pada radio HT.
"Monitor."
ㅤㅤMark mengernyitkan keningnya kala mendengar sahutan dari radio HT. Suara yang terdengar lumayan asing, bukan ayahnya maupun anggota militer yang dia kenal baik. Radio HT itu memang benda yang cukup lama ditinggalkan didalam mobilnya, dan kemungkinan laki-laki itu sudah melupakan gelombang frekuenzi mana dan siapa saja yang tersambung.
"Ada yang menanggapi?" tanya Hans terkejut serta mengundang perhatian dua orang lainnya.
"Ya, ini berfungsi." sahut Mark.
"Letnan Kolonel! Apa kau masih disana?"
ㅤㅤSaat itu juga senyuman lebar dapat terukir jelas dibibir tipis Mark. Laki-laki itu langsung menghadap belakang bersama radio HT yang untungnya masih tersambung. Hans, Edward dan Jemian saling pandang dan mulai menyimak.
"Kolonel Ahn?"
"Benar, pak!"
"Saya masih berada dilokasi bersama penyintas yang lain. Bagaimana keputusan peledakan yang dipercepat itu?"
"Keputusan keluar pagi ini. Jenderal Besar memutuskan untuk mempercepat peledakan kota Daegu pada esok hari, karena mengurangi populasi kematian. Lebih baik dan secepatnya segera meninggalkan kota Daegu."
Mark terdiam sejenak, dia mengangkat pandangan untuk melihat seseorang yang masih senantiasa terkapar dilantai mobil, "Informasi diterima."
"Tetapi, pak! Anda sepertinya akan mendapat sebuah resiko jika selamat."
"Saya tau hal itu. Sesegera mungkin saya akan meninggalkan kota."
"Baik."
Pip─
"Dia akan bangun sebentar lagi." kata Mark Lee sebelum menghadap depan.
ㅤㅤHans yang memperhatikan hanya mengangguki. Dia termenung, menatap perjuangan Jericho sampai rekannya itu terborgol, bahkan untuk pertama kalinya. Hans memang selalu berfikir, kenapa dirinya tidak seburuk Jericho serta faktanya dia yang tergigit duluan daripada Jericho sendiri dan lebih parah.
"Mark, aku ingin bicara." ujar Hans setelah berfikir lama.
Laki-laki yang tengah duduk didepan yang sedang memikirkan sesuatu juga, "Katakan." timpalnya.
"Sebenarnya aku tergigit. Lebih dulu dan lebih parah dari dia."
ㅤㅤSuasana menjadi hening atas pernyataan satu kalimat yang dilontarkan Hans dengan satu tarikan nafas. Edward langsung menegapkan lehernya dan menatap orang yang duduk didepan sedang menatap arah bawah, Jemian juga sama halnya. Sedangkan Mark Lee masih terdiam, berniat untuk mendengarkan pernyataan itu sampai selesai.
"1 atau 2 hari sebelumnya, aku melihat tanda-tanda darinya setelah tergigit di tangan kanan yang sama. Tetapi aku tidak melakukan pencegahan apapun, tidak meminum air dan menolak makan. Kenapa aku tidak seperti dirinya? Aku nampak seperti manusia biasa pada umumnya, bahkan tidak merasakan nyeri dan rasa sakit. Ada apa denganku?"
ㅤㅤMendengar hal itu Mark langsung menoleh kebelakang dan merubah posisi duduk. Dia melihat Hans yang sedang menatapnya juga, pernyataan itu ada tanpa dibuat-buat.
"Hans pernah mengatakan bahwa kau memiliki penawarnya. Maka dari itu kami memutuskan untuk pergi ke Distrik ini." celetuk Jemian.
"Kau kuat karena antibodimu." jawab singkat Mark yang sudah tau akan solusi dari pertanyaan yang dilontarkan Hans.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝟏 : OUTBREAKS ☑️
Historia CortaCOMPLETED. Original Title : Outbreaks (Wabah) Full Part : 20 Start : December 28th, 2021 Final : March 18th, 2022 Writing on Indonesian ㅤㅤPerjalanan kehidupan yang ditempuh tidak bisa diperkirakan untuk baik-baik saja kedepannya. Terlepas dari ia y...